Tikus dan Kutu di Hotel

 

Hewan pengerat tinggal di tempat yang jorok (image by freepik.com)

Anda pernah bertemu tikus di lobi hotel? Ke sana kemari, berlari sambil berdendang riang. Jalannya geboy karena si tikus overweight. Mungkin senang tinggal di hotel, makannya enak-enak. Aw!

Sepanjang perjalanan karirku, saya berjumpa dengannya 2 kali. Tiada hubungan keluarga sepertinya sebab warna kulit dan ukuran badannya berbeda.

Memangnya ada tikus di hotel?

Hewan pengerat ini banyak ditemui di tempat-tempat jorok.

Suatu hari, akan menjadi bencana bagi hotel apabila tidak ditangani dengan benar oleh Manajemen.

Hotel baru, hotel lawas akan menjadi tempat kesukaan hewan pengerat dan insecta itu. Jika dibiarkan kamar tak lagi nyaman untuk dihuni.

Sungguh ini hal penting yang perlu ditangani secara serius.

Kutu busuk, kecoa, tikus, akan didapati dimana-mana, di kamar, rumah, rumah sakit, mal, bioskop, hotel. Kita kadang tak paham dari mana si kutu muncul.

Kondisi kamar yang kotor menjadi rumah pelarian tikus-tikus, kecoa, kutu busuk. Di kamar hotel, insecta yang tak kasat mata ini bisa menyebar dari koper ke tempat tidur, karpet, sofa, gorden.

Ada beberapa cara pencegahannya. Hotelier wajib melakukan agenda pembersihan secara berkala.

Mari kita perhatikan 6 poin berikut sebagai pencegahan menyebarnya si hewan pengerat dan insekta di hotel.

1. Ekstra kebersihan bagi hotel yang bersebelahan dengan mal.

Restoran-restoran di mal, meninggalkan sisa makanan pada malam hari, menabung sampah hingga keesokan harinya karena mungkin dikejar waktu karena buru-buru pulang cepat.

Tengok saja para tenan di mal. Apa petugas mal memeriksa seluruh tenan usai tutup? Siapa dapat menjamin seluruh dapur resto bersih?

Bila pemilik, penyewa acuh tak acuh, dalam beberapa jam saja, tikus, kecoa, kalajengking, laba-laba, tungau, berdatangan.

Dapur kotor di mal, timbunan sampah di tong yang tidak dibuang segera menimbulkan bau tak sedap.

Jadi, selain kebersihan hotel dijaga, pihak mal mesti kompak bersama penyewa menjaga kebersihan guna kepentingan bersama.

Umumnya hotel yang bersebelahan dengan mal atau istilah yang dikenal conjunction hotel, ditangani pemilik yang sama sehingga kedua pihak mudah berkordinasi, menjaga kebersihan secara gotong royong.

2. Pembersihan kamar secara total dan menyeluruh.

Satu kamar di hotel, dibiarkan kosong selama satu hari penuh setiap bulannya. Dengan agenda pembersihan sehari penuh.

Kaca-kaca di area balkon dibuka, pintu kamar dibuka, sudut-sudut kamar divacum. Atap kamar, lemari baju, lubang AC, harus bersih.

Setiap sudut tempat tidur divakum, lipatan, di bawah kolong. Tempat tidur mesti ekstra perhatian

Biarkan angin masuk ke kamar, lebih baik saat matahari pagi menyinari kamar. Agenda ini mesti dilakukan teratur.

Konsekuensi dari program ini, tentu membiarkan room sold berkurang 2 malam. Namun ini jauh lebih baik ketimbang kamar rusak karena munculnya serangan hewan pengerat dan insecta ke kamar.

3. Pembersihan lorong kamar atau koridor secara total

Setiap koridor dibersihkan beserta kamar-kamar. Jendela kaca dibuka dan dibersihkan. Mencuci karpet di koridor.

Resikonya pengosongan tamu di lantai tertentu pada hari tertentu termasuk reservasi kamar dialokasikan ke lantai lain. Proyek ini dapat dikerjakan sekitar 3 hari berturut-turut.

Sebaiknya program ini dikerjakan ketika occupancy forecast rendah. Agenda ini mesti terencana apik melihat kondisi tingkat hunian.

4. Menjaga kebersihan dapur di semua outlet restoran.

Saluran pipa di tempat cucian piring tidak mampet, air tidak ada yang menggenang, kompor dibersihkan.

Dapur dan outlet resto bebas dari sampah, genangan air usai staf di shift terakhir pulang.

Pipa uap di dapur yang tersumbat dapat menyebabkan kebakaran. Uap dari masakan akan tebal menyerupai lemak sehingga jalan uap macet. Engineering melakukan pemeriksaan kompor-kompor secara teratur.

5. Di seluruh kantor back office terbebas dari sisa makanan di meja.

Makanan sisa camilan, nasi bungkus di tong sampah, dalam sehari saja jadi serbuan pengerat.

Karena itu makan siang, makan malam di kafetaria atau restoran. Dilarang makan di ruang kantor. Ini perlu ketegasan pimpinan.

Yang kualami hampir semua bos bule melarang makan siang di ruang kerja. Tapi sebagian bos mengizinkannya.

Saya sendiri sesekali makan di ruangku saat kerjaan seabreg kerjakan menanti. Selalu kubungkus ketat dalam plastik lalu buang di tong sampah.

Asalkan bersih, tak masalah.

6. Pembasmian teratur oleh layanan desinfektan.

Setelah seluruh fasilitas bersih, penyemprotan pest control dilakukan dengan jadwal teratur. Di seluruh outlet restoran, kamar dan area hotel.

Komplain hebat terjadi sebab kita lengah. Tetiba ada kaki laba-laba di dalam kuah soto, ada sayap kecoa dalam nasi goreng.

Tikus, kecoa, laba-laba, lalat, tungau, nyamuk agar tidak berkembang biak hingga suasana ruangan menjadi horor, mesti dibasmi.

Keberadaan si pengerat lain lagi. Mereka menyelinap lincah dari tempat lembab, lalu lari ke kamar tak berpenghuni. Kalau Anda masuk, langsung ngumpet karena malu berkenalan.

Sebagian ke pantry ballroom karena sisa makanan menumpuk. Atau dibersihkan tapi sampah masih berceceran.

Bisa jadi manajemen enggan menyisihkan waktu. Rasanya sulit membiarkan kamar-kamar itu kosong tanpa tamu karena tingginya tingkat hunian. Lagi-lagi alasan cuan.

Menjaga kebersihan harus melibatkan kekompakan seluruh departemen. Setiap staf dan tamu mesti sadar, kebersihan hotel wajib dijaga setiap waktu untuk kenyamanan bersama.

Salam hospitality

Comments