Diputusin pacar? santuy aja Sob! (ilustrasi pixabay)
Seorang kawan baru saja diputus pacar. Amel namanya, menangis terisak-isak duduk disebelahku, setelah bercerita bahwa sang pacar mengakhiri hubungannya.
Saya mendengarkan diam seribu basa
sebab saya tempat curahan hatinya. Ternyata penyebab kata-kata kasar yang melukai
sang pacar mengakibatkan putus cinta. Saya menduga Amel mengeluarkan kalimat
yang merendahkan martabat keluarga pacarnya sekaligus harga diri kekasih hati.
Kata-kata kasar dikeluarkan spontan
karena kejengkelan Amel padanya. Namun Amel menanggung kepedihan teramat
dalam setelah Boyke, pacar Amel tersinggung. Boyke pun memilih tidak melanjutkan ke pelaminan
yang sedianya akan dilangsungkan 3 bulan lagi.
Boyke dan Amel saling jatuh
cinta. Usia Amel 25 tahun, sedangkan Agung terpaut 5 tahun lebih tua darinya.
Gedung pernikahan telah dipesan
sekaligus deposit 50% dari total biaya telah dibayarkan mereka. Daftar undangan
sudah rapih, apa mau dikata pupus sudah harapan gegara sungutan Amel.
Kawan saya lainnya, 20 hari menjelang hari pernikahan, Dini calon pengantin perempuan membatalkan acara itu. Saya telah diberi kain seragam kebaya sebagai penyambut tamu pada acara pernikahannya.
Akhirnya sang ibunda lalu jatuh
sakit, menanggung malu terhadap kerabat, tetangga yang sudah dikabari.
Cerita Dini pada saya karena
suatu malam ia bersujud pada Sang Kuasa, kemudian suara hatinya mengatakan
untuk membatalkan pernikahan.
Orang tua Dini menjodohkan dengan
Agung. Dini telah dilangkahi adiknya menikah terlebih dulu karena itu ibunya
menjodohka dengan seorang pria pilihannya. Namun ia merasakan sesuatu yang
ganjil terhadap pria ini setelah setahun mengenalnya.
Akhir kisah, setelah pernikahan
digagalkan, sebulan kemudian pria ini telah menikahi gadis lain. Masakan
secepat itu? pikirnya. Dini merasa bersyukur akan keputusannya itu. Hasil
telusurannya, si pria ini telah berbohong berstatus belum menikah.
Itulah dua kisah putus pacar
sebelum hari-hari pernikahan berlangsung. Salah satu pihak merasa terhianati.
Cinta, cerita tanpa akhir selama
bumi berputar. Buktinya Kompasiana saja punya kategori baru, love.
Putus pacar tidak selalu disertai
alasan diakhiri. Terkadang salah satu
pihak bersembunyi atau menghilang. Seperti kisah Dini, ia tidak bercerita
alasan mengakhiri hubungannya dengan batalnya pernikahan mereka.
Tanda-tanda putus pacar:
(*) Ia tidak lagi menjadikan kita pusat perhatian atau
acuh tak acuh
(*) Di whatsapp pagi, dijawab malam
(*) Selalu mempunyai alasan untuk menghindar
(*) Bila ditemui, sambutan tidak hangat
(*) Tidak mau diajak bicara serius
Bila putus pacar:
(*) Ingatlah masih banyak pria di dunia ini selain dia
(*) Hindari memikirkan si dia, blok akun-akun di medsos
(*) Jangan menyimpan barang kenangan dari si dia
(*) Rajin berkomunikasi dengan kawan-kawan
(*) Tekun berdoa
Teori memang gampang, prakteknya
sulit. Saya pernah diputus pacar pula, dunia terasa bergoncang. Makan tak enak,
tidurpun tak nyenyak, maunya rebahan sambil memikirkan dia,
Saya berlindung dipelukan ibunda.
Lalu ia memberi buku-buku motivasi, membangkitkan spirit, ia menyuruhku membaca
alkitab, berdoa.
Jika inipun tidak mempan,
sibukkan diri dengan melakukan apa saja. Sehingga tidak ada waktu untuk
memikirkan si dia.
Bepikirlah positif, mungkin jika
kita tidak bersamanya, ada sesuatu yang Tuhan tidak inginkan jika kita menanggung kesukaran di kemudian hari.
Misalnya saja dia mempunyai sifat buruk yang tidak kita ketahui sebelumnya.
Bagaimana bila kita yang
memutuskan pacar?
(*) Berusahalah tidak membuat sakit hati pacar. Berbicara
dengan kata-kata lembut, ajakan untuk berpisah.
(*) Blok atau ganti semua akun-akun di medsos
(*) Jangan sesekali menghubungi dia agar tidak
membangkitkan luka lama
Melupakan si dia adalah hal yang paling sulit setelah putus. Bepergian ke luar kota atau jalan-jalan ke kota wisata dapat menjadi solusi. Menjadi solo traveler tidak masalah untuk sementara waktu, siapa tahu di perjalanan ketemu gebetan baru.
Lakukan kegiatan dengan
menyibukan diri. Jangan cengeng. Maka
dari itu bila hendak berpacaran sejatinya bersiap untuk keadaan terburuk.
Maksudnya jangan terlalu mencintainya sebagai seorang dewa/dewi. Biasa saja,
toh alur kehidupan itu telah Tuhan atur.
Anda masih sedih juga diputus
pacar setelah melakukan langkah-langkah tersebut? Bersikaplah tenang.
Dengan diam, membiarkan kita
untuk berpikir, belajar dari suatu pengalaman agar berhati-hati di kemudian
hari.
Jalinlah hubungan baik dengan
pacar sejak hari pertama.
Mengenal lebih dalam dengan menjaga kesucian dapat melagengkan hubungan
hingga jenjang pernikahan.
Cinta itu buta? Jaman now bukalah pikiran seluas-luasnya sehingga cinta
tidak membutakan mata hati.
Pacaran adalah proses menuju
pernikahan, bukan hanya beberapa bulan dijalani tapi satu kali seumur hidup.
Jadi kalau putus pacar, kalem baelah
(*) Tulisan ini adalah kisah
nyata, seluruh nama disamarkan.
Comments