Apa yang Anda Ketahui tentang Hotel Transit?

 

Mengapa tidak di semua bandara tersedia hotel transit? (ilustrasi Pixabay getty images)

Hotel transit? Apa bedanya dengan hotel airport?

Jika hotel bujet, mewah adalah tipe hotel berdasarkan tingkatan pelayanan, hotel transit adalah hotel berdasarkan lokasi dan tipe pelanggan.

Seorang kawan, Jack Sitompul dalam perjalanan bisnis dari Dubai ke Medan. Sementara jadwal pesawat ke Medan terpagi pukul 08:00.

Jack transit di Singapura pukul 01:00 dini hari. Ia melanjutkan tidurnya di hotel Crown Plaza – Changi Airport.

Tiba di Changi, kaki hanya melangkah ke hotel. Kamarnya telah dipesan jauh-jauh hari.

Jack tidak khawatir jika tidur terlelap. Resepsionis sudah menyetel wake up call.

“Jam berapa flight ke Medan esok, Pak Jack?” tanya resepsionis.

Gaya pelancong itu santai dan menikmati di perjalanan. Tapi jika ketinggalan pesawat? Ah.

Pagi dini hari itu, seorang manager pria melayani tamu-tamu. Jack membayar sewa 6 jam di hotel transit sebagai minimum sewa.

Singgah beberapa jam atau sewa kamar yang singkat di hotel disebut day use, short day atau short time.

Transit 3 jam tidak melulu mesti membayar kamar. Penumpang transit rileks di lounge tanpa dikenakan biaya sebab termasuk ongkos tiket pesawat.

Penumpang yang transit takkan bosan. Mereka akan dimanjakan beragam fasilitas. Jika kondisi Jack bugar ia cukup ke airport lounge lalu ngopi.

Di lounge penerbangan lokal tersedia pula cemilan keik pisang mirip buatan Dwi Klarasati bahkan menu prasmanan bagi pengunjung.

Namun di pintu lounge, resepsionis yang cantik akan meminta anda  membayar bea masuk.

Biayanya mulai dari Rp 150 hingga 350 ribu per orang. Anda tinggal duduk manis, tenang membaca atau  menulis artikel di Kompasiana.

Ketika memasuki lounge, staf refleksi, pijat bahu, menawarkan jasanya. Lumayan, gratis selama 10 menit, selebihnya bayar.

Apa sih hotel transit itu?

Hotel yang berlokasi di tempat transportasi umum atau berada dekat transportasi umum. Di bandara, dekat bandara, di stasiun kereta api, dekat pelabuhan bahkan dekat halte bus antar kota.

Dalam penerbangan yang lama di pesawat, misalnya dari Jakarta tujuan London dapat singgah di Singapura dan Dubai. Tergantung rute penerbangan.

Namun dalam penerbangan domestik, jadwal terbang pesawat ke kota tertentu yang terbatas menjadi penyebab kita harus transit. Contohnya Pontianak – Singapore, Palembang  ke Pekanbaru, kadang mengharuskan singgah di Jakarta.

Karenanya, hotel transit dibuat minimalis, sesederhana mungkin. Fasilitas internet akses, air minum, itu sudah cukup.

Namun hotel transit premier dilengkapi tempat kebugaran, atraksi, bioskop, dan hiburan lain. Asal jangan lupa waktu lalu lupa boarding ya.

Fasilitas di kamar pun serba minimalis. Saking sederhananya, pebisnis menciptakan hotel kapsul. Ya, inovasi kamar model boks.

Desain kamar seperti kapsul.

Tamu diberi kunci loker, sandal, lalu tidur. Ukuran kamar super mungil. Serupa boks.

Kok, seperti…? Bukan. Hotel kapsul memang sedang ngetren di era digital yang serba simpel dan kilat.

Bagi pebisnis hotel mendatangkan cuan yang tidak main-main lho. Saya pernah mengulasnya tentang hotel kapsul. Anda dapat membaca selengkapnya di sini.

Hotel transit ada masa panennya. Pernahkah anda lihat di bandara penuh sesak penumpang? Bahkan di toilet saja harus antri ya.

Kapan musim menuai?

(*) Umrah atau naik haji.

Ketika musim umrah, naik haji, rombongan bermalam di hotel transit tujuan bandara Soekarno Hatta.

Pada masa itu hotel-hotel dekat bandara, selalu penuh. Hotel-hotel ini disebut pula hotel airport walau lokasi berada di luar bandara.

(*) Musim liburan

Jangan tanya saat musim liburan. Hotel dipenuhi holiday tour ke Eropa, Amerika, Jepang, Australia, China, dsb. Baik group maupun perorangan.

Inbound dan outbond tour operator tumpah ruah di bandara Soeta. Menjamin rombongan tertib sesuai jadwal.

Mengapa harus transit?

Singgah di hotel transit tidak semata keinginan penumpang kok. Sejujurnya kita ingin segera tiba di tujuan.

Namun penumpang dituntut sabar saat tehnisi mesin sibuk  karena kerusakan pesawat.

Penundaan jam terbang (delayed) atau kejadian mendadak menjadi penyebab keterlambatan pesawat yang sangat lama.

Alasan jadwal terbang pesawat yang ngaret, terutama pada jam larut malam biasanya penumpang diharuskan menginap. Ya, itu lebih baik ketimbang memaksakan pilot dan crew yang kelelahan.

Bagaimana rasanya jika terpaksa harus transit?

Suatu ketika, saat bekerja di salah satu hotel di kota Pontianak, pernah terjadi pesawat yang gagal terbang.

Penumpang dan crew terpaksa melewatkan malam di Pontianak selama 7 jam.

Pesawat terbang dari Medan tujuan Jakarta. Karena penerbangan terakhir hari itu digagalkan (konon karena kerusakan pesawat) maka seluruh penumpang dan crew singgah di Pontianak.

Pukul 23:00 penumpang tiba di hotel. Wajah lesu dapat ditebak karena kelelahan.

Jadilah mereka bermalam di hotel. Dua nama dipasangkan berdasar gender yang sama.

Dalam keadaan demikian, tamu tak bisa memilih teman tidur. Pasrah saja, sesuai aturan airlines.

“Saya boleh minta kamar sendirian, Kak,” begitu tanya seorang penumpang wanita

“Boleh Bu, tapi pembayaran tidak ditanggung airlines.”

“Ya sudahlah, gak jadi,” jawabnya.

Malam itu wake up call telah dicatat dalam sistem.  Pagi pukul 07:00 mereka melanjutkan penerbangan ke Jakarta.

Mengapa hotel transit tidak didapati di setiap bandara?

Hotel transit diperuntukan agar operasional crew dan penumpang berjalan mulus, lancar, tiada hambatan.

Semakin efisien operasional suatu bandara, hotel transit tidak diperlukan. Jadwal penerbangan yang tertib, lancar, takkan mengganggu aktivitas.

Sayangnya, ada saja gangguan dan hambatan..

Hotel transit akan menjadi jawaban saat dihadang kerusakan pesawat, ketika jadwal terganggu, bahkan ketika tamu menunggu pesawat yang tak kunjung tiba..

Di kota-kota besar, Jakarta, Medan, Bali, Banjarmasin,  yang memiliki kesibukan luar biasa, umumnya terdapat hotel transit.

Disamping sepinya jalur penerbangan ke kota tertentu,  biaya investasi yang tinggi membangun hotel transit, itulah diantaranya alasan mengapa hotel transit tidak mesti diperlukan keberadaannya.

Tersebab para tamu hotel adalah juga penumpang yang berseliweran di bandara.

Salam hospitality.

Rujukan:
(*) CNN Travel, get sleep during your layover in transit hotels, 12 july 2017
(*) Hotel Transit, Menginap di dalam bandara, Kompas.com 7 nov 2011

Comments