Salah gaul dengan pebisnis, bisa jadi sales tak dianggap lagi.
Hotelier pasti kerap mengundang
pebisnis untuk makan siang di hotel. Berkenalan, mengenal lebih dekat untuk mempererat
hubungan antar perusahaan.
Saat makan siang, diam-diam saya
mengamati gaya pebisnis yang nyentrik ini. Setidaknya, kita dapat menyimpulkan
setelah 2 kali pertemuan.
Lho apa hubungannya kepribadian
dan makan siang?
Ada tipe pebisnis yang:
1. Kebiasaan makan ekspres
Mereka yang tak mau bertele-tele
dalam menangani bisnis. Jika poin sudah terjawab, ia akan menikmati santapan
dengan lahap.
Ia makan ekspres bukan karena
lapar, tapi hatinya riang saat urusan kelar.
Penggemar quick lunch ini enggan
basa-basi. Pertanyaan gamblang harus direspons cepat.
Dalam bisnis, mereka
berkontribusi besar. Berpotensi menjadi pelanggan yang sangat loyal. Asal Anda
paham jenis makanan kesukaannya, segalanya pasti aman dan menguntungkan.
Jangan perhitungan terhadap
pelanggan tipe ini. Sekali tersinggung, ia pasti mengaum dan stop
berkomunikasi.
2. Hobi makan enak
Pebisnis yang jago nego. Dialah
negosiator ulung yang asyik diajak diskusi.
Tipe penyuka business lunch
yang doyan ngobrol. Selama apapun obrolan, ia akan asyik merespons.
Dalam berbisnis, tak segan tawar
menawar. Ia selalu di jalur lurus mengikuti prosedur.
Kontribusinya tidak banyak tapi
konstan, selalu saja ada bisnis yang digelontorkan.
Pebisnis ini, suka dijamu ala
prasmanan.
“Ayam rica-rica kurang merah nih
Rei, mana si Chef?” Ia memang bawel terhadap kualitas makanan. Semua menu di
buffet dicicipi.
Hal-hal kecil akan menjadi perhatian. Mereka ingin segala sesuatunya rapi dan terarah
Bukan makanannya yang lezat, tapi suasana makan mengubah cara pikir.
3. Senang makan gratis
Ini tipe pebisnis yang gemar
makan enak. Setiap kali diundang, ia akan respek untuk hadir.
Ia tak sungkan meminta dikirim
makanan dari hotel, karena menyadari dirinya mitra hotel dan berkontribusi
besar bagi hotel.
Obrolan bisnis tidaklah tepat
saat makan bersamanya. Santai aja!
Tipe pebisnis yang senang makan
gratis, senang juga menanggung resiko. Ia sebagai risk taker yang
gentel. Mau berbuat, mau pula bertanggung jawab.
Perhatiannya tercurah total. Ia
tak tanggung-tanggung akan selalu mengingatku sebagai mitra bisnis. Bahkan
sekalipun saya resign, ia tetap loyal.
Hotelier mesti rajin mengundang
tipe pebisnis ini. Tak perlu kuatir, ia tipikal tamu loyal dan royal. Semua
dilakukan bukan atas kemauan pribadinya semata.
Usai menyantap, piring tampak
rapi sebab ia cermat, teliti.
“Selasa gue kesini lagi Rei,
surat konfirmasi harus sudah siap. Jangan lupa pakai cap hotel,” pesannya
sebelum pamit.
Comments