CV-ku (foto celestineP)
Awalnya Mira tidak menyangka
kalau kami akan memeriksa seluruh dokumen pribadi terkait daftar riwayat
hidupnya sejak ia melamar.
Belum usai masa percobaan, tim
mencium ada suatu ketidakberesan terkait pribadinya. Pasalnya ia selalu
membangkang, melawan dalam setiap percakapan, baik dengan teman satu tim maupun
dengan saya, sebagai pengawasnya.
Di sudut ruangan kantor, ia tampak
selalu asyik mengerjakan pekerjaannya. Namun saat membaca harian dalam file share, ada sesuatu keganjilan yaitu
ketikan yang semrawut, tidak pernah tuntas, jauh dari kualitas sebagai seorang
administrator yang berkualitas.
Dalam tim penjualan di hotel, seorang
sales leader wajib mengawasi kerja tim termasuk tidak merekomendasikan kepada Human
Resources Department (HRD) bila kedapatan melanggar persyaratan atau kode etik
perusahaan.
Atas dasar job desk inilah, seorang sales leader berhak memeriksa seluruh
dokumen pribadi satu persatu tim kerja.
Wawancara ulang mencegah terjadinya kekeliruan di masa mendatang
Mira lulus setelah wawancara 1,5
bulan lalu berdasarkan kriteria HRD. Halnya ia lolos dari ujian lamaran karena
kosongnya jabatan sales leader beberapa bulan sebelum kehadiran saya di
perusahaan itu.
Seperti biasa saya selalu meminta
seluruh CV anggota tim kepada HRD guna pertimbangan memutuskan suatu masalah
yang menyangkut kepribadian, keseharian mereka juga potensi yang dimiliki.
Hal inilah yang membuat saya penasaran
perihal Mira yang berada dibawah standar posisi pada level administrator, jauh dari harapan hotel dan tentu saja
berdampak pada kemajuan tim.
Selama wawancara berulang,
tersingkaplah satu persatu ketidakberesan ini. Saya menghubungi beberapa bekas
kolega pada hotel-hotel yang pernah ia singgahi guna memastikan kebenaran yang
ditulis dalam CV.
Singkat kata ia tidak dapat
mengelak ketika hampir sebagian perusahaan yang tercantum dalam CV adalah
bohong belaka.
Tidak mau menanggung resiko lebih
jauh, saya lalukan kepada HRD agar dilakukan pemeriksaan ulang. Alasannya jelas
tidak sesuai dengan standar tim penjualan.
Kelemahan dari sistem saat itu adalah
tidak didukungnya CV dengan surat referensi dari perusahaan tempat bekerja
sebelumnya. Jika testimonial letter atau surat referensi disertakan akan
memudahkan HRD bekerja, setidaknya memenuhi qualifikasi standar.
Tidak berharap peristiwa ini terulang
kembali, akhirnya saya dan asisten melakukan pemeriksaan terhadap seluruh anggota
tim yang berjumlah 12 orang berikut wawancara ulang.
Curriculum Vitae (Latin) atau CV,
dalam Bahasa Indonesia disebut daftar riwayat hidup yaitu potret aktifitas
seseorang selama hidup sejak bersekolah hingga kurun waktu tertentu.
Begitu mudahnya mencari pekerjaan
baru menyebabkan saya abai terhadap kebaruan CV. Hal ini tidak dibenarkan,
Curriculum Vitae harus selalu terbarukan.
Menurut pendapat saya, ada
beberapa hal yang mesti menjadi perhatian kita agar lembaran CV terlihat
menarik, diantaranya:
(*) Selalu kekinian. CV mudah dicontek, namun dengan karangan
kata-kata sendiri, akan menampilkan sosok pribadi anda. Bahasa berubah sesuai
perkembangan era, demikian kita memperbaharui CV agar selalu kekinian.
CV tidak selalu diperuntukkan
hanya pada saat melamar kerja. Lembaran itu sebagai kisah hidup seseorang, aktifitas
kita sejak sekolah hingga saat sekarang. Perbaharuilah selalu pada kesempatan
tertentu
(*) Memakai bahasa yang mudah dipahami,
sederhana dan jujur, apa adanya. Hindari CV yang terlalu panjang dan
bertele-tele.
(*) Tidak dicampur dengan
keterangan pribadi: nama orang tua, nama pasangan, nama anak, nomor KTP,
keterangan bersifat pribadi lainnya.
Itulah 3 kriteria pembuatan CV
sederhana.
CV harus mengandung nilai kejujuran
Tahun lalu, seorang kawan
menawarkan satu jabatan di perusahaannya. Senang dengan tawaran ini, tak pikir
panjang sayapun melamar. Tebakan saya kemungkinan besar pasti diterima sebab ia
seorang pemimpin di perusahaan itu.
Namun ternyata CV saya tidak
sesuai dengan keinginannya. Ia ingin agar CV dipercantik dengan cara membuat
fiktif tahun selama bekerja di satu kota.
Dengan rasa was-was saya
mengikuti saja anjurannya. Namun terpesona tawaran yang menjanjikan, memudarkan
hati. Pikirku ia sebagai pembuat keputusan, jadi tiada alasan tidak diterima.
Beberapa hari berlalu, masa
penantianpun terlewati ketika seorang kawan mengatakan bahwa posisi sales
leader di perusahaan itu telah terisi. Bukan salah bunda mengandung, saya
terjebak!
Prinsip kejujuran yang saya
junjung selama ini rontok dengan imbalan kekecewaan.
Peristiwa ini menjadi pelajaran
berharga bagi saya. Pertama dan terakhir. Sepandai apapun melangkah, jangan
paksakan keinginanmu dengan membuat hal yang bertentangan dengan hati nurani.
Terkecoh kemampuan berbahasa Inggris dalam CV
Mengorek-ngorek CV, hampir
seluruh pelamar kerja di perhotelan membuat CV dalam Bahasa Inggris. Sering
kali kita terkecoh, ketika berhadapan dengan pelamar yang ternyata tak mampu
berbahasa Inggris. Jangankan bercakap, mendengar untuk mengerti saja sulit.
Membuat CV sesuai bahasa yang
anda pahami lebih bernilai ketimbang meniru, menjiplak dari pencarian internet.
Lebih baik hebat dalam wawancara
berbahasa Inggris namun anda pahami benar setiap kalimat dalam Bahasa Indonesia
yang tertulis dalam CV.
Bila dipaksakan akibatnya dalam
wawancara awal 5 menit saja sudah dapat ditebak. Tiada yang lebih menarik dari
CV kita selain membuatnya secara jujur, apa adanya, sederhana, hasil karangan
sendiri.
Curiculum Vitae yang “lugu” mendatangkan kemujuran
Sewaktu kuliah, saya iseng
melamar pekerjaan sebagai storekeeper, berharap diterima dengan maksud sambil
menyelam minum air.
Dugaan saya adalah menjaga “drugstore”
sekalian bisa membuka buku pelajaran.
Saya diterima bekerja, namun dengan
jabatan kasir. Beberapa minggu kemudian, saya paham bahwa jabatan storekeeper
dibawah departemen akunting itu setaraf posisi supervisor atau manager.
Rejeki tak lari kemana. Asalkan
berusaha, ada saja jalan keberuntungan.
Begitulah kisah singkat berbagi
pengalaman perihal CV. Bagaimanapun membuat CV mesti rapih, sederhana dan penuh
kejujuran karena CV menampilkan citra diri kita.
Salam hospitality!
(*) Nama dan perusahaan disamarkan
Comments