Holiday (Ilustrasi Pixabay getty images)
“Mengapa hotel berbintang hanya sampai bintang 5, Mengapa tidak ada hotel bintang 7?”
Sebelum melihat angka 7, mari
kita tengok angka 6 dan 5. Ada apa dengan hotel berbintang 5?
Setiap orangg paham, hotel
berbintang 5, hotel termewah karena fasilitas lengkap, kamar luas serta
kualitas pelayanan yang baik.
Tamu bagai raja atau ratu.
Dipenuhi segala kebutuhannya dan tentu saja harus memberi kepuasan.
Kebiasaan kita memesan makanan
dari room service telah digantikan
dengan televisi yang terhubung dengan resepsionis. Sekali klik, hidangan cepat
tersaji.
Kebiasaan kita memberi kode housekeeping agar kamar dibersihkan,
kini tak perlu lagi menelpon atau menaruh door knob di pintu.
Cukup memijit tombol di sebelah tempat tidur lalu
tanda menyala di pintu kamar dengan tulisan “Please make-up room” akan terbaca
di komputer housekeeping.
Contoh fasilitas yang mutakhir seperti
di atas itulah, menjadi perbedaan menyolok selama menginap di hotel berbintang
6.
Hotel berbintang tertinggi secara
formal dan diakui oleh lembaga sertifikasi usaha (LSU) adalah hotel berbintang
5 (lima).
Proses
mendapatkan bintang 5, pertama kali diajukan pemilik hotel kepada LSU. Apakah
hotel tersebut dibangun sesuai standar ketentuan sertifikasi atau menyimpang.
Dengan melalukan survey dan
pemeriksaan detail, tim penilai dari lembaga ini akan menentukan bintang.
Contoh dari produk hotel misalnya
ketebalan kaca, besarnya kolam renang, luas kamar, dan lain-lain.
Pak Joko, pebisnis hotel, merasa
tidak puas dengan hanya mendapat bintang 5. Dibangunlah hotel yang lebih
mentereng, luks, mewah.
Ia memilih lampu kristal berharga
ratusan juta rupiah ketimbang lampu produk lokal. Meja resepsionis dibuat dari
marmer statuario seharga Rp 4 juta per m2, bukan bahan lain.
Termasuk melengkapi conditioner ketimbang
shampo two in one. Memilih baju mandi berbulu lembut dan halus daripada bahan
kasar.
Itu semua dapat dijadikan alasan pemilik
hotel dalam meraih bintang.
Ketika hotel dibuka, publik akan menilai kualitas produk hotel. Termasuk mengundang pelancong berprofesi jurnalis, awak media, youtuber, blogger. Hal ini telah menjadi tradisi.
Mereka menyematkan hotel mewah yang
melebihi standar bintang 5. Asal produk,
fasilitas serta pelayanan lebih dari sekadar memuaskan tamu.
Maka munculah perbedaan kriteria.
Contohnya hotel Burj Al Arab di Dubai, disebut satu-satunya hotel berbintang 7
di dunia. Namun traveler kelas dunia mencatat bahwa ada 6 hotel berbintang 7.
Tersebab
kriteria penilaian hotel berbintang 6, 7 secara global tidak secara formal
ditentukan dan diakui.
Penilaian
sebagian besar disematkan oleh para jurnalis, awak media yang meliput. Terutama
jurnalis travel kelas dunia.
Tentu saja opini mereka sangat diperhitungkan
publik. Bahkan banyak jurnalis traveler mengatakan, hotel Burj Al Arab
berbintang 8, 9 bahkan 10. Acuannya tidak secara tegas tertulis.
Mari bekeliling dunia sejenak…
Hotel yang dikenal berkategori
bintang 7 di dunia adalah:
1. Burj Al Arab (United Arab
Emirates)
2. Taj Falaknuma Palace (India)
3. Emirates Palace Hotel (United Arab Emirates)
4. Signiel Seoul (Seoul, South
Korea)
5. Pangu Hotel (Beijing, China)
6. Seven Stars Galleira (Italy)
7. Laucala Private Island (Fiji)
Hotel Burj al Arab di Dubai terkenal
sebagai hotel tertinggi di dunia. Memiliki 202 kamar suite termasuk 24 jam
layanan mandiri atau butler service.
Hot tubs di seluruh kamar. Restoran, spa, dan klub kesehatan.
Antar jemput dengan Rolls-Royce
Phantoms kemanapun. Helikopter tersedia juga piring makan berlapis emas.
Tempat tidur dilengkapi 9 jenis
bantal untuk dipilih tamu. Dinding bermotif daun dilapisi emas 24 karat.
Di setiap kamar dilengkapi juru
masak dan layanan mandiri, sopir dan kolam renang.
Harga kamar mulai USD 1000 per malam atau setara dengan IDR 14
juta per malam.
Harga kamar termahal yaitu Royal
Suite. Ketika hotel baru dibuka, Royal Suite berharga USD 8900 atau setara
dengan Rp 128 juta per malam. Harga ini telah didiskon dari harga Rp 344 juta. Harga
fantastis!
Namun ada pula yang menyebut
Hotel Mardan Palace di Turki sebagai hotel berbintang 7 nomor 1, menggantikan
posisi Burj Al Arab.
Tidak
masalah. Semua menyebut yang terbaik karena tiadanya standar global sebagai
penilaian. Terpenting meyakinkan tamu bahwa produk melebihi standar bintang 5.
Apa perbedaan menyolok dari hotel berbintang 6, 7 dengan bintang 5?
Berikut ciri-ciri hotel berbintang
6 dan 7:
1. Kualitas material di kamar/suite
dibuat dari bahan pilihan. Mewah dan bernilai. Termasuk sofa, gorden, karpet,
dll.
2. Memiliki ruang tamu, ruang
tengah, ruang dapur,
3. Lampu, televisi, gorden
dikontrol secara elektrik. Canggih dan berteknologi tinggi.
4. Tempat tidur ukuran super
besar, bantal terbaik,
5. Kamar mandi luas dengan bak
mandi (bathtub) serta amenities yang super lengkap mulai: sabun, shampoo,
conditionair, cotton bud, hand body, cat kuku, perlengkapan untuk
manicure/pedicure, shower cap, cukur jenggot, timbangan badan, dan masih banyak lagi yang
tak dapat disebutkan satu persatu.
6. Fasilitas di kamar.
Kamar di hotel bintang 6, 7 dinamakan suite. Di dalamnya terdapat kolam renang, whirlpool. Dapur dilengkapi juru masak, tempat kebugaran dan spa.
a. Check-in di kamar.
b. Pengantaran ke luar hotel,
wisata keliling kota secara Cuma-Cuma.
Mengapa hotel
berbintang hanya sampai bintang 5, Mengapa tidak ada hotel bintang 7?
Bintang 5
penyematan sah dan formal sesuai ketentuan. Dan diakui. Hotel bintang 5
sesungguhnya sudah mewah.
Namun
seiring perubahan teknologi dan sistem yang canggih, serta pebisnis hotel yang
selalu berinovasi, maka terciptalah hotel-hotel mewah melebihi standar bintang
5 yaitu bintang 6 dan 7.
Bintang
6, 7 dan seterusnya adalah penyematan secara tidak langsung atas
kekaguman publik.
Seiring
era digital, tak mustahil di masa mendatang menjamur hotel berbintang 8, 9 dan 10.
Lalu bagaimana klasifikasi hotel berbintang di Indonesia?
Penilaian klasifikasi hotel berbintang
di Indonesia berganti dari masa ke masa.
Yang terbaru melalui Peraturan
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia No PM 53/HM.001/MPEK/2013
tentang standar usaha hotel.
Diperkuat dengan keputusan
pemberian klasifikasi hotel berbintang yang ditentukan oleh PHRI, Perhimpunan
Hotel dan Restoran Indonesia.
Penentuan klasifikasi hotel
berbintang diatur oleh LSU (Lembaga Sertifikasi Usaha) independen dan diaudit
setiap 2 tahun sekali.
Jadi,
apakah penurunan bintang dapat terjadi setelah audit? Sangat mungkin, bila produk
hotel memburuk, fasilitas berkurang dan kualitas pelayanan menurun.
Tak kalah dari India, China dan
Korea, di Indonesia pun akan berdiri hotel berbintang 6 yaitu Waldorf Astoria
di MH. Thamrin – Jakarta. Kabarnya, hotel ini akan dibuka tahun 2023.
Sebagus apa kualitas produk dari
hotel ini? Kita tunggu saja nanti.
Demikian, semoga tulisan ini
menjawab.
Terima kasih dan salam
hospitality.
Rujukan:
Hotel Mewah Bintang 6 Waldorf
Astoria Jakarta Dibuka untuk Publik 2023, Kompas.com. 20 Januari 2021
Skyscanner, 7 of the world’s best
7-star hotels, 7 may 2020.
Peraturan Menteri Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif Nomor PM.53/HM.001/MPEK/2013 Tahun 2013.
Comments