Beberapa hari lalu, seorang
perempuan belia bertindak bodoh. Ia memasuki gerbang markas besar POLRI
Jakarta. Berlagak bagai Angelina Jolie dalam film action, berjalan gontai,
melihat kiri kanan, entah siapa yang dijadikan target. Tetiba dor dor dor!
Tumbanglah ia.
Pertunjukan sangat dramatis. Adegan
nyata yang tak pantas ditiru. Film action yang tak layak ditonton generasi muda
Indonesia yang berdasarkan negara Pancasila.
Perempuan 25 tahun itu salah satu
perempuan yang sudah pasti mengenal Ibu RA Kartini sejak di bangku SD, pahlawan emansipasi wanita.
Setiap tanggal 21 April kita
memperingati hari Kartini. Mengenang perjuangan Kartini yang memberi
hak sama dengan kaum pria, agar tidak terbelakang. Terima kasih Ibu Kartini.
Aku terdiam saat melihat
tayangan layar kaca. Penasaran dengan sosok perempuan berjiwa heroik itu.
Bagaimana perasaan ibunda yang melahirkannya?
Hati ibunda bagai tersayat. Anakkukah itu? Mengapa ada disana? Jangankan melihat adegan film action ini. Memandang mata sang anak yang ditinggal pergi ke kantor saja, seakan hati terkoyak.
Tangis, hati ibunda menangis. Ia bukan Rambo di medan laga. Ia bukan pembela
siapa-siapa, tapi pengecut!
Berilah kemurahanMu menjaga anak-anakku dan anak-anak kaum ibu dimanapun. Seorang ibu tidak tega melihat anaknya terkapar ditembak mati.
Terkutuklah orang yang mengajarkan ajaran sesat. Entah berapa kali lebih besar dosa yang harus ditanggungnya.
Tabahkan hatimu ibu. Sabarlah menghadapi
cobaan berat ini. Pasti dalam pikiranmu tak pernah terlintas sedikitpun anak
tercintamu menjadi teroris.
Seandainya pahlawan Kartini masih
hidup lalu menyaksikannya, pasti ia menangis...
Comments