Kontak dan Perjodohan

 

Proses perjodohan berupaya menciptakan chemistry suatu hubungan dengan lawan jenis. (foto by CL Patterson)


Hubungan insan di dunia fana ini, ibarat butiran beras dalam nyiru.

Karena nyiru ditampi, semua beras bergerak tak tentu arah, saling silang, berbenturan, berkumpul lalu berpisah.

Kawanku Tita lahir di Surabaya, merantau di Medan, meninggal dunia di Bandung. Pak Sabri yang lahir di kota kecil, menimba ilmu di Jakarta, bekerja di Manado. Tahun lalu wafat di Australia. Pak Sabri, ayah dari sahabatku.

Dalam perjalanan hidup ini setiap individu menjalin hubungan dengan individu lain. Dimulai dari keluarga, meluas ke kerabat, kolega, lingkungan atau jiran dan seterusnya. Karena tugas kantor, Dilan tinggal di New York untuk beberapa tahun lamanya. Jalinan kontakpun mendunia.

Dalam hubungan keluarga selalu mengalir kasih sayang. Ada pula hubungan antara murid dengan guru, buruh dan majikan, pegawai dan manajernya. Hubungan sedemikian takada unsur kasih sayang di dalamnya sebab atas dasar saling membutuhkan.

Dahulu saat SMA, Bu Rika guru bahasa Inggrisku baik hati dan ramah. Entah dimana guruku yang cantik itu sekarang. Itulah kontak dengan hati tetapi berakhir setelah diriku kuliah. Hidup kita dikelilingi persona yang belum tentu memiliki hubungan langgeng di kemudian hari.

Di restoran hotel, waitress melayani tamu bule asal Amerika. Kemudian bertegur sapa. Satu jam berselang,  masing-masing berpisah. Sepanjang hidup, mungkin saja hanya terjadi satu kali bertemu.

Ada dua orang berkenalan dalam pesawat. Mereka saling memberikan nomor handphone. Setahun kemudian mereka mengikat janji lalu menikah. Setelah sang istri melahirkan anak pertama, merasa saling tidak cocok. Setelah itu bercerai. Tragis. 

Lamanya melakukan kontak diantara sesama individu tidak menentukan kualitas eratnya hubungan. Bahkan terkadang menjadi akumulasi kebencian yang mengendap.

“Hatiku lega sekarang, Tina si pelakor itu pindah keluar pulau”, kata Reina, tetangga sebelahku. Rumah Tina hanyak dua blok dari rumah Reina. Selama 9 tahun ini Reina menahan rasa benci karena Tina berusaha menggoda suaminya.

Butir-butir mahnit individu itu ada yang disebut klien, kenalan, kawan, sahabat, ada juga sahabat karib (best friend). 

Sahabat karib takakan langgeng jika kedua pihak tidak memupuk persahabatan.

Adakah 2 pribadi yang selalu cocok dalam segala hal?
Sesungguhnya nyaris tidak ada diantara dua orang yang memiliki kecocokkan dalam segala hal ibarat baut dengan sekrup.

Apabila hinggap kupu-kupu chemistry, akan terjalin hubungan serasi. Sebaliknya bila bertentangan, akan segera berpisah tanpa masalah. Jika hal itu menyangkut pernikahan, hendaklah waspada karena akan mengandung resiko.

“Semula saya memimpikan istri jelita, ramah, penyayang, gak sombong. Saya telah menikah dengannya selama 17 tahun”, ujar Ari.

Namun semua tinggal cerita, Ari gagal memilih Reita sebagai istri. Kini ia menyunting seseorang yang tak pernah diduga sama sekali, Nita, teman bermain saat kanak-kanak.

Apakah benar, pasangan suami istri merupakan paduan kompak menyatukan kedua insan?

Jika demikian halnya pasti takkan ada perceraian. Tidak ada berita suami KDRT terhadap istrinya atau bahkan membunuhnya. Ada pula istri yang menganiaya sang suami. Tragedi.

Berlanjut akan menjadi duri dalam daging. Bercerai, artinya memulai kehidupan dari nol. Zonk.

Ragam peristiwa akibat ketidakcocokkan pasangan suami istri. Tengok saja media sosial, selalu seliweran berita perceraian, penyiksaan. Memang tidak mudah memilih pasangan sebagai suami istri itu. Begitulah!

Kadang-kadang kita melihat pasangan harmonis hingga timbul iri hati yang melihatnya. Sang pria tampan, gagah, pengusaha sukses, berpendidikan tinggi, sopan. Wanita yang menggandengnya cantik, modis, sopan, ramah, tahu merendahkan hati.

Tetapi ada pasangan yang gaduh terus menerus, seperti tom & jerry. Membuat para tetangga gerah. Ingin rasanya segera pindah rumah. Padahal luas rumah di kompleks itu berukuran 600m2. Apakah benar untuk menjadi suami atau istri yang baik, gak ada pelajarannya di sekolah/kampus?

Segala sesuatu dialami secara pribadi dan sila simpulkan saja. Memohon nasehat kepada konsultan wedding  yang dianggap berpengalaman, inipun bukan obat mujarab. Masih ada konsultan pernikahan di jaman now?

Teori membangun rumah tangga diantaranya ingin hidup bersama, saling mencintai, hidup bahagia, mendidik anak-anak tercinta. Namun pada prakteknya, tidak ada masalah di dunia ini yang lebih rumit daripada hal ini. Aha!

Banyak pria sukses dalam pekerjaan, pengusaha muda, finansial moncer tapi gagal dalam pernikahan. Di kantor dirinya dihormati oleh anak buah tetapi pulang ke rumah, sang bos dijajah istri. Suami takut istri?

Jika hubungan ini dibatasi, suami ke luar kota saja akan menimbulkan rasa kangen. Dalam kontak itu akan keluar uneg-uneg, curahan hati kepada orang yang dirindukan.

 

Setiap saat, dari menit ke menit, individu melakukan kontak (pic. pixel free)

 Mungkinkah dalam kehidupan ini ada dua orang yang serba cocok dalam segala hal

Gaya berkontak di era digital, via media online. Melalui telepon, Facebook, Instagram, Twitter, Skype, Whatsapp, dimanapun komunikasi dapat terhubung.

Telah banyak individu yang menjadi korban kontak di dunia maya.  Jika melihat foto-foto yang diposting, siapapun akan berdecak kagum, terpesona. Namun setelah kopi darat, tak dapat dikenal secara utuh. Benarkah dia yang selalu mengundang ribuan viewer? Sepertinya dia senang berdrama. Hmm..

Perjodohan suami istri kadang berakhir tragis. Seakan lautan misteri yang sulit diselami.

Tidak banyak orang menyelaminya. Mereka hanya berenang, mengambang lalu tenggelam. Padahal ada sebuah rahasia besar dan indah di dalamnya. Membangun kasih, sharing the love. Cinta tidak pudar karena alasan fisik.

Orang tua jadul yang lulus menjalin hubungan harmonis bukanlah dibangun dalam sekejap. Mereka ortu yang paham maksud Tuhan menyatukan dalam biduk rumah tangga.

Rahasia Ilahi ini indah. Kedua insan sadar, walau terlalu lugu dan polos, untuk suatu tujuan mulia Tuhan menyatukan keduanya, hidup di masa depan, the new earth, the new world.

Sederhana namun sulit dipraktekkan. Renungkan, resapi, hayati secara mendalam. Fugit irreparabile tempus, waktu yang hilang takkan pernah kembali.

Now, take a breath…

Salam hospitality

 

Comments