Siapa yang tak pernah belanja online? Mengunggah aplikasi market place pun kini wajib di gawai, kalau tak mau ketinggalan zaman.
Kita tak dapat terhindar akan
kebutuhan membeli barang via online. Selain tidak perlu meluangkan waktu
berjam-jam di pusat perbelanjaan, asalkan mau menunggu dan sabar, barang tiba
di rumah.
Seperti tanteku yang tidak sabar,
memilih pergi ke mall melihat barang langsung daripada barang tak sesuai yang
diharapkan.
Saya sepakat saja dengan tante.
Pernah saya membeli baju jas yang ternyata tak pernah dipakai. Mubazir jadinya.
Baju model artis korea itu bertali
di bawah pinggang, tidak sesuai yang tampak pada foto. Menyesal? Sudah pasti.
Tapi tetap masih belanja online.
Masakan harus keliling mall
berjam-jam hanya beli satu pakaian? Setelah beberapa kali kecewa, saya lebih selektif
memilih barang yang akan dibeli melalui market place atau lokapasar.
Agar kita cermat mengamati barang
sebelum masuk keranjang, saya mengunggah 2 lokapasar yaitu Tokopedia dan
Shopee. Meski ada Lazada, Bibli dan Bukalapak, saya batasi 2 aplikasi saja agar
sekaligus saling melengkapi.
Pahami seluk beluk
belanja online serta istilahnya
Agar tenang di hati, membantu kelancaran penjual juga dropshipper pilihan dana jatuh pada OVO ketimbang transfer via bank atau cash di tempat.
Dropshipper dianggap sebagai
pihak ketiga, yaitu penjual barang online yang hanya perlu memasarkan dan
menjual barang milik pihak lain tanpa perlu menyetok barang.
Bentuk pembayaran cukup top up
dana di OVO, dan dipotong setelah masuk keranjang belanja lalu menanti
konfirmasi sang penjual. Gampang kan? Gak pakai ribet.
Pernah juga membayar secara COD,
Cash on Delivery, dibayar di tempat setelah menerima barang. Langsung harus di
bayar di tempat termasuk ongkos kirim jasa kurir.
Tanggung jawab jasa kurir ialah memastikan kemasan paket tidak rusak, basah, sobek. Marah-marah atau ngomel kepada kurir karena barang tak sesuai adalah tindakan tak tepat. Pasalnya jasa kurir sebagai penyedia jasa pengantaran.
O ya, barang-barang apa yang saya
beli sekarang kecuali baju formal?
Diantaranya buku-buku, kacamata
baca, kosmetik termasuk pakaian dalam yang agak risi juga beli di pusat
belanja.
Jika pembelian urgen, seperti
kacamata baca berbingkai merah, langsung memakai jasa pengiriman instan. Dalam
2 hari barang tiba. Sungguh kualitas barang tidak mengecewakan.
Bahkan saya turut berpromosi dari
mulut ke mulut tentang trusted seller
itu, bahwa kacamata yang saya pakai cukup berkualitas dan tidak terlalu mahal.
Penjual
yang dapat dipercaya memang selayaknya patut diapresiasi. Selain itu mengisi di
kolom komentar dengan bijak sebagai tanda terima kasih.
Tentang kacamata yang baru saya
beli itu asli produk luar negri dan dikirim
dari Singapore. Namun demikian kakak memesan dari dropshipper di Jakarta.
Telah dibahas tadi, dropshipper
yaitu sebagai penjual dan pemasaran barang atau perantara tanpa menyetok
barang.
Pemesan dapati mengamati dari jam
ke jam, perjalanan barang dari jasa kurir. Seperti pada situs web JNE, hanya
dengan memasukkan kode.
Beberapa barang yang dijual
online ada yang dilakukan dengan pemesanan terlebih dahulu. Tentu memerlukan
waktu. Nah, kita diharuskan membayar deposit atau jika kita bertransaksi dengan
trusted seller lebih baik membayar lunas.
Dua minggu lalu, saya memesan
sebuah rak untuk pot tanaman hias yang cantik dengan model sesuai keinginan.
Penjual menerima pre order dan
dibutuhkan 7 hari dalam mengerjakan. Saya pre-order rak pot itu. Dalam 9 hari,
barang tiba. Alhasil lumayan bagus.
Cara simpel dan cukup mudah. Waktu tak terbuang percuma untuk belanja online. Hanya sejauh jari-jari di gawai.
Omong-omong tentang jasa kurir,
pernah satu kali, barang sudah teronggok di teras depan. Duh, kemasan bolong, rusak
tak karuan. Memang salah kami yang tak memiliki drop box.
Karena rumah sering tak
berpenghuni. Kami buatkan drop box agar tidak kehujanan dan kemasannya rusak.
Perihal pengiriman instan jarang
menemukan kendala. Instant delivery di Tokopedia menggunakan GrabExpress, Gojek
dan Anteraja yang berseragam merah.
Waktu respon pengiriman pesanan
atau confirm shipping biasanya sehari
setelahnya mulai pukul 15:00.
Strategi marketing
belanja online
Bagaimana strategi belanja online
agar meraup banyak pembeli?
Jika di mall atau super market,
saya membeli baju seharga Rp 400 ribu,
maka kasir akan memberikan 2 lembar kupon. Kupon itu potongan harga Rp 25 ribu jika
datang di kemudian hari.
Satu kupon pembayaran bernilai Rp
150 ribu. Jadi saya mendapat 2 voucher. Hadiah potongan Rp 50 ribu untuk
pembelian berikutnya disebut cash back.
Demikian pula dalam belanja
online, biasanya kita mendapat cash back berupa hadiah uang tunai yang
ditambahkan pada OVO atau dapat berupa poin.
Dalam dunia marketing, inilah salah satu strategi pemasaran agar dapat menarik banyak pembeli.
Selain itu, program kejar diskon
yang dibatasi waktu pun cara lain menggaet peminat.
Berikut strategi
marketing yang kerap dijalankan market places, diantaranya
Dalam sekian menit, diskon sebesar itu akan ditutup.
(*) Program cash back hingga ratusan ribu rupiah
(*) Bebas ongkir, ongkos kirim
(*) Melakukan program pre-order.
Pembayaran di muka atau deposit akan mempercepat produksi dan menimbulkan rasa aman bagi penjual.
Ada tip untuk belanja
online agar terhindar dari kecewa berat:
Contoh: Pahami judul buku, ukuran buku, berapa halaman, jilid buku ditempel atau jahit, ketebalan kertas.
Apakah buku disegel atau terbuka? Itupun pilihan. Tambahkan pada keterangan, bahwa buku harus disegel.
(*) Jika barang tiba, jangan lupa beri uang tip untuk kurir, pasti mereka senang.
Belanja online memang tak dapat dihindari pada era digital. Jauh sebelum masa hawar, kawan-kawan di kantor telah menggunakan lokapasar untuk berbelanja.
Tiada bedanya dengan belanja ke pasar, belanja online bisa ketagihan. Selalu saja ada barang yang ditunggu. Hanya membeli satu baju dalam saja, via online. Menghindarinya, belanjalah secara bijak.
Di tempat kos dahulu, bertumpuk
kemasan besar dan kecil di meja. Saat saya tanya pak sekuriti, itu adalah
belanjaan online anak-anak kos.
Wow, setiap hari tak pernah
kosong. Meja selalu penuh, seperti tumpukan hadiah. Maka agar tak kecewa berat,
teliti sebelum membeli. Ikuti seluk beluk dan tip belanja online.
Semoga bermanfaat.
(*) Apa itu Dropship, Apa Bedanya dengan Reseller, Money.kompas.com, 23 Februari 2021
(*) E-commerce, Wikipedia
Comments