Dibawah ini pesan dari Ki Hadjar
Dewantoro: eneng, meneng,
diam, berarti bersatu dengan Sang Hyang Sukma. Dengan keheningan ini lalu
dicapai eneng, hati yang hening, jernih, menjadikan orang tidak mudah
terjerumus didalam hidup.
Enung dumunung, mapan, karena keheningan berlipat menjadi
enung, tidak tergoyahkan. Dan akhirnya enang atau menang, artinya sukses.
Tenang di sudut sunyi. In omnibus requim quaesivi et nusquam
inveni, nisi in angello cum libello (Thomas Aquino). Di seluruh
tempat yang kudatangi, tiada yang lebih nyaman daripada disuatu sudut bersama buku.
Merupakan suatu dilema bagi kita,
apakah harus ikut kegilaan dunia atau tinggal disudut sunyi. Ada sekelompok
orang, bersemboyan solus cum solo deo.
Berdiam dibawah kaki Tuhan.
Dalam kesunyian dapat menjadi
jalan hidup penuh kepuasaan, kehangatan dan kegembiraan. Masa kesepian yang
tidak disukai banyak orang, mengajarkan kita agar bisa hidup sendirian,
bertawakal dan penuh berkat.
Disuatu negri, Malaysia hampir
seluruh kota-kota kedapatan tenang, sunyi. Terkecuali kota metropolitan Kuala
Lumpur, walau kota sesibuk apapun nyaris tidak terdengar bunyi-bunyian klakson
mobil, motor.
Demikian pula Singapore, Negri
jiran yang tenang, aman, tentram. Semua penduduk nyaman tinggal disana, dalam
hal keheningan.
Hidup ini bagaikan musim. Bila
musim dingin, sunyi terbentang dihadapan kita, itulah waktunya memperbaiki jiwa
kita dengan rahasia kegembiraan dari keheningan.
Kesepian meningkatkan memori dan
keingintahuan. Dari memori tajam akan muncul pengertian.
Comments