Suatu hari pada perjumpaan dengan
kawan lama yang tak terduga sebelumnya, terjadi pada waktu sales call di satu perusahaan. Kami berbincang singkat menanyakan
kabar terkini. Saling bertukar kartu nama dan akhirnya percakapan dilanjutkan
melalui pesan text. Tak pernah terbersit bahwa itulah awal the first journey bagi
penulis berkeliling dari satu kota ke kota lain di luar pulau Jawa.
Kawan ini memilih melanglang
buana sambil bekerja dari satu hotel ke hotel lain di luar kota dan luar pulau.
Ia tampak bangga dan menikmati petualangannya. Tak pernah merasa jauh dengan kerabatnya yang
berada di Jakarta.
Awal perjumpaan dengan kawan itu
mengubah segala pandangan saya mengenai apa yang disebut bekerja yang
sebelumnya terasa hanya menabung kebosanan. Pilihan dunia kerja terasa sempit. Namun
siapa dapat menahan jalan Sang Kuasa. Seringkali kita memaksakan keinginan diri
sendiri yang belum tentu baik.
Hubungan pertemanan yang baik
akan menentukan nasib dan peruntungan karir anda di masa mendatang. Kawan kerap
kali menjadi sumber referennsi, rekomendasi, advisor, motivator anda, dan
pemberi surat testimonial yang bersahaja.
Pada saat ini kota-kota seperti
Bali, Balikpapan, Medan, Makasar dan kota-kota besar di pulau Jawa yaitu
Surabaya, Bandung selain Jakarta menduduki rating favorit yang cukup tinggi
untuk peminat kerja di kalangan hotelier. Kota-kota tersebut menjadi incaran
para General Manager (Hotel Manager) dan Department head: Director of Sales
& Marketing (DOSM), Food & Beverage Manager (FBM, Executive Housekeeper
(EHK), Director of Finance (DOF), dll
Setelah mengantongi surat referensi dari beberapa hotel, terdapat beberapa alasan mengapa saya mampu bertahan berpindah-pindah kerja bahkan ke luar pulau Jawa. Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Bekerja di luar kota atau luar pulau memiliki kesenangan tersendiri. Mari kita tengok beberapa keuntungan bagi hotelier yang bekerja disana juga gemar berkelana.
1. Memahami adat dan budaya lokal
"Lain lubuk lain
ikannya", satu kota dengan kota lain pasti berbeda baik secara
ekonomi dan budaya. Secara ekonomi di Balikpapan masyarakatnya memiliki buying
power yang lebih tinggi daripada Pontianak. Sehingga harga-harga di
kota itu lebih tinggi di atas rata-rata dibandingkan barang-barang sejenis di
kota Pontianak. 'Living cost' di Balikpapan lebih tinggi daripada kota-kota
lain di Kalimantan bahkan mungkin lebih tinggi dari Jakarta.
Kata seorang pakar bahwa persiapan yang baik sudah memegang sukses 90%. Sebelum keberangkatan harus selalu mempelajari budaya daerah itu agar memahami secara lengkap adat dan budaya serta 'buying power masyarakat setempat. Hal ini amat penting agar sales leader mampu menjual produk hotel sebagai bahan marketing strategy.
Yang wajib adalah kita harus
memiliki gambaran tentang adat dan budaya di masyarakat kota itu secara
keseluruhan, baik secara historical, berapa jumlah populasi, mayoritas mata
pencaharian, jenis transportasi umum dan kebiasaan yang dilakukan masyarakat
lokal.
Mempelajari ragam budaya di
Indonesia sangat mengasyikan. Saya asyik menonton festival Gawai Dayak di kota
Pontianak dan pertunjukan ‘Barongsai naga atau Lion dance yang panjangnya dari 2 meter
hingga 150 meter. Barongsai naga memang dipertunjukan hampir setiap kota tetapi
menonton pertunjukan barongsai naga sepanjang 150 meter baru pertama kali itu That’s
amazing!
Dari segi Bahasa, lambat laun kitapun terbiasa mendengar dan
bercakap dengan bahasa daerah setempat. Tak pandai, tapi paling tidak saya
paham ; mauliate, bujur, hatur nuhun,
matur nuwun, makaseh
2. Mengembangkan pengetahuan industri hotel yang dinamis
Begitu pula perbedaan budaya
mengakibatkan suasana di hotel terasa sengatnya. Ornament hotel, decoration,
architect disesuaikan dengan adat istiadat setempat. Yang menyolok seperti di
hotel MBahalap Palangka Raya, ornament artistic dari adat Dayak tampak di
lobby, restaurant dan sudut-sudut ruangan. Hotel berbintang 5 ini memang
memiliki konsep terapan adat dayak yang unik di Kalimantan tengah.
Mempelajari hotel satu dengan
lainnya, kemudian membandingkan dan mengenali standar hotel secara general adalah
memberikan pelajaran anyar mengenai hotel bagi saya sejak 5 tahun lalu. Sales
strategy untuk hotel Rich Palace Surabaya yang
residential hotel menyamai hotel GH Universal Bandung. Market
segmentationnya-pun agak mirip. Yang menonjol adalah GH Universal lebih disukai
oleh week-ender sementara Rich Palace Hotel Surabaya, yang sekarang berganti
brand menjadi Golden Tulip Legacy, lebih disukai oleh pebisnis.
Luwesnya kepemimpinan juga
dipengaruhi figur seorang General Manager (hotel manager). Dalam hal ini biasanya
manager expat/bule terasa lebih kaku karena kurang paham budaya lokal. Contohnya
pada saat owner menyarankan agar dibuatkan menu nasi rawon dalam daftar
menu, malah menu western yang tersedia. Tampak bertolak belakang dengan impian
owner yang ingin restorannya padat oleh pengunjung. Kejadian semacam ini kerap kali
terjadi di hotel-hotel. Anda tak perlu membaca buku untuk hal seperti ini, namun
yang dibutuhkan adalah jam terbang.
3. Menghemat
pengeluaran
Kota tertentu memiliki cost
of living bertingkat rendah, menengah dan tinggi. Makan siang anda
cukup dengan membayar IDR 25.000 dengan menu ikan goreng, lalaban, nasi, teh
manis di Pontianak akan tetapi anda akan mengeluarkan minimum IDR 50.000 untuk
menu sejenis itu di Balikpapan, dengan catatan hanya di restoran sedang, bukan
di mall atau restaurant mahal.
Untuk tempat kost di Balikpapan
(Kaltim) dan Medan (Sumut) sekelas hotel bintang 3, ukuran 32 m2 cukup membayar
IDR 2,5 juta. Ketika saya berada di Pontianak, Golden Tulip Hotel menyediakan
mess/motel untuk karyawan department head yaitu kamar sekelas hotel bintang 2, seluas
16 m2, hot water, AC, spring bed. Not
bad. Cukup hemat. Kita hanya perlu mempersiapkan diri bekerja sebaik
mungkin dan urusan tempat tinggal sudah terjamin.
Apabila tak ada mess, maka ongkos
untuk tempat tinggal akan diberikan uang pengganti sebesar biaya kost. Umumnya
pemilik hotel berkelas bintang 4 dan 5 melengkapi kamar di mess atau motel
untuk pegawai sekelas department heads yang datang dari luar kota atau luar
pulau.
4. Bergaji lebih tinggi beserta tunjangan dan bonus
Untuk yang satu ini, bergantung
kesepakatan antara calon pekerja dengan management. Adapun tawar menawar sudah
lumrah dilakukan. Jika anda setuju dengan standard hotel, akan lebih cepat untuk
proses konfirmasi. GM biasanya memberikan masukan kepada owner terhadap calon
pekerja dan menanyakan track record pada hotel-hotel yang
telah mempekerjakannya.
Seluruh proses memerlukan kepastian
dari seorang calon pekerja, apakah ia mempunyai history penyakit kronis?,
bagaimana dengan keluarganya? Dan alasan ia bekerja di kota itu. Owner dan GM
tak mau membeli ‘kucing dalam karung,
ia harus memutuskan dan memilih yang terbaik.
Untuk itu proses seleksi yang
ketat juga testimonial letters diperlukan guna pengecekan kebenaran pelamar.
Bila seluruh proses telah dilalui tibalah anda tawar menawar dengan management.
Umumnya dengan perpindahan ini, gaji, tunjangan dan extra bonus yang ditawarkan
biasanya lebih tinggi dibandingkan tempat kerja sebelumnya namun tergantung
deal dengan Management. Salah satu alasannya yaitu hotel-hotel di luar pulau
memerlukan pekerja yang lebih berpengalaman sehingga dapat menciptakan strategy
baru di hotel tersebut agar lebih berkembang.
5. Kesempatan ‘sales trip ke luar kota dan luar negri
Ketika bergabung dengan Swiss-Belhotel
Balikpapan, secara teratur mengadakan trip ke Samarinda sekitar 3 jam dari Balikpapan. Penajam, dan Bontang yang
jaraknya 6 – 7 jam dengan berkendara. Melihat
kiri kanan, pepohonan nan rindang. Amboi senangnya!
Di Medan sempat pula kami
mengadakan sales trip ke Kuala Simpang
3 – 4 jam , Kisaran, Tanjung Balai sekitar 4 - 5 jam dari kota Medan. Daerah
yang belum pernah saya kunjungi. Di Rich Palace hotel Surabaya sales trip ke
area-area industry lalu singgah ke Pulau
Madura melewati jembatan Suramadu.
Itulah sales trip, mengunjungi
daerah baru, melihat wajah-wajah baru. I enjoy it!
6. Menjelajah wisata kuliner
Wisata kuliner, ini lebih asyik!
Biasanya satu bulan pertama
dipadati kuliner di akhir pekan. Tiba musim seleksi restoran, kedai,
traditional food.
Di setiap kota, kuliner memang selalu
ada saja favorite place. Pasti
terdapat tempat di sudut kota untuk pecinta kuliner. Bila kita pernah
mengunjungi Surabaya dan Bandung, dua kota inilah mewakili makanan jawa dan
sunda yang pasti disukai pendatang dari tanah jawa. Bila berbulan-bulan rindu
akan masakan khas jawa pasti akan ditemukan menu-menu favorit. bila anda
berkeliling kota Medan, Pontianak (Kalbar), Balikpapan, Palangkaraya (Kalteng),
makanan khas jawa/sunda akan mudah ditemui. Hanya terkadang berasa tak pas di
lidah wong jowo asli.
Orang-orang Jawa , Sunda banyak
yang menetap di luar pulau untuk bekerja dan membuka restoran kedai atau warung
makanan. Tak sedikit mereka yang berhasil dalam bisnis ini dan menyerap banyak
tenaga kerja setempat. Kebiasan hang-out dan menikmati kuliner di kota manapun,
The
first always excited.
7. Plesiran di akhir pekan
Mengambil kesempatan berwisata
kemanapun, dari tempat terdekat hingga berjam-jam dengan berkendara pada waktu
week-end tiba, Jalan-jalan dari Medan ke
Brastagi melalui panorama nan indah dan sejuk, ke Danau Toba.
Dari kota Pontianak – Kalimantan
Barat menuju Singkawang, 2 jam berkendara. Focusnya kuliner saja.
Dari Palangkaraya sempat pula
menuju Kuala Pembuang (Seruyan Hilir), melewati Sampit (Ibu kota Kab
Kotawaringin) sekitar 6 jam berkendara, Pemandangan cantik kiri kanan jalan dan
jalan-jalan itu sudah baik, rapih. Just sight seeing.
Sejenak melepaskan kepenatan akhir pekan juga
sempatkan ke Penang - Malaysia. Kuliner dan area wisata yang tak kalah menarik,
World food Museum. Kuching yang dapat
dicapai dari Pontianak, melalui jalan darat. That's cool!
8. Kontrak kerja yang luwes
Lama contract untuk jabatan Sales
leader biasanya 1 tahun untuk sekali penandatanganan kontrak kerja.. Dapat
diperpanjang jika kedua belah pihak merasa puas dan menginginkannya kembali,
tetapi dua tahun adalah cukup waktu untuk mempelajari dan explore kecakapan.
Kemudian kita dapat melanjutkan perjalanan karir setelah break sejenak. Tentu
saja melalui ‘appraisal yang ketat sebagai tolok ukur.
Proses dan perjalanan karir itu
Ibarat air mengalir, terus akan mengalir jika tiada sumbatan. Begitupun
perjalanan karir manusia berada di tangan Sang Kuasa, Dia yang telah menuliskan
rencana terhadap langkah setiap orang. Tak perlu berambisi dan memaksakan
kehendak untuk bekerja di satu tempat tertentu. Yang menyenangkan untuk diri
sendiri belum tentu yang terbaik.
Semakin sering mengunjungi
daerah-daerah baru secara tak langsung menimbulkan kecintaan terhadap negri
ini.
Betapa luas pulau-pulau itu.
Tentu ada pula pedihnya, pelosok tanpa mall, mati listrik yang terus menerus,
air mandi yang berbau tak sedap. Namun kegembiraan adalah bayarannya.
Kiranya terjawablah sudah mengapa
kami menikmati petualangan ini.
Sub sole nihil perfectum. Dibawah
matahari tiada yang sempurna.
Comments