Work from Destination Bagi Milenial Berduit

 


Mentri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Bapak Sandiaga Uno, tanggal 29 Desember 2020 mencanangkan program #workfromdestination atau bekerja dari destinasi wisata.

Program ini tidak mengikis progam pertama yaitu #wfh, work from home. Nyatanya memang masih banyak perusahaan menerapkan karyawan 2 hari bekerja di rumah dalam seminggu.

Kondisi menggeliatnya sektor pariwisata ditunjukan berangsurnya kenaikan tingkat hunian di banyak kota. Kesibukan terakhir di Jakarta sejak 31 Desember,  ketibaan WNI di Bandara Soeta memerlukan hingga 2000 kamar hotel guna isolasi penumpang selama 5 hari.

Bagaimana kesibukan hotel di kota-kota lainnya?

Kemanapun seseorang bepergian, harus didukung jaminan keselamatan akan kesehatan. Meyakinkan pelancong terhadap prioritas kesehatan tidaklah mudah.

Mari kita kita lihat faktor apa yang merintangi masyarakat bepergian di masa pandemi:

(*) Wabah belum mereda ditunjukan dengan meningkatnya kasus baru. Pertambahan ini menjadi patokan perubahan hari demi hari.

(*) Memerlukan biaya dan waktu tambahan selama perjalanan

(*) Jawa – Bali mulai diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai tanggal 11 – 25 Januari 2021. Dua pulau ini menjadi titik sentral pergerakan lalu lintas perjalanan orang bepergian.

Dampak pengetatan ke-dua pulau ini tentu berimbas pada area wisata, hotel-hotel di luar pulau Jawa dan Bali.

(*) Harus melengkapi PCR, rapid tes, tes antigen sebelum melakukan perjalanan sebagai biaya tambahan. Tes PCR hanya berlaku 3 hari sebelum bepergian dan harus melakukan ulang dalam perjalanan pulang.

Masa liburan natal, tahun baru usai. Menyongsong kalender sibuk berikutnya yaitu imlek tanggal 12 Februari mendatang.

Tahun baru imlek ini dirayakan hampir seluruh warga. Mereka menginap di hotel, setidaknya 3 malam mereka menginap. Biasanya tamu telah memesan kamar mulai Januari ini.

Bagaimana Imlek tahun ini? Diharapkan setelah PSBB selesai tanggal 25 Januari 2021, tidak ada kelanjutannya. Demikian warga yang berdomisili di Jakarta, Surabaya, Bali dan kota-kota lainnya bisa bepergian dengan aman.

foto

Melihat keengganan masyarakat bepergian, berikut saran bila anda berniat #wfd.

(*) Pilihlah hotel yang bersertifikat CHSE yaitu sertifikat yang menerangkan bahwa hotel tersebut menerapkan protokol kesehatan berbasis pada Cleanliness, Health, Sustainability Environment (Kebersihan, kesehatan, keamanan, kelestarian lingkungan).

(*) Siapapun dapat berlibur sambil bekerja asal sanggup membayar seluruh pengeluaran. Anggarkan seluruh biaya selama menginap. Rencanakan #wfd jauh-jauh hari, bersama keluarga lebih menyenangkan.

(*) Ekspatriat dari perusahaan asing menjadi bidikan pertama program #wfd.

Area tujuan dilakukan di kota terdekat dengan berkendaraan. Contoh warga Jakarta ke Puncak, Bogor, Bandung. Warga Bandung ke area Lembang, Sari Ater.

(*) Area tujuan Bali, Lombok, Labuan Bajo, minimal tinggal 10 hari. Pergi bersama keluarga, mintalah harga diskon khusus.

(*) Perusahaan memperoleh diskon khusus yang mengirimkan karyawannya #wfd.


Bekerja sambil liburan lebih terasa beban tapi Liburan sambil bekerja itu asyik. Beti alias beda tipis. Work from Destination menyenangkan bagi mereka yang berencana liburan sambil bekerja serta cukup memiliki anggaran keuangan.

Masalah biaya menjadi masalah penting selama #wfd atau bekerja dari destinasi wisata.

Namun demikian masalah inti dari melorotnya pariwisata, bukan karena kurangnya promosi tempat wisata dan hotel-hotel, melainkan lebih kepada rintangan orang-orang bepergian seperti tertulis di atas.

Tengok saja media sosial hotel-hotel, area wisata, setiap hari mereka aktif mengunggah foto sebagai promosi. Anda bisa dapatkan harga Rp. 450.000 hotel bintang 4 di Puncak. 

Apabila kasus baru corona dapat ditekan, grafik kurva menurun, dapat dipastikan lalu lintas perjalanan sibuk karena masyarakat penat di rumah.

Bekerja dari destinasi wisata, anjuran bagi warga milineal sekaligus memasarkan area wisata juga  perusahaan yang mampu membiayai karyawan-karyawannya. Blogger travel, jurnalis, reporter TV, mereka diantaranya yang senang tinggal nomad.

Bekerja sambil liburan atau liburan sambil bekerja? Saya pilih liburan sambil kerja. Tapi nanti, jika covid agak mereda.

 

Comments