Terapis Pijat, Jangan Pandang Sebelah Mata Profesi Ini!

 


Terapis Pijat, Jangan Pandang Sebelah Mata Profesi Ini!

Genap 2 bulan, Ratih meninggalkan Pulau Dewata. Kedatangannya di Jakarta demi meningkatkan karirnya sebagai terapis pijat (therapist massage) di hotel berbintang. Ia didapuk sebagai spa supervisor.

Massage therapy, bahasa Indonesianya terapi pijat artinya proses pemijatan yang dilakukan pada anggota tubuh. Dengan embel-embel spa, maka artinya terapi pijat yang perawatannya lebih lengkap, misal ditambah mandi bunga, lulur.

Tujuan terapi ini untuk menyegarkan kembali pikiran, tubuh, jiwa.  Demikian terapi pijat profesional sejatinya dilakukan oleh seorang terapis yang trampil serta bersertifikat.

Tim pemasaran turut andil dengan keberadaan outlet terapi pijat di hotel. Sasarannya membantu menaikkan penghasilan hotel. Tim berperan mempromosikan dan  memasarkan walau tidak tercantum dalam job desk.

Keberadaan outlet terapi pijat di hotel tidak hanya sebagai fasilitas tambahan namun juga sebagai aksesori hotel. Ketika para tamu terpenuhi kebutuhan lahiriahnya, itulah kepuasan pelayanan yang hakiki.

Pandangan miring terhadap terapi pijat di hotel kerap dianggap jasa untuk melayani kepuasan hasrat pribadi tamu.  Stigma terapis pijat esek-esek kadang muncul.

Benarkah demikian?

Suatu malam, seorang tamu pria di kamar menelpon resepsionis. Waktu menunjukkan pukul 21:40.

“Dek, saya mau pijat, jam berapa tutup?”

“Tutup satu jam lagi Pak, last order pukul 22:00”

Ratih bertugas bersama 4 staf di ruang spa-nya yang kecil. Empat matras diperuntukkan pelayanan di tempat. Rias wajah tipis, berseragam rapih dan tentu saja bau badan natural, tidak berparfum menyengat, sesuai standar penampilan.

Malam itu seorang staf sedang bertugas di ruang spa dan 3 staf sedang berada di kamar pemesan. Ratih bergegas meninggalkan ruang spa lalu menuju kamar sang tamu.

Dua puluh menit lebih dari waktu kesepakatan, Ratih belum muncul di outlet. Lima menit kemudian ia muncul dengan wajah cemberut sambil mengomel.


Apa rata-rata keluhan terapis pijat?

Kekesalan membayangi terapis Ratih. Ia baru saja menolak ajakan sang tamu bermalam.

Waspada terhadap penyedia jasa terapis dadakan

Mengundang seseorang datang ke kamar selain kerabat atau saudara tentu diperbolehkan. Namun jika mengundang seseorang yang baru dikenal haruslah waspada. Kamar meskipun ruang privat, hanya individu berkepentingan yang berada di dalamnya.

Suatu hari seorang perempuan muda memberikan kartu nama. Ia berpesan agar menghubungi dirinya jika memerlukan bantuan terapis. Informasi telpon dari beberapa terapis pijat di kota itu, ditulis besar di kartu nama.

Pemasok jasa dadakan seperti ini beresiko bagi hotel. Tamu sudah semestinya mendapat perlindungan dan keamanan selama menginap di hotel. Demikian halnya bila seorang tamu membawa terapis pijat dari luar hotel.

Urusan pijat memijat di kamar adalah legal dan sah bila dilakukan secara profesional. Baju seragam dan atribut hotel melekat pada diri sang terapis profesional. Hotel wajib melindungi keselematannya selama bertugas.

Jika anda sebagai tamu pria, hal apa saja yang tak patut ditanyakan pada terapis pijat profesional?

(*) Mengajaknya menginap di kamar

(*) Memperpanjang jam terapi untuk kepentingan lain  

(*) Membuat janji di luar hotel

(*) Berbuat tak senonoh

Apa saja yang dilakukan di dalam kamar, tiada seorang pun tahu, kecuali mereka berdua. Perlakuan baik dan profesional berarti menghargai terapis.

Profesi terapis pijat atau dahulu dinamakan tukang pijat, sejak jaman baheula sudah ada. Ibuku sesekali memanggil tukang pijat agar tubuh terasa ringan, katanya

Jaman now, terapis pijat tidak hanya dilakukan kaum perempuan. Kaum pria pun tertarik menekuni pekerjaan ini.

Apakah memadai gaji seorang terapis pijat untuk biaya hidup sehari-hari?

Sebelum masa pagebluk, untuk mendatangkan terapis pijat, saya membayar Rp 150 ribu per jam. Bayaran pertemanan namanya karena mengenal baik sang terapis. Bila dibandingkan dengan terapi pijat di hotel, harga melambung 2 kali lipat.

“Itu belum termasuk tip, Bu” , ujar Ratih

Profesi tukang pijat memang tidak populer. Lain burung lain belalang, lain dulu lain sekarang. Di Hotel, profesi ini sama keberadaannya dengan staf waitress, housekeeping, laundry, dll.

Anda boleh memicingkan sebelah mata terhadap terapis pijat. Namun ketahuilah, pencapaian melesat dari bisnis terapi pijat menimbulkan persaingan ketat diantara sesama pebisnis. Masing-masing hotel bersaing memunculkan produk ngetren sesuai jaman.

Puncak prestasi terapi pijat dan terapis

Peluang ini ditandai kesempatan merebut penghargaan dari asosiasi, komuniti atau sebuah perusahaan besar di luar negri. Tim pemberi penghargaan ini memberikan apresiasi kepada terapi pijat dan terapis unggulan.

Inilah tanda sebagai puncak pretasi, berkompetisi dalam ajang lomba merebut piala penyandang kategori tertentu.

Di Indonesia, tahun 2018, dua hotel di Pulau Bali berhasil dalam pencapaian ini. mengikuti ajang bergengsi  merebut The World Spa Awards Winner Trophy.

Untuk wilayah Asia tahun 2018 tersedia award The AsiaSpa, Spa of the year - Southeast Asia & the Pacific, Pemenang kategori Men’s Spa of the year dimenangkan The Ritz-Carlton Spa dan The Ritz Carlton Milenia Singapore.

Sedangkan dari Indonesia, Bali menjadi duta,  pemenangnya Eco-Hotel/Resort of the year dimenangkan Fiveelements dan Romantic. Award Hotel/Resort of the year dimenangkan Ayana Resort and Spa.

Puncak prestasi dari seorang terapis pijat ditandai dengan banyaknya pelanggan yang ingin memakai jasanya.

Saya selalu ingin dipijat Dena, terapis pijat senior di salah satu hotel, Jakarta. Beberapa kali kunjungan ke spa itu membuat saya ketagihan. Pijatannya lembut tapi jari menari keras. Tak heran bila Dena menjadi rebutan para pelanggan.

Ratih, Dena adalah terapis pijat masa kini. Mereka berseragam, beratribut hotel namun tak jarang mengalami perlakuan senonoh.

Seperti yang diceritakan Dena, ia dipaksa mengikuti keinginan tamu, diperlakukan tak senonoh. Ada saja pengguna jasa yang bandel. Namun setidaknya dengan data KTP dalam sistem komputer, terapis menjadi aman dan terlindungi.

Anggapan publik bahwa terapis pijat adalah modal skill belaka sama dengan mengecilkan profesi ini. Banyak sekolah perawatan menjamur, berlomba memberikan produk jasa yang semakin unik, menarik.

Para terapis perempuan akan menerima jaminan keamanan dalam bekerja bila hotel benar-benar ketat menerapkan peraturan.

Terapis yang berada dalam area tanpa aturan ketat, rentan terhadap pelecehan seks (sexual harassment). Agar terlepas dari tindakan ini, mereka harus dibekali pengetahuan dan diberi perlindungan.

Pelecehan seksual pada kaum perempuan dapat terjadi dimanapun. Namun mencegah lebih baik daripada mengobati.

Demikian para terapis pijat hendaknya membekali diri agar:

(*) Memahami etika.

Bertutur kata sopan tanpa menyinggung perasaan tamu. Menolak secara profesional.

a. Berpakaian seragam rapi dan profesional

Terapis perempuan memakai seragam layak, tidak memancing hasrat syahwat pelanggan.

b. Berkepribadian tegas

Perangai lembut namun bersikap tegas

c. Paham cara menyelamatkan diri jika diserang secara fisik

d. Tidak menerima iming-iming atau hadiah apapun dari tamu, kecuali uang tip

e. Jelaskan bahwa anda sebagai pekerja, bukan untuk melayani keinginan hasrat seseorang.

Jangan lagi berkata bahwa pekerjaan terapis adalah profesi picisan. Mereka dididik melalui pelatihan dan level pendidikan formal.

Di masa hawar ini, sudah barang tentu permintaan menurun disebabkan sentuhan fisik dan resiko tinggi terhadap penularan.

Seorang kawan di Bali terbang ke Rusia untuk mendalami ketrampilan terapi pijat. Siapa yang  menduga jika ia terbang ke Rusia?

Pahamilah profesi mereka sebagaimana profesi lainnya. Jangan pandang sebelah mata. Terapis pijat juga profesi yang membanggakan jika dilakukan dengan benar.

Selamat memperingati hari Kartini

Salam hospitality.


Rujukan:
(*) Pijat, Wikipedia.com
(*) The Spa at The Edge Bali Raih 3 Penghargaan Dunia, Casaindonesia.com
(*) Asia Spa Awards 2018, Jarimenari.com


 

Comments