Hotel transit? Apa bedanya dengan hotel airport?
Jika hotel bujet, mewah adalah
tipe hotel berdasarkan tingkatan
pelayanan, hotel transit adalah hotel berdasarkan lokasi dan tipe pelanggan.
Seorang kawan, Jack Sitompul dalam
perjalanan bisnis dari Dubai ke Medan. Sementara jadwal pesawat ke Medan terpagi
pukul 08:00.
Jack transit di Singapura pukul
01:00 dini hari. Ia melanjutkan tidurnya di hotel Crown Plaza – Changi Airport.
Tiba di Changi, kaki hanya
melangkah ke hotel. Kamarnya telah dipesan jauh-jauh hari.
Jack tidak khawatir jika tidur
terlelap. Resepsionis sudah menyetel wake up call.
“Jam berapa flight ke Medan esok,
Pak Jack?” tanya resepsionis.
Gaya pelancong itu santai dan
menikmati di perjalanan. Tapi jika ketinggalan pesawat? Ah.
Pagi dini hari itu, seorang
manager pria melayani tamu-tamu. Jack membayar sewa 6 jam di hotel transit
sebagai minimum sewa.
Singgah beberapa jam atau sewa
kamar yang singkat di hotel disebut day
use, short day atau short time.
Transit 3 jam tidak melulu mesti
membayar kamar. Penumpang transit rileks di lounge tanpa dikenakan biaya sebab
termasuk ongkos tiket pesawat.
Penumpang yang transit takkan
bosan. Mereka akan dimanjakan beragam fasilitas. Jika kondisi Jack bugar ia
cukup ke airport lounge lalu ngopi.
Di lounge penerbangan lokal tersedia
pula cemilan keik pisang mirip buatan Dwi Klarasati bahkan menu prasmanan bagi
pengunjung.
Namun di pintu lounge, resepsionis
yang cantik akan meminta anda membayar
bea masuk.
Biayanya mulai dari Rp 150 hingga
350 ribu per orang. Anda tinggal duduk manis, tenang membaca atau menulis artikel di Kompasiana.
Ketika memasuki lounge, staf refleksi,
pijat bahu, menawarkan jasanya. Lumayan, gratis selama 10 menit, selebihnya
bayar.
Apa sih hotel transit itu?
Hotel yang berlokasi di tempat transportasi umum atau berada
dekat transportasi umum. Di bandara,
dekat bandara, di stasiun kereta api, dekat pelabuhan bahkan dekat halte bus
antar kota.
Dalam penerbangan yang lama di
pesawat, misalnya dari Jakarta tujuan London dapat singgah di Singapura dan
Dubai. Tergantung rute penerbangan.
Namun
dalam penerbangan domestik, jadwal terbang pesawat ke kota tertentu yang
terbatas menjadi penyebab kita harus transit. Contohnya Pontianak – Singapore,
Palembang ke Pekanbaru, kadang
mengharuskan singgah di Jakarta.
Karenanya, hotel transit dibuat
minimalis, sesederhana mungkin. Fasilitas internet akses, air minum, itu sudah
cukup.
Namun hotel transit premier
dilengkapi tempat kebugaran, atraksi, bioskop, dan hiburan lain. Asal jangan
lupa waktu lalu lupa boarding ya.
Fasilitas
di kamar pun serba minimalis. Saking sederhananya, pebisnis menciptakan hotel kapsul. Ya, inovasi kamar model
boks.
Desain kamar seperti kapsul.
Tamu diberi kunci loker, sandal,
lalu tidur. Ukuran kamar super mungil. Serupa boks.
Kok, seperti…? Bukan. Hotel
kapsul memang sedang ngetren di era digital yang serba simpel dan kilat.
Bagi pebisnis hotel mendatangkan
cuan yang tidak main-main lho. Saya pernah mengulasnya tentang hotel kapsul.
Anda dapat membaca selengkapnya di sini.
Hotel transit ada masa panennya.
Pernahkah anda lihat di bandara penuh sesak penumpang? Bahkan di toilet saja
harus antri ya.
Kapan musim menuai?
(*) Umrah atau naik haji.
Ketika musim umrah, naik haji,
rombongan bermalam di hotel transit tujuan bandara Soekarno Hatta.
Pada masa itu hotel-hotel dekat bandara,
selalu penuh. Hotel-hotel ini disebut pula hotel
airport walau lokasi berada di luar bandara.
(*) Musim liburan
Jangan tanya saat musim liburan.
Hotel dipenuhi holiday tour ke Eropa, Amerika, Jepang, Australia, China, dsb.
Baik group maupun perorangan.
Inbound dan outbond tour operator
tumpah ruah di bandara Soeta. Menjamin rombongan tertib sesuai jadwal.
Mengapa harus transit?
Singgah
di hotel transit tidak semata keinginan penumpang kok. Sejujurnya kita ingin
segera tiba di tujuan.
Namun penumpang
dituntut sabar saat tehnisi mesin sibuk
karena kerusakan pesawat.
Penundaan
jam terbang (delayed) atau kejadian mendadak menjadi penyebab keterlambatan
pesawat yang sangat lama.
Alasan
jadwal terbang pesawat yang ngaret, terutama pada jam larut malam biasanya
penumpang diharuskan menginap. Ya, itu lebih baik ketimbang memaksakan pilot
dan crew yang kelelahan.
Bagaimana rasanya jika terpaksa harus transit?
Suatu ketika, saat bekerja di
salah satu hotel di kota Pontianak, pernah terjadi pesawat yang gagal terbang.
Penumpang dan crew terpaksa
melewatkan malam di Pontianak selama 7 jam.
Pesawat terbang dari Medan tujuan
Jakarta. Karena penerbangan terakhir hari itu digagalkan (konon karena
kerusakan pesawat) maka seluruh penumpang dan crew singgah di Pontianak.
Pukul 23:00 penumpang tiba di hotel.
Wajah lesu dapat ditebak karena kelelahan.
Jadilah mereka bermalam di hotel.
Dua nama dipasangkan berdasar gender yang sama.
Dalam keadaan demikian, tamu tak
bisa memilih teman tidur. Pasrah saja, sesuai aturan airlines.
“Saya boleh minta kamar sendirian,
Kak,” begitu tanya seorang penumpang wanita
“Boleh Bu, tapi pembayaran tidak
ditanggung airlines.”
“Ya sudahlah, gak jadi,” jawabnya.
Malam itu wake up call telah
dicatat dalam sistem. Pagi pukul 07:00
mereka melanjutkan penerbangan ke Jakarta.
Mengapa hotel transit tidak didapati di setiap bandara?
Hotel transit diperuntukan agar
operasional crew dan penumpang berjalan mulus, lancar, tiada hambatan.
Semakin
efisien operasional suatu bandara, hotel transit tidak diperlukan. Jadwal
penerbangan yang tertib, lancar, takkan mengganggu aktivitas.
Sayangnya, ada saja gangguan dan
hambatan..
Hotel transit akan menjadi
jawaban saat dihadang kerusakan pesawat, ketika jadwal terganggu, bahkan ketika
tamu menunggu pesawat yang tak kunjung tiba..
Di kota-kota besar, Jakarta,
Medan, Bali, Banjarmasin, yang memiliki
kesibukan luar biasa, umumnya terdapat hotel transit.
Disamping
sepinya jalur penerbangan ke kota tertentu, biaya investasi yang tinggi membangun hotel
transit, itulah diantaranya alasan mengapa hotel transit tidak mesti diperlukan
keberadaannya.
Tersebab
para tamu hotel adalah juga penumpang yang berseliweran di bandara.
Salam hospitality.
Rujukan:
(*) CNN Travel, get sleep during
your layover in transit hotels, 12 july 2017
(*) Hotel Transit, Menginap di
dalam bandara, Kompas.com 7 nov 2011
Comments