Pagi tadi ku sempatkan menelpon anak-ku di Sao Paulo ~ Brazil, Demikian wabah telah melanda bumi ini. Satu persatu ku contact kawan-kawan via W/A di Malaysia, Singapore, England, dsb. Heboh wabah ini menyeruak seantero negri, tanya sana-sini; kerabat, kawan dan keluarganya. Berita buruk kuterima, ayah mertua anakku di Brazil alias sang besan, Andressa's father meninggalkan dunia ini sekejap setelah sesak nafas. Kematian menghampiri dan tak tahu kapan ajal menjemput. Our deep condolence.!
Jakarta mulai panik, awalnya 2 orang terdampak, hingga kini rata-rata kasus baru mencapai 2000 orang.
Lagi-lagi ku panjatkan syukur, karena Dia lah yang mendaratkanku kembali di kota Jakarta ini.
Wabah covid19 telah membuat berat badan bertambah, makan pagi, siang, malam harus tersedia dan tepat waktu. Berbenah menjaga imun tubuh tidak menurun. AC stand by 24 jam, Jakarta, ya panas. bottom 29 derajat celcius. maximum 34 derajat, kadang-kadang 35. Duh! Terpaksalah jika tak mau ngoprot.
90 hari kami sudah jalani #dirumahaja. Kegiatan baru yaitu berolahraga setiap pagi dan menulis, ya menulis artikel alias blogging. Asyik juga lama kelamaan! Tampak sederhana tapi memang harus putar otak agar tulisan berbobot di mata pembaca. Mula-mula masih mencari gaya dan irama sendiri. Ku baca-baca buku-buku tulisan menarik. Bahasa Indonesia, cukup memakan waktu bersiap memakai gaya bahasa sendiri. Ku tak ambil pusing kali ini, namanya belajar akan menjadi pelajaran. Toh lama kelamaan lancar.
Hari-hari diisi dengan renungan sebelum ke tempat peraduan. Hidup ini tergantung pada hukum sebab akibat, maka kita harus membuat sebanyak-banyaknya akibat positive. Banyak orang yang mengaku saleh dalam agama, tetapi jarang hidupya ingat kepada Tuhan, serba tenang tindakannya, menyenangkan orang lain, tidak mengejar kesenangan sendiri.
Tanpa ijin Tuhan tak ada sesuatu yang jadi : Tak ada orang kaya, tak ada orang yang bisa sembuh dari sakitnya, tak ada orang bisa menduduki jabatan tinggi. Kekayaan terbesar dan paling pasti ialah mensyukuri apa yang kita miliki. Hidup dan panorama adalah harta-waris demikian juga bintang-bintang, bunga-bunga, laut dan udara, burung-burung dan pohon-pohon. Harapan kita hanya kepada Tuhan. Spes mea in Deo.
Orang-orang kaya yang menikmati pekerjaanya, Rizal - GM, Chef Budiman - Cambridge Hotel Medan/*dokpri
Berita hangat dua hari lalu diumumkan oleh sang Gubernur Jakarta baha PSBB (Pembatasan Skala Bersosial Besar) akan diberlakukan kembali esok, Senin 14 September 2020. Tumbangnya satu persatu pesakitan virus ini merebak sehingga diperkirakan bila tak diputuskan mata rantai penyebar akan menyebabkan fully booked nya seluruh rumah-sakit di Jakarta. Mengenaskan!
Kasihan sang gubernur. Selalu penuh cemoohan, apa yang dikerjakan selalu saja mengundang antipati. Apakah ada manusia sempurna di bumi ini? Bila kita di posisinya, selesaikah segala urusan? belum tentu juga!. Duh kenapa manusia sering mencela orang lain ya?
Keluhan disebabkan ekonomi yang merapuh, tetapi si corona bagaimana? Bagai buah simalakama, tak dimakan kita lapar, dimakan kita kita mati.
Agar persoalan yang berat ini teratasi, mari kita tengok beberapa kiat agar para pemimpin-pemimpin bangsa ini dan kita bisa lari dari persoalan terutama di masa pandemic.
- Yakinlah bahwa setiap persoalan ada pemecahannya. Quote yang sudah usang: There is a will, there is a way
- Tetap tenang, kegugupan merintangi jalan pikiran yang terang dan bebas. Otak anda tak bisa bekerja efisien jika anda tegang. Silent is gold.
- Jangan memaksakan suatu pendirian. Jiwa anda tetaplah tenang hingga penyelesaian yang jelas datang sendiri
- Himpunlah segala bahan tanpa berat sebelah dan adil
- Tulislah bahan-bahan itu di atas kertas. Pikiran anda memberikan pandangan pelbagai unsur, Setelah itu akan muncul buah pikiran di depan mata kita. Dengan demikian anda berlaku objectif dalam persoalan anda dan tidak subjective.
- Berdoalah untuk masalah anda agar anda mendapat ilmu dari Tuhan
- Setialah kepada hati nurani dan intuisi anda
Fiat voluntas tua. Terjadilah kehendakMu!. Siapa yang dapat menghindari keadaan buruk ini? Yang terjadi, terjadilah. Toh ini sudah kehendakNya. Saatnya menyingkirkan kotoran sampah di pikiran dan ruang hati manusia. sekalipun virus merasuki, namun jiwa tetap kuat, mungkin Sang Pencipta memberikan ujian bagi umat manusia.
Cinta menjadi sumber hidup alam semesta. Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk sampai kepada semesta antara lain; menguasai diri sendiri (zelfbheerzen), membuang egoisme, belajar berkorban demi kasih sayang, membuat dunia lebih baik daripada kemarin
Kita patut bersyukur sebab hari-hari ini memberikan pelajaran apa arti bersabar, berserah diri, menghindari amarah dan dengki untuk mengerti arti sesungguhnya 'berdiam diri dan berlutut di-bawah kakiNya.
Berterimakasihlah kepada Dia yang masih memberikan nafas hidup hingga saat ini
Amen
Comments