Sekilas tentang Modus Operandi Maling Perlente di Berbagai Hotel!

 

Awas, ada maling perlente (ilustrasi Pixabay)

Setelah membaca topik pilihan “Awas, Ada Copet!”, teringat kisah lawas di hotel-hotel. Tulisan ini bukanlah kisah copet tapi maling. Arti kata copet, orang yang mencuri dengan cepat dan tangkas. Maling artinya sama dengan pencuri.

Begini kisah maling dibalik jas dan dasi. Hari itu Ballroom padat dipenuhi pengunjung. Acara seminar akbar dihadiri para pejabat kota setempat. Berita di media pun menyorot seminar ini. Jumlah pengunjung 500 orang dari dalam dan luar kota.

Tibalah kopi rehat pagi. Peserta berhamburan ke rest room. Seorang pria tiba-tiba muncul di kantor. Ia berbaju biru langit, memakai dasi, berjas biru dengan tas tangan kecil ditangan kirinya. Parasnya biasa saja, rambut disisir rapi, penampilan perlente.

Saya memintanya agar menunggu di lobi, tapi ia keberatan. Ya sudah, jadilah ia menunggu di kantor marketing yang letaknya persis di belakang Ballroom, sekitar 20 meter melewati koridor.

Saya berdua dengan staf melanjutkan pekerjaan, lalu terlibat diskusi serius. Tamu ini menghampiri meja kolegaku.

“Bapak mau apa ke situ?”

“Hehe, Cuma lihat-lihat,” jawabnya grogi sambil tertawa kecil.

Saya sempat melirik, tangan kanannya masuk ke dalam tas kawan, mencari sesuatu. Langsung kami telpon sekuriti.

Petugas sekuriti datang dan mengamankan pria berdasi biru ini. Saya  menjadi saksi peristiwa percobaan maling di back office marketing.

Maling perlente jarang bonyok!

Setelah proses interogasi, penggeledahan dilakukan petugas. Didapati 2 handphone bukan miliknya dan sebuah dompet kulit wanita. Hasil investigasi, dialah maling yang menyamar sebagai peserta seminar di Ballroom.

Umumnya ketika rehat kopi atau makan siang dalam acara seminar, workshop, para peserta meninggalkan barang bawaannya di meja seperti lap top, tas wanita. Bagi maling, inilah saat tepat mereka beraksi.

Tetiba seorang peserta wanita langsung heboh setelah antri mengambil makanan, lap top di mejanya, hilang. Tersebab peserta seminar dihadiri ratusan perusahaan, lalu takadanya CCTV (CCTV memang tidak boleh dipasang di ruang pertemuan) menyebabkan sulit melacak maling berdasi.

Ibu ini akhirnya keluar dari acara itu kemudian menuntut tanggung jawab manajemen hotel atas hilangnya lap top seharga Rp 20 juta itu.

Manajemen menjawab, barang milik pribadi menjadi tanggung jawab pribadi, kecuali kehilangan itu ada di area hotel yang dapat dipantau CCTV.

Kisah ini mirip seperti yang terjadi di sebuah restoran saat sarapan prasmanan (buffet breakfast). Tamu mengambil mengambil makanan di meja buffet. Dina ditemani anak perempuannya sarapan.

Dina antri menunggu cheese omelette, sementara anak perempuannya mengambil nasi goreng di meja prasmanan. Tas jinjing sengaja  ditaruh di meja, maksudnya agar terlihat Dina dari kejauhan.

Usai mengambil makanan, mereka melanjutkan sarapan.  Saat menuju kaunter hendak check out, Dina tak menemukan dompetnya. Beruntung jarak restoran dan kaunter resepsionis hanya beberapa meter saja. Dina sibuk membongkar tasnya.

Ia mengingat-ingat kemana saja berjalan mulai dari kamar hingga sarapan. Dina kembali ke restoran, siapa tahu dompet ada di sana. Dompet tak ditemukan.

Ia melapor kepada FOM (Front Office Manager), lalu petugas sekuriti sigap memeriksa CCTV. Tampak pada layar, seorang tamu mengambil sesuatu dari tas miliknya.

Untungnya, si tamu necis masih duduk di restoran. Tanpa basa basi, petugas mengajak tamu tersebut ke suatu ruangan.

Ia digeledah. Dompet ditemukan. Maling kalah lihai dari Dina. Padahal tenggang waktu cukup lama memungkinkan ia kabur.

Itulah kesempatan dirinya beraksi. Barang bukti pun mengharuskannya berurusan dengan kepolisian.

Maling yang sering berkelintaran di hotel-hotel itu memiliki modus operandi khusus. Paham benar kebiasaan para pengunjung  yang sebagian besar dari kalangan berduit.

Maka tak heran, sebisanya menyesuaikan penampilan perlente meski sebenarnya maling. Bedanya jika tertangkap basah, pantang dikeroyok lalu bonyok bak maling ayam tetangga. Di hotel caranya lebih santun.

Mereka paham benar kapan saatnya beraksi. Terlatih memanfaatkan kesempatan petugas hotel yang menyapa ramah setiap tamu.

Waspada harus namun jangan cemas berlebihan

Banyak kejadian pencurian di area hotel bila tamu lengah.  Bukan berarti kita mencurigai setiap tamu, tapi sebagai rumah bersama, hotel didatangi banyak pengunjung yang  tidak kita ketahui latar belakangnya.

Mari kita simak, sudut apa saja yang harus kita waspadai saat berada di hotel:

(1) Bila sarapan ala prasmanan (breakfast buffet), bawalah tas tangan ketika mengambil makanan atau bila berdua, biarkan seorang bergiliran menjaga tas.

(2) Dalam acara seminar umum, workshop, bawalah tas ketika rehat atau makan prasmanan. Bila menjinjing lap top agak ribet, titipkan di concierge, tempat penitipan barang di lobi. Anda akan mendapat kartu tanda menitipkan barang.

(3) Tidak meninggalkan lap top dan barang berharga di kamar hotel. Simpanlah barang kecil dan bernilai  di safety deposit box.

(4) Tidak menitipkan barang pada sembarang petugas hotel kecuali bagian concierge. Jika terpaksa, harus menanyakan nama staf hotel, jabatan dan bagian apa. Jangan berpatokan pada warna seragam hotel.

“Tadi dititip masnya yang berambut cepak, dititip bapak yang berseragam hijau, dititip waiter yang badannya tinggi” , ini contoh penyebutan tidak benar.

(5) Tidak menitipkan barang kepada petugas sekuriti hotel pasalnya Anda tidak akan menerima bukti penyimpanan barang selain melalui petugas concierge.

(6) Jika ada ketukan di pintu kamar atau bunyi bel, dilarang membuka pintu kamar bila tidak berurusan dengan seseorang.

Petugas hotel biasanya mengetuk lalu menyebut.  “housekeeping!” “front office!”

Setelah mengintip lewat lubang pintu, ternyata bukan petugas hotel, tetap jangan dibuka. Telpon reseptionis, bahwa seseorang di depan pintu, sehingga petugas hotel dapat menanyakan keperluannya.

(7) Tidak membaca nomor kamar dengan bersuara saat resepsionis menyerahkan kunci kamar saat check-in sehingga terdengar tamu lain.

Sebagai rumah bersama, lakukanlah segala sesuatu mengikuti aturan hotel dengan disiplin. Waspada harus namun tidak boleh cemas berlebihan.

Semoga bermanfaat. Salam hospitality.

Comments