Tip Belanja Online Agar Tidak Kecewa Berat

 

Belanja online (ilustrasi by Pixabay)

Siapa yang tak pernah belanja online? Mengunggah aplikasi market place pun kini wajib di gawai, kalau tak mau ketinggalan zaman.

Kita tak dapat terhindar akan kebutuhan membeli barang via online. Selain tidak perlu meluangkan waktu berjam-jam di pusat perbelanjaan, asalkan mau menunggu dan sabar, barang tiba di rumah.

Seperti tanteku yang tidak sabar, memilih pergi ke mall melihat barang langsung daripada barang tak sesuai yang diharapkan.

Saya sepakat saja dengan tante. Pernah saya membeli baju jas yang ternyata tak pernah dipakai. Mubazir jadinya.

Baju model artis korea itu bertali di bawah pinggang, tidak sesuai yang tampak pada foto. Menyesal? Sudah pasti. Tapi tetap masih belanja online.

Masakan harus keliling mall berjam-jam hanya beli satu pakaian? Setelah beberapa kali kecewa, saya lebih selektif memilih barang yang akan dibeli melalui market place atau lokapasar.

Agar kita cermat mengamati barang sebelum masuk keranjang, saya mengunggah 2 lokapasar yaitu Tokopedia dan Shopee. Meski ada Lazada, Bibli dan Bukalapak, saya batasi 2 aplikasi saja agar sekaligus saling melengkapi.

Pahami seluk beluk belanja online serta istilahnya

Agar tenang di hati, membantu kelancaran penjual juga dropshipper pilihan dana jatuh pada OVO ketimbang transfer via bank atau cash di tempat.

Dropshipper dianggap sebagai pihak ketiga, yaitu penjual barang online yang hanya perlu memasarkan dan menjual barang milik pihak lain tanpa perlu menyetok barang.

Bentuk pembayaran cukup top up dana di OVO, dan dipotong setelah masuk keranjang belanja lalu menanti konfirmasi sang penjual. Gampang kan? Gak pakai ribet.

Pernah juga membayar secara COD, Cash on Delivery, dibayar di tempat setelah menerima barang. Langsung harus di bayar di tempat termasuk ongkos kirim jasa kurir.

Tanggung jawab jasa kurir ialah memastikan kemasan paket tidak rusak, basah, sobek. Marah-marah atau ngomel kepada kurir karena barang tak sesuai adalah tindakan tak tepat. Pasalnya jasa kurir sebagai penyedia jasa pengantaran.

O ya, barang-barang apa yang saya beli sekarang kecuali baju formal?

Diantaranya buku-buku, kacamata baca, kosmetik termasuk pakaian dalam yang agak risi juga beli di pusat belanja.

Jika pembelian urgen, seperti kacamata baca berbingkai merah, langsung memakai jasa pengiriman instan. Dalam 2 hari barang tiba. Sungguh kualitas barang tidak mengecewakan.

Bahkan saya turut berpromosi dari mulut ke mulut tentang trusted seller itu, bahwa kacamata yang saya pakai cukup berkualitas dan tidak terlalu mahal.

Penjual yang dapat dipercaya memang selayaknya patut diapresiasi. Selain itu mengisi di kolom komentar dengan bijak sebagai tanda terima kasih.

Tentang kacamata yang baru saya beli itu asli produk  luar negri dan dikirim dari Singapore. Namun demikian kakak memesan dari dropshipper di Jakarta.

Telah dibahas tadi, dropshipper yaitu sebagai penjual dan pemasaran barang atau perantara tanpa menyetok barang.

Pemesan dapati mengamati dari jam ke jam, perjalanan barang dari jasa kurir. Seperti pada situs web JNE, hanya dengan memasukkan kode.

Beberapa barang yang dijual online ada yang dilakukan dengan pemesanan terlebih dahulu. Tentu memerlukan waktu. Nah, kita diharuskan membayar deposit atau jika kita bertransaksi dengan trusted seller lebih baik membayar lunas.

Dua minggu lalu, saya memesan sebuah rak untuk pot tanaman hias yang cantik dengan model sesuai keinginan.

Penjual menerima pre order dan dibutuhkan 7 hari dalam mengerjakan. Saya pre-order rak pot itu. Dalam 9 hari, barang tiba. Alhasil lumayan bagus.


Cara simpel dan cukup mudah. Waktu tak terbuang percuma untuk belanja online. Hanya sejauh jari-jari di gawai.

Omong-omong tentang jasa kurir, pernah satu kali, barang sudah teronggok di teras depan. Duh, kemasan bolong, rusak tak karuan. Memang salah kami yang tak memiliki drop box.

Karena rumah sering tak berpenghuni. Kami buatkan drop box agar tidak kehujanan dan kemasannya rusak.

Perihal pengiriman instan jarang menemukan kendala. Instant delivery di Tokopedia menggunakan GrabExpress, Gojek dan Anteraja yang berseragam merah.

Waktu respon pengiriman pesanan atau confirm shipping  biasanya sehari setelahnya mulai pukul 15:00.

Strategi marketing belanja online

Bagaimana strategi belanja online agar meraup banyak pembeli?

Jika di mall atau super market, saya membeli baju seharga  Rp 400 ribu, maka kasir akan memberikan 2 lembar kupon. Kupon itu potongan harga Rp 25 ribu jika datang di kemudian hari.

Satu kupon pembayaran bernilai Rp 150 ribu. Jadi saya mendapat 2 voucher. Hadiah potongan Rp 50 ribu untuk pembelian berikutnya disebut cash back.

Demikian pula dalam belanja online, biasanya kita mendapat cash back berupa hadiah uang tunai yang ditambahkan pada OVO atau dapat berupa poin.

Dalam dunia marketing, inilah salah satu strategi pemasaran agar dapat menarik banyak pembeli.

Selain itu, program kejar diskon yang dibatasi waktu pun cara lain menggaet peminat.



Berikut strategi marketing yang kerap dijalankan market places, diantaranya

(*) Program kejar diskon hingga 80%.
Dalam sekian menit, diskon sebesar itu akan ditutup.
(*) Program cash back hingga ratusan ribu rupiah
(*) Bebas ongkir, ongkos kirim
(*) Melakukan program pre-order.

Pembayaran di muka atau deposit akan mempercepat produksi dan menimbulkan rasa aman bagi penjual.

Ada tip untuk belanja online agar terhindar dari kecewa berat:

(*) Pilih barang dengan mantap. Paham jelas wujudnya, tidak mengira-ngira model atau ukuran. Buku, kosmetik, tas, ukuran baju.
Contoh: Pahami judul buku, ukuran buku, berapa halaman, jilid buku ditempel atau jahit, ketebalan kertas.
Apakah buku disegel atau terbuka? Itupun pilihan. Tambahkan pada keterangan, bahwa buku harus disegel.

(*) Jika perlu pengiriman instan, carilah lokasi penjual yang sewilayah, misal kediaman di Bintaro maka pilih area terdekat atau area Jakarta Selatan. Bila tak tersedia, barulah mencari wilayah bebas.

(*) Yakinkan dan teliti jumlah pembayaran sebelum  masuk keranjang.  Bebas ongkir atau tidak.

(*) Amati pergerakan barang via online

(*) Sebaiknya tidak membeli barang barang-barang berharga, seperti handphone puluhan juta rupiah, sepatu dan tas berharga 5 jutaan ke atas (Maaf ya, ini versi saya saja, anda berhak tak sepakat)

(*) Jika barang tiba, jangan lupa beri uang tip untuk kurir, pasti mereka senang.

Belanja online memang tak dapat dihindari pada era digital. Jauh sebelum masa hawar, kawan-kawan di kantor telah menggunakan lokapasar untuk berbelanja.

Belanja online kapanpun, dimanapun dapat dilakukan (ilustrasi Pixabay)

Tiada bedanya dengan belanja ke pasar, belanja online bisa ketagihan. Selalu saja ada barang yang ditunggu. Hanya membeli satu baju dalam saja, via online. Menghindarinya, belanjalah secara bijak.

Di tempat kos dahulu, bertumpuk kemasan besar dan kecil di meja. Saat saya tanya pak sekuriti, itu adalah belanjaan online anak-anak kos.

Wow, setiap hari tak pernah kosong. Meja selalu penuh, seperti tumpukan hadiah. Maka agar tak kecewa berat, teliti sebelum membeli. Ikuti seluk beluk dan tip belanja online.

Semoga bermanfaat.

 

Rujukan:
(*) Apa itu Dropship, Apa Bedanya dengan Reseller, Money.kompas.com, 23 Februari 2021

(*) Rumah Celestine Patterson, Tokopedia

(*)  E-commerce, Wikipedia

Comments