Perempuan Paruh Baya Itu Ternyata ......

 

Pernahkah Anda membayangkan ia baga seorang banci? (ilustrasi pixabay)

Suatu hari aku dipertemukan rekan kerja dengan seorang perempuan paruh baya, di loby satu hotel di bilangan Ancol. Badannya gemuk, berkulit gelap dan rambut pendek.

Sepintas, sudah diduga pasti kaum pria takada yang terpancing melirik. Perempuan ini diperkenalkan padaku dan kakakku, Dina. Tak lain kedatangan ke hotel ini untuk menginap bermalam saja.

Usai perjumpaan, kami kembali ke kota masing-masing. Aku kembali ke Pontianak dan Dina ke Palangka Raya.

Setelah pertemuan itu, setiap hari  ia mengirimkan teks ke w/a. Menyapa dan selalu bertutur kata manis, sopan dengan foto-foto kerohanian.

Aku tak gubris, hanya sesekali saja menyapanya. Tetiba kakakku menelpon perihal perempuan ini. Ia katakan, Leni akan berkunjung ke rumahnya.

Seminggu kemudian, Dina kakakku mengabarkan bahwa Leni, kawan jadi-jadian itu akan ke Palangka Raya mengurus pembelian tanah untuk dijadikan hotel bekerja sama dengan kontraktor terkenal dari Jakarta.

Betapa senang kami mendengarnya, dengan begitu pasti saya terbawa pula dalam urusan pembangungan hotel segera.

Setiap kali Dina mengabariku bila ada berita terbarukan, Dina pasti menelponku. Hanya mengabarkan bahwa Leni baik hati, murah hati karena ia memberikan pinjaman uang IDR 45 juta untuk membangun halaman rumah.

Sementara pembayaran perombakan halaman itu akan dibayar setelah tender menang akan proyek hotel tersebut.

Tanpa pikir panjang, IDR 45 juta pun dikucurkan Leni untuk keperluan membangun halaman rumah.

Dina senang, beranggapan bahwa Leni percaya, sebab pinjaman tanpa tertulis, hanya atas dasar saling percaya.

Beberapa hari kemudian, Leni mengajak pergi wisata ke suatu tempat di luar kota. Tibalah waktu, dua keluarga dikumpulkan, wisata sambil silaturahmi. Menurutnya, Leni berniat menjodohkan anak perempuannya dengan anak lelaki Dina.

Namun, Dina curiga, setiap kali bayaran makan, hotel serta seluruh keperluan kecil selalu dibayarnya. Tak pernah Leni mengeluarkan duit padahal ia membawa keluarga seabreg.

Usai pertemuan itu, Leni kembali berkunjung ke Palangka Raya.

Suatu hari entah mengapa, tetiba Dina mengabariku, bahwa Leni meminjam uangnya ratusan juta tanpa mengembalikan.

Tampaknya Leni memberikan pinjaman terlebih dahulu sebagai jaminan, guna meyakinkan Dina bahwa dirinya memiliki simpanan.

Leni rupanya cerdik dan licik bagai ular. Ia memang bermaksud memperdaya korban dengan dalih meminjamkan uang dengan tujuan memperoleh sebanyak-banyaknya dari Dina.

Pertikaianpun dimulai. Leni melarikan diri. Dina mencarinya dengan bantuan polisi. Tidak menemukan si penipu ulung itu berbulan-bulan, akhirnya Dina frustrasi. Uang hilang tak berujung.

Waspadalah kala Anda berhubungan dengan seorang kenalan baru.

Comments