Jika orang yakin bahwa Sang Pencipta dapat mengubah manusia maka baginya tiada yang mustahil. Lihatlah pada peristiwa metamorfosa yang dialami oleh mahluk serangga.
Mula-mula berwujud benda mati, telur yang amat kecil. Didalam telur ada lembaga calon bakal hidup. Karena kekuasaan sang pertumbuhan maka lembaga didalam telur berubah menjadi ulat. Ulat sudah berupa mahluk hidup namun lemah. Ia tidak dapat mengadakan perlawanan terhadap musuh-musuhnya.
Setelah itu si ulat bertapa didalam selubung gelap untuk mendapatkan hidup baru. Kinilah waktunya hidup metamorfosa yang sesungguhnya. Hidup baru yang serba berbeda.
Ketika dalam selubung gelap, sebagai kepompong hidupnya seakan merosot menjadi benda mati kembali. Diam tak berdaya tetapi terlindung dalam selubung yang kuat, sukar ditembus oleh siapapun. Dari alam kegelapan itu, ia berubah menjadi mahluk baru, kupu-kupu.
Kupu-kupu berwujud amat gagah, sayap gemilang indah gemerlapan. Kini ia dapat terbang di angkasa mencari bunga-bunga yang indah sesuka hatinya.
Masa kegelapan telah usai, masa kehinaan telah lalu. Semua memuji dan menyanjung dia. Ulat-ulat serta kepompong yang ada di bawah bukan lagi mahluk yang melebihi bahkan jauh berbeda dengan sang kupu-kupu.
Suatu filsafat yang mudah bagi kita. Ada masanya hidup kita ini sebagai telur, ulat, kepompong atau kupu-kupu. Ketika kita dihina orang lain, jangan berkecil hati. Tuhan berkuasa atas hidup kita.
Sejatinya kita yakin, kehidupan hina dan gelap ala kepompong, dapat berubah menjadi hidup ala kupu-kupu yang mewah dan jaya. Berubahlah untuk yakin!
Bersiap agar mengalami hidup ala kupu-kupu dengan keyakinan. Hinaan dan ejekan dari manapun datangnya, betapapun pahitnya terimalah dengan kesabaran. Jika kita tidak sabar dalam kegelapan berarti kita ingin keluar dari selubung kepompong sebelum waktunya, yakni waktunya yang telah ditentukan oleh Tuhan. Kita tidak dapat menjelma menjadi kupu-kupu karena persiapannya belum cukup.
Kupu-kupu tidak mengalami perubahan lagi karena sudah tiba pada puncak kejayaannya, tinggal menantikan kematian.
Yakinlah bahwa segala sesuatu, untuk masanya telah Tuhan tentukan.
Comments