Disiplin mematuhi aturan memakai topi (ilustrasi Pixabay)
Niat makan siang di kantin akhirnya kugagalkan. Hari itu saya mentraktir 3 teman. Kami memilih restoran di salah satu hotel, pasalnya seorang teman kangen makan nasi goreng ala restoran hotel.
Pilihannya menu ala carte, pilih
sesuai selera. Temanku tetap memilih nasi goreng spesial. Topingnya ayam
goreng, sate ayam 2 tusuk, telur setengah matang, acar, kerupuk udang.
Sederhana tapi maknyus. Don memakannya lahap.
Sedang asyik makan tetiba Don
setop melahap lalu mengambil air minum. Nasi goreng spesial masih tersisa
setengahnya.
“Kenapa tak dihabiskan, Don. Gak
enak?” tanyaku curiga.
“Lagi bad mood,” jawabnya pelan.
Bad mood artinya suasana hatinya yang berubah buruk.
Untuk mencairkan suasana, saya
berikan daftar menu lain, mungkin ia tertarik makanan lain. Don memilih pudding
coklat.
Usai kami makan, tanpa
berbasa-basi Don menunjuk sehelai rambut di balik telur mata sapi. Duh!
“Ya, aku jadi hilang selera!”
tambahnya.
Kami bergeming. Saya langsung ke
meja kasir hendak membayar sekaligus menyampaikan komplain Don. Tak lama, kasir
memanggil manajer restoran.
Saya memintanya memeriksa rambut
di nasi goreng itu. Sesak mundur, hendak lari malu, hendak menghambat tak lalu.
Sudah tak dapat berbantah. Muka sang manajer seperti udang dipanggang.
Don kecewa. Apa lacur, itu
terjadi begitu saja. Sehelai rambut melenyapkan selera makan siangnya.
Duhai pedagang makanan, jangan
anggap remeh persoalan rambut. Saya pernah menemukan rambut di sayur capcay via pemesanan online. Bagai kaca terhempas,
perut menahan lapar, kecewa didapat.
Itu sebabnya juru masak harus memaki topi, fungsinya agar
helaian rambut tidak terjatuh. Bagi wanita berambut panjang harus diikat
(buntut kuda, dikepang). Topi koki harus menutupi seluruh kepala bagian depan.
Begitu pun pramusaji, potongan
rambut harus dicempol (dikonde, dikuncir). Itu sudah menjadi aturan baku bagi
staf restoran.
Sekilas kejadian rambut jatuh seperti masalah seujung kuku. Namun tatkala seorang pramusaji melayani jamuan makan para pesohor, urusannya bisa berabe.
Manajer hotel didapuk pejabat
setempat untuk menyajikan santapan para pesohor itu.
Executive Chef pun dipecat gegara
rambut dalam makanan di piring pesohor. Pasalnya ini terjadi di hotel luks dalam
rangka acara penting jamuan makan malam, menyambut para tamu terhormat dari
luar negri. Malu tercoreng di kening.
Walau santapan lulus dari pemeriksaan
tim dokter, masih ada peluang terkena kejatuhan rambut. Pada tahap ini,
diperlukan kejelian ekstra dari pramusaji.
Begitu pula menyoal kebersihan
kamar dan tempat tidur di hotel harus terbebas dari rambut rontok. Tidak
sedikit tamu komplain gegara helaian rambut jatuh. Ingatlah, ruang yang bersih,
membuat kita tidak risih.
Apabila
abai, ini menunjukkan tingkat kebersihan hotel tidak standar. Hotel sebagai
penyedia jasa yang fokus terhadap pelayanan, kebersihan dan kerapihan, wajib
melaksanakan kebersihan sesuai prosedur pelayanan.
Sebelum kamar dinyatakan dijual,
harus melalui tahap pemeriksaan standar sebelum mengubah status kamar vacant clean dalam sistem.
Ada tipe sikap tamu terkait
kebersihan. Pertama, mereka yang menganggap sehelai rambut jatuh tidak menjadi
masalah. Ia melihatnya, lalu membersihkan sendiri.
Kedua, temuan sehelai rambut jatuh
bagai kebakaran jenggot, menjadi masalah besar. Tamu memilih pindah kamar.
Sikap tamu ini menganggap bahwa
cucian kain-kain tidak bersih. Selanjutnya, ia akan memeriksa ulang seluruh
sudut kamar, sprei, bedcover, bantal sebelum yakin benar bahwa kain-kain itu
bersih.
Tamu demikian terdengar lebay.
Anda percaya? Banyak sekali tamu bawel terhadap kebersihan tempat tidur. Bahkan
ada tamu yang iseng melucuti sprei sebelum tidur untuk memeriksa kebersihannya.
Nah, gegara rambut, jangan anggap
hal sepele lho. Supervisor housekeeping yang mengubah status kamar “Vacant
Clean” di sistem, tetapi tidak teliti dalam pemeriksaan akhir akan terkena
tindakan tegas dari manajemen.
Cara simpel mengangkat rambut, bulu rontok
Di kamar tidur, terutama kamar
tidur wanita pasti ditemukan rambut
rontok. Rambut rontok, sudah pasti tidak disengaja, bukan? Helaian rambut akan
ditemukan di atas bantal, sprei, bedcover, selimut, karpet bahkan di lantai.
Cara membersihkan helaian rambut di atas bantal, sprei, bedcover, selimut dapat menggunakan lakban. Gunting sekitar 5 cm, lalu tempelkan, tepuk-tepuk pada kain-kain itu. Lakukan guntingan berikutnya, hingga Anda yakin benar-benar bersih.
Pemakaian lakban itu sebagai cara
akhir agar tempat tidur, lantai, bebas dari helaian rambut yang tidak
kasatmata, umpamanya bulu kaki, bulu dada. Tirulah cara ini jika Anda
menginginkan kamar tidur bebas dari rambut dan bulu.
Selain helaian rambut yang
berjatuhan, ada kotoran putih yang dapat berjatuhan yang dinamakan ketombe.
Ketombe itu jamur di kepala. Karena bentuknya yang putih dan tidak kasatmata,
maka hampir tidak ada tamu komplain karena ketombe pada makanan. Tapi jijik juga kan?
“Hari gini masih berketombe?” Itu salah satu
iklan shampo. Impian memiliki rambut sehat memerlukan perawatan ekstra. Rambut
sehat, tidak mudah rontok, membuat kita percaya diri.
Rambut sehat menuai pujian, setiap
orang terpesona. Namun jangan sampai karena sehelai rambut, mengundang malu.
Itulah sebabnya mengapa di dapur,
di tempat tidur, di lantai harus bebas dari rambut rontok. Jangan sampai gegara
rambut rontok berujung pemecatan.
Salam hospitality.
Artikel terkait:
(*) Keberadaan Smoking Room,
Pebisnis Hotel Pilih Untung atau Buntung?
(*) Pengalaman Menyambut
Kedatangan Presiden Jokowi di Hotel
Bacaan: Kejijikan, Wikipedia
Comments