CV Tampilan Citra Diri, Jangan Palsu!

 

CV-ku (foto celestineP)

Awalnya Mira tidak menyangka kalau kami akan memeriksa seluruh dokumen pribadi terkait daftar riwayat hidupnya sejak ia melamar.

Belum usai masa percobaan, tim mencium ada suatu ketidakberesan terkait pribadinya. Pasalnya ia selalu membangkang, melawan dalam setiap percakapan, baik dengan teman satu tim maupun dengan saya, sebagai pengawasnya.

Di sudut ruangan kantor, ia tampak selalu asyik mengerjakan pekerjaannya. Namun saat membaca harian dalam file share, ada sesuatu keganjilan yaitu ketikan yang semrawut, tidak pernah tuntas, jauh dari kualitas sebagai seorang administrator yang berkualitas.

Dalam tim penjualan di hotel, seorang sales leader wajib mengawasi kerja tim termasuk tidak merekomendasikan kepada Human Resources Department (HRD) bila kedapatan melanggar persyaratan atau kode etik perusahaan.

Atas dasar job desk inilah, seorang sales leader berhak memeriksa seluruh dokumen pribadi satu persatu tim kerja.

Wawancara ulang mencegah terjadinya kekeliruan di masa mendatang

Mira lulus setelah wawancara 1,5 bulan lalu berdasarkan kriteria HRD. Halnya ia lolos dari ujian lamaran karena kosongnya jabatan sales leader beberapa bulan sebelum kehadiran saya di perusahaan itu.

Seperti biasa saya selalu meminta seluruh CV anggota tim kepada HRD guna pertimbangan memutuskan suatu masalah yang menyangkut kepribadian, keseharian mereka juga potensi yang dimiliki.

Hal inilah yang membuat saya penasaran perihal Mira yang berada dibawah standar posisi pada level administrator,  jauh dari harapan hotel dan tentu saja berdampak pada kemajuan tim.

Selama wawancara berulang, tersingkaplah satu persatu ketidakberesan ini. Saya menghubungi beberapa bekas kolega pada hotel-hotel yang pernah ia singgahi guna memastikan kebenaran yang ditulis dalam CV.

Singkat kata ia tidak dapat mengelak ketika hampir sebagian perusahaan yang tercantum dalam CV adalah bohong belaka.

Tidak mau menanggung resiko lebih jauh, saya lalukan kepada HRD agar dilakukan pemeriksaan ulang. Alasannya jelas tidak sesuai dengan standar tim penjualan.

Kelemahan dari sistem saat itu adalah tidak didukungnya CV dengan surat referensi dari perusahaan tempat bekerja sebelumnya. Jika testimonial letter atau surat referensi disertakan akan memudahkan HRD bekerja, setidaknya memenuhi qualifikasi standar.

Tidak berharap peristiwa ini terulang kembali, akhirnya saya dan asisten melakukan pemeriksaan terhadap seluruh anggota tim yang berjumlah 12 orang berikut wawancara ulang.

Curriculum Vitae (Latin) atau CV, dalam Bahasa Indonesia disebut daftar riwayat hidup yaitu potret aktifitas seseorang selama hidup sejak bersekolah hingga kurun waktu tertentu.

Begitu mudahnya mencari pekerjaan baru menyebabkan saya abai terhadap kebaruan CV. Hal ini tidak dibenarkan, Curriculum Vitae harus selalu terbarukan.

Menurut pendapat saya, ada beberapa hal yang mesti menjadi perhatian kita agar lembaran CV terlihat menarik, diantaranya:

(*) Selalu kekinian. CV  mudah dicontek, namun dengan karangan kata-kata sendiri, akan menampilkan sosok pribadi anda. Bahasa berubah sesuai perkembangan era, demikian kita memperbaharui CV agar selalu kekinian.

CV tidak selalu diperuntukkan hanya pada saat melamar kerja. Lembaran itu sebagai kisah hidup seseorang, aktifitas kita sejak sekolah hingga saat sekarang. Perbaharuilah selalu pada kesempatan tertentu

(*) Memakai bahasa yang mudah dipahami, sederhana dan jujur, apa adanya. Hindari CV yang terlalu panjang dan bertele-tele.

(*) Tidak dicampur dengan keterangan pribadi: nama orang tua, nama pasangan, nama anak, nomor KTP, keterangan bersifat pribadi lainnya.

Itulah 3 kriteria pembuatan CV sederhana.

CV harus mengandung nilai kejujuran

Tahun lalu, seorang kawan menawarkan satu jabatan di perusahaannya. Senang dengan tawaran ini, tak pikir panjang sayapun melamar. Tebakan saya kemungkinan besar pasti diterima sebab ia seorang pemimpin di perusahaan itu.

Namun ternyata CV saya tidak sesuai dengan keinginannya. Ia ingin agar CV dipercantik dengan cara membuat fiktif tahun selama bekerja di satu kota.

Dengan rasa was-was saya mengikuti saja anjurannya. Namun terpesona tawaran yang menjanjikan, memudarkan hati. Pikirku ia sebagai pembuat keputusan, jadi tiada alasan tidak diterima.

Beberapa hari berlalu, masa penantianpun terlewati ketika seorang kawan mengatakan bahwa posisi sales leader di perusahaan itu telah terisi. Bukan salah bunda mengandung, saya terjebak!

Prinsip kejujuran yang saya junjung selama ini rontok dengan imbalan kekecewaan.

Peristiwa ini menjadi pelajaran berharga bagi saya. Pertama dan terakhir. Sepandai apapun melangkah, jangan paksakan keinginanmu dengan membuat hal yang bertentangan dengan hati nurani.

Terkecoh kemampuan berbahasa Inggris dalam CV

Mengorek-ngorek CV, hampir seluruh pelamar kerja di perhotelan membuat CV dalam Bahasa Inggris. Sering kali kita terkecoh, ketika berhadapan dengan pelamar yang ternyata tak mampu berbahasa Inggris. Jangankan bercakap, mendengar untuk mengerti saja sulit.

Membuat CV sesuai bahasa yang anda pahami lebih bernilai ketimbang meniru, menjiplak dari pencarian internet.

Lebih baik hebat dalam wawancara berbahasa Inggris namun anda pahami benar setiap kalimat dalam Bahasa Indonesia yang tertulis dalam CV.

Bila dipaksakan akibatnya dalam wawancara awal 5 menit saja sudah dapat ditebak. Tiada yang lebih menarik dari CV kita selain membuatnya secara jujur, apa adanya, sederhana, hasil karangan sendiri.

Curiculum Vitae yang “lugu” mendatangkan kemujuran

Sewaktu kuliah, saya iseng melamar pekerjaan sebagai storekeeper, berharap diterima dengan maksud sambil menyelam minum air.

Dugaan saya adalah menjaga “drugstore” sekalian bisa membuka buku pelajaran.

Saya diterima bekerja, namun dengan jabatan kasir. Beberapa minggu kemudian, saya paham bahwa jabatan storekeeper dibawah departemen akunting itu setaraf posisi supervisor atau manager.

Rejeki tak lari kemana. Asalkan berusaha, ada saja jalan keberuntungan.

Begitulah kisah singkat berbagi pengalaman perihal CV. Bagaimanapun membuat CV mesti rapih, sederhana dan penuh kejujuran karena CV menampilkan citra diri kita.

Salam hospitality!

(*) Nama dan perusahaan disamarkan

Comments