Masa Depan Hotel Butik, Akankah Ditinggalkan Pencintanya?

 

Hotel butik nan mewah (foto pixabay)

Reina sepupuku, berencana ke luar kota. Ia minta dicarikan hotel butik. Katanya, penasaran dengan hotel butik anyar di kota itu.

Mulailah saya berselancar mencari  hotel yang cocok untuk Reina sekeluarga. Tepat mataku terpaut hotel dengan bangunan layaknya istana.

Lobi nan megah, sepanjang koridor kaya sentuhan seni. Fasilitas di kamar mewah. Tengok saja lantai berkarpet 10 cm. Sepintas bagai istana kerajaan dalam dongeng.

“Kak, saya ada di hotel butik nih. Nanti kukirim fotonya ya!”, ujar Reina.

Setiap mendengar nama hotel butik sekilas terkesan mewah dan megah. Dalam bahasa Inggris, boutique hotel, menurut tipenya termasuk kelas upscale atau kelas atas.

Ciri menonjol dari hotel butik yaitu memiliki unique selling poin (USP), bagaimana produk kelas ini ngetop di pasar.

USP adalah poin unik yang membuat brand Anda lebih menonjol dari hotel pesaing.

Diantaranya hotel butik memunculkan signature lebih dari sekedar arsitek hotel, desain bangunan, lay out, serta fasilitas barang-barang di setiap kamar dan area hotel.

Small, stylish dan fashionable

Riwayat hotel butik pertama kali berada kota London dimana pemiliknya menciptakan kamar nan mewah, modis walau terbatas lahan. Ciri khusus tipe hotel butik adalah mungil, modis dan (small, stylish dan fashionable).

Awal berdirinya hotel butik tahun 1980 di kota London lalu disusul kota-kota di San Fransisco dan New York.

Karena fokus pada kemewahannya, maka tipe hotel butik memiliki kamar yang terbatas, mulai dari 10 kamar hingga terbanyak 100 kamar.

Ada beberapa hotel butik di Bandung zaman dulu, yang hanya memiliki 50 kamar serta outlet spa. Dari luar bangunan tampak unik, memancing mata setiap pejalan kaki, menjadi lirikan setiap pengendara mobil.

Tahun-tahun terakhir, hotel butik melakukan inovasi produk yang tidak hanya menekankan pada kemewahan saja. Bahkan kadang jauh dari kesan mewah yang kita bayangkan.


Sekilas dipandang dari luar, kondisi bangunan hotel dan fasilitas kamar tampak biasa saja, namun tonjolan keunikan akan nyata terlihat saat berada di dalam hotel.

Adakalanya fasilitas dan barang-barang tidak semahal yang kita kira. Karena cermat terhadap keperluan itu, banyak pemilik hotel memilih sendiri barang-barang yang akan dipajang di hotelnya termasuk alat makan piring, sendok, gelas.

Bahkan tidak jarang sang pemilik membeli langsung barang-barang itu ke negri sebrang. Tujuannya kepuasan.

“Pokoknya harus unik!”, ujar Pak Matias, sang pemilik hotel butik.

Betapa pencinta hotel butik sangat memperhatikan setiap detail sudut area dan ruang.

Pak Matias menggandeng arsitek lokal yang berkelas terhadap seni budaya. Kontraktor dan developer kelas wahid yang telah berpengalaman dalam bidang ini.

Siapakah yang dapat menonjolkan seni budaya Indonesia jika bukan arsitek anak bangsa.

Hotel butik harus memiliki perbedaan menonjol dari hotel tetangga. Di Penang ada bangunan hotel berbentuk perahu, kamar hotel dikelilingi akuarium atau hotel terbuat dari kayu berkualitas.

Akhir-akhir ini batasan hotel butik dan hotel kelas menengah (midscale) seakan bias. Tipe hotel bisnis banyak yang menyamai hotel butik. Mungkin pula karena julukan “butik” terkesan mahal. Untuk apa menyandang nama butik tapi tiada pembeli?

Kata Reina sepupuku, hotel  yang ditempatinya bagai hotel butik. Nyatanya hotel itu bertipe hotel bagi pebisnis. Bahkan bangunannya setengah hotel bisnis, setengah resort. Pembedanya dekorasi gorden, kursi-kursi lebih berseni.


Semasa pandemi, hotel butik di Eropa yang berharga normal Rp 2,1 juta dihargai Rp 650 ribu per kamar/malam.

Klasifikasi hotel butik sejak dulu memang agak sulit dibedakan dari hotel tipe bisnis. Banyak tipe hotel bisnis kian mewah menyaingi hotel butik.

Ada hotel disangka hotel bisnis, padahal hotel butik. Apa pembedanya? Apakah hotel butik ditentukan pada kemewahan fasilitas?

Seiring berjalannya waktu, inovasi produk hotel pun berkembang. Semakin banyak pebisnis, ingin menyuguhkan suatu brand yang unik.

Salah satu inovasi hotel super butik yang melebihi kecantikan hotel butik yaitu hotel milik mantan legendaris pesepakbola David Beckham.

Kabarnya ia akan membuka hotel butik super pertama di dunia yang berada di Macau, Tiongkok.

Hotel mewah itu bernama The Londoner, hotel asal rebranding Sands Cotai Central. Sedangkan Beckham sendiri menjadi brand ambassador.

The Londoner Dilengkapi 600 kamar suite, 14 David Beckham Suites, The Londoner Court 368 premium, Conrad Macao 659 kamar, Sheraton Grand Macao 4001 kamar dan St Regis Macao 400 kamar.

Kamar suitenya diberi nama The David Beckham Suites yang berada di lantai teratas.

Beckham juga menggandeng Chef terkenal  Gordon Ramsay untuk mengelola 20 restoran. Kabarnya Las Vegas of Asia ini menelan USD 2 milyar dan akan dibuka akhir tahun ini.

Tren hospitality yang menjadi gaya hidup selebritas telah mendunia.

Inovasi produk sedianya diperuntukkan sebagai pemikat konsumen lalu lahirlah butik villa, butik inn, butik resort. Maknanya kurang lebih sebuah vila, resort yang cantik.

Di Indonesia, unique boutique villa di bawah The Kayana Seminyak Bali adalah contoh butik tipe vila.

Selain David Beckham, pesepakbola Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi pun memiliki beberapa hotel dan resort. Namun Beckham menjadi bahasan tulisan ini terkait hotel super butiknya yang menguras duit triliunan dari kantongnya.


Mengapa hotel butik menjadi alasan prestise mereka yang berduit? Ini dia alasan umumnya:

a. Hotel butik biasanya disayang-sayang oleh pemiliknya. Ditimang-timang karena cantik.

Anda pernah lihat hotel yang petugas housekeepingnya dimana-mana memenuhi lobi? Lalu sebentar dilap, sebentar disapu? Itu karena kecintaan pemiliknya.

Takada tamu, tak menjadi soal. Sama seperti anda memiliki keris pusaka, atau koleksi jam tangan yang selalu menjadi pusat perhatian.

 b. Hotel butik menjadi kesenangan atau hobi sang pemilik. Tidak mencari keuntungan semata.

c. Biaya pemeliharaan hotel butik dan fasilitas sangat mahal. Hanya mereka yang berani membuang uangnya pada ladang bisnis ini.

d. Hotel butik memiliki konsumen tertentu, pasar tertentu dibandingkan hotel lain. Langganannya orang-orang tertentu yang fanatik, bukan tamu yang selayang pandang. Hal ini karena kecintaannya pada fasilitas mewah dan unik.

e. Hotel butik menjadi hotel pelengkap bagi operator hotel. Seperti The Londoner yang rebranding dari hotel lama. Juga suatu prestise bagi operator hotel yang menggarap hotel butik.

Gak afdal jika operator tidak mempunyai hotel tipe ini, atau dianggap kurang bergengsi.

Menyoal eksistensi hotel butik, fan hotel ini, harga selangit pun tidak menjadi penghalang.

Begitupun sang pemilik telah memiliki jaringan dan pelanggan tertentu. Itu sebabnya, usaha bisnis ini cenderung sebagai hobi, rekreasi, hiburan, tidak semata mencari keuntungan.


Pemilik hotel paham siapa pasar pembeli yang mengelilinginya, apakah dari keluarga leisure, dalam rangka liburan keluarga atau pasangan bulan madu.

Impian Beckham memang berbeda. Uang berlebih tak menjadi soal. Cita-citanya membangun hotel super butik di Asia berada di tengah kultur berbeda, The Londoner,  menciptakan suasana baru bagi pencintanya.

Pandangan publik tentang hotel, seolah serba glamor, mewah. Yang terjadi justru sebaliknya, dunia hospitality selalu “ramah” terhadap konsumen dari kalangan manapun.

Saking ramahnya, tak berlebihan jika industri ini menyuguhkan berbagai pilihan kepada setiap tamu, hotel butik, hotel bisnis, hotel bujet atau kostel? Sila baca tautannya di sini

Seperti tersedia pilihan bagi fan hotel butik sebesar Rp 50 juta per malam hingga kamar seharga Rp 500 ribu permalam. Inovasi produk hotel membuat fan mudah menentukan hotel favoritnya.

Bagi konsumen, hotel bukanlah produk bagi kalangan berduit saja. Setiap orang dapat menikmati fasilitas di hotel kok asal mampu membayar.

Tepis jua anggapan bahwa hotel butik akan ditinggalkan pencintanya. Kecuali resesi ekonomi dunia berkepanjangan.

Salam hospitality

 

Rujukan:
(1) Boutique Hotel, Wikipedia

(2) David Beckham to open bizarre London-themed hotel in Macau, telegraph.co.uk, 15 November 2019

(3) Footie Towers Lionel Messi or Cristiano Ronaldo, who’s the GOAT of the hotel world?, thesun.co.uk, 4 May 2021

(4) Tanya jawab tentang Hotel Butik di Eropa, TripAdvisor,

(5) British-Themed Resort Opens in Macao, China including David Beckham Designed Suites, Forbes, 14 Maret 2021

Catatan: Seluruh foto diunggah dari pixabay.com


Comments