Mengapa ada rasa bersalah bila izin sakit? (ilustrasi Pixabay)
Ivan sudah dua hari tidak masuk kerja. Katanya sakit demam. Surat keterangan sakit dari klinik kesehatan tertera istirahat selama 3 hari.
Hari ke-4, seharusnya Ivan masuk,
tapi tak tampak batang hidungnya. Menginjak hari ke-5, dua anggota tim diutus
membesuknya. Tim sudah menelpon tapi gawainya selalu mati. Panggilan Reina,
sang supervisor pun tak bersambut.
“Sudah 2 hari di Surabaya,” cerita
sang Ibunda.
Kesal tak mendapat jawaban, Reina
menyampaikan kepada Bu Ana di Human Resources Department.
Kelanjutan kisahnya, Ivan kembali
ke kantor setelah seminggu meliburkan diri. Tentu saja, ia diberi peringatan
meski 3 hari izin sakit disambung 4 hari
cuti dengan dalih (menodong) ambil sisa cuti tahunan.
Keputusan datang tiba-tiba, Ivan mengajukan
resign tepat di hari itu sebelum menerima surat peringatan dari HRD. Ivan
memiliki konduite serta integritas buruk oleh karena peristiwa ini.
Izin sakit dapat dijadikan 1001
alasan. Kata pepatah, you will tailor a
lie to another lie, terjemahan bebasnya, satu kali berbohong, akan muncul
rangkaian kebohongan lainnya. Jawaban yang lancar dari si penanya, pertanda
jauh dari kebohongan. Bila ia menjawab gelagapan mungkin karena grogi, menyimpan
sesuatu.
Alasan sakit memang lebih dapat
diterima Manajemen Perusahaan ketimbang izin cuti. Cuti kerja biasanya
disesuaikan kondisi perusahaan kecuali dengan alasan sudah membeli tiket
pesawat. Ini yang menjadi bemper sebagian besar staf yang ingin berlibur.
Pengajuan cuti kerja sebenarnya
tidak ribet. Cuma kesal menunggu keputusan atasan dengan pertimbangan jalannya
roda bisnis harus lancar.
Mengapa banyak staf mendadak sakit pada hari Senin?
I don’t like Monday, kalimat
negatif yang tak asing lagi. Setiap karyawan sudah mafhum. Libur akhir pekan
terasa singkat.
Alasan malas bangun pagi di hari Senin
disebabkan bayangan tumpukan pekerjaan. Laporan harian selama 3 hari harus siap
di meja. Rentetan pertemuan dengan bos, janji dengan pelanggan, sudah terbayang.
Dua hari bersantai, langsung dihadapkan kesibukan yang luar biasa. Inilah penyebab gairah kerja kendor di hari Senin. Pikiran tegang. Ketegangan menyebabkan tubuh melemah.
Saya iseng menyelisik karyawan
yang kerap izin sakit selalu terjadi di hari Senin. Alasannya sakit kepala, sakit
demam, sakit perut. Sebagian besar hanya sakit di pagi hari. Menjelang siang,
tubuh kembali bugar.
Menurut catatan harian Ayah saya
yang tak sempat dibukukan, persiapan yang baik memulai hari kesibukan ialah
gabungan syarat lahiriah dan batiniah, ora
et labora. Berusahalah secara manusiawi disertai doa dengan berserah, yakin
sepenuhnya.
Pikirkan hal itu setiap kali Anda
bangun tidur. Jadikan impian dalam tidur sehingga jiwa Anda terisi oleh
cita-cita itu. Perasaan itu terletak di alam bawah sadar sehingga selalu ada
gairah untuk memulai hari.
Kisah nyata akibat sakit
Karyawan yang sering izin sakit,
masuk dalam penilaian tim appraisal. Berhati-hatilah menggunakan surat keterangan
sakit. Setiap tindakan berkonsekuensi lho.
Catatan kesehatan karyawan menjadi track record selama Anda bekerja. Tubuh dan jiwa yang sehat menunjang semangat kerja. Sebaliknya, tubuh letoi, berolahragalah untuk kesegaran jasmani.
Dalam tim kerja yang kompak,
seorang anggota yang absen akan digantikan kolega lainnya. Siapa yang akan
menangani pekerjaannya, bukan halangan. Pimpinan mengambil alih sementara.
Karena seorang kawan yang sakit,
kolega pun terkena limpahan pekerjaan. Kadang terkena imbas komplain dari pelanggan.
Siapa yang tak pernah sakit, walau
hanya sakit flu, batuk? Meski terpaksa hadir di kantor dapat menularkan kepada
orang-orang di sekitar. Apalagi di masa pagebluk.
Tubuh yang tidak sehat, tak dapat
dipaksa melakukan pekerjaan dengan optimal. Seorang kawan yang tergolong usia
belia di bagian engineering, mengalami stroke pada tubuhnya. Kakinya harus ditopang
penyangga untuk berjalan. Telah
meraba-raba tepi kain, sudah sakit payah.
Manajemen tetap mempertahankannya.
Ia dipindah ke bagian laundry hingga sekarang. Manajemen yang baik selalu berupaya
agar setiap karyawan bekerja efektif. Namun perusahaan yang tamak, habis manis sepah dibuang. Semoga tiada
lagi di zaman sekarang.
Seorang karyawati di level
manajemen, kawan saya juga, menghadapi tekanan karena pekerjaan. Berdalih gaji
yang tambun, apapun dipertahankan agar bertahan di posisi itu. Apa hendak dikata,
malang tak dapat ditolak, ia harus resign karena sakit pendarahan.
“Saya stres banget setelah datang
pimpinan baru, dia selalu bete!” ujarnya.
Untung dirinya sadar, ternyata
lingkungan kerja toksik penyebab dirinya sakit.
Cara santun izin sakit
Mendapatkan surat izin sakit tidaklah
sulit. Yang sulit adalah meninggalkan tumpukan pekerjaan kepada tim.
Cara santun izin sakit ke kantor:
(*) Menelpon atasan. Bila ia sibuk, diminta menelpon kembali, kirim
teks via WA atau e-mail. Jangan lupa cc kepada Human Resources Manager.
Hindari: Tidak menyuruh suami, istri,
ayah, ibu, kakak, adik, tante, dll untuk memberi tahu atasan kecuali tubuh kita
benar-benar semaput tak berdaya.
(*) Mengirimkan foto surat keterangan sakit. Hindari: Meminta pengganti izin sakit dari jatah cuti tahunan.
(*) Membalas pesan dari kantor. Hindari: Mendiamkan, tidak menjawab sama sekali pesan masuk dari kantor.
(*) Mengirimkan teks bahwa Anda sedang sakit, bila klien menelpon. Mintakan agar menghubungi kolega di kantor. Hindari: Mendiamkan, tidak memberikan nama kolega kepada klien.
Zaman kiwari, surat sakit dapat
dilakukan secara online. Hal ini menghindari terpaparnya wabah virus corona.
Caranya dengan melakukan tanya jawab melalui video call atau voice call.
Sebelum itu pasien mengisi
lembaran tanya jawab pada formulir online. Bila terindikasi sakit, maka dokter
akan mengeluarkan surat sakit yang sah.
Sakit adalah manusiawi. Tidak
perlu kuatir akan tindakan semena-mena dari Manajemen Perusahaan. Siapa yang
ingin sakit?
Tiada lagi alasan sakit untuk menjaga tubuh tetap bugar bukan?
Bagaimanapun izin sakit tidak
menyenangkan tim kerja. Hendak berleha-leha di rumah pun tidak tenang. Tak tega
membebani tumpukan kerja kepada kolega.
Hari gini masih mencari-cari
alasan karena sakit? Berterusteranglah kepada Pimpinan. Pemimpin yang bijaksana
akan mengerti bahwa karyawan bukanlah robot.
Demikian juga, karyawan berbohong
bolos kerja lantaran sakit, akan mengikis kepercayaan. Sekali lancung ke ujian,
seumur hidup orang tak percaya.
Akhirnya, ujung dari beberapa
kisah tadi bertumpu pada fondasi cakar ayam yaitu kesadaran disiplin, jujur,
setia, cerdas dan bertanggung jawab.
Semoga bermanfaat. Salam
hospitality.
Rereferensi:
Video Viral Anak Buah Izin Sakit Disebut Sabotase Bisnis, Ini
Kata Kemnaker dan Serikat Pekerja, Kompas.com, 1 Juni 2021.
Solusi Bikin Surat Sakit Tanpa Harus ke Klinik atau Rumah
Sakit, Jpnn.com, 8 September 2020
Comments