Celana jeans cutbray tahun 80-an (ilustrasi CelestineP)
Mengikuti tren adalah upaya
mengikuti perkembangan jaman supaya menyesuaikan gaya hidup kekinian. Kebanyakan
orang mengikuti trend namun tidak sedikit dari mereka tetap mencari gayanya sendiri,
menurut kehendak pribadi masing-masing.
Pergantian tahun pasti diikuti
perubahan tren. Dalam bidang pemasaran ada pula disebut marketing trend yaitu cara menjual kita, mengikuti perubahan pasar
kekinian. Keadaan pasar dinamis menunjukan masyarakatnya bergairah.
Perubahan dari masa ke masa
menonjolkan kemajuan suatu area, wilayah, kota, negri. Contohnya ketika model
fesyen tahun 70-an kakak saya sering memakai model celana panjang cutbray.
Jaman now remaja milenial tahu model cutbray melalui internet.
Ada pula celana model baggy,
meski model sudah terbilang kuno, masih banyak pria, wanita memakainya hingga
sekarang. Fesyen model klasik kita menyebutnya, tak lekang oleh waktu.
Ketika Princess Diana tampil dengan
potongan rambut pendek, serempak remaja wanita termasuk saya meniru model rambut istri Pangeran Charles di
tahun 1981-an.
Di sampul buku tulis, tempat
pensil, tas sekolah, dompet penuh gambar sang Princess. Meniru gaya selebritis
menjadi kesenangan tersendiri.
Mari kita lihat sesuatu yang
ngetren seiringnya waktu:
Tahun 70-an: konon fesyen yang ngetren seperti celana cutbray, celana
kulot, rok panjang A line, baju cinderela, polkadot, rok rempel. Koleksi:
perangko
Tahun 80-an: celana baggy, rok
sepan panjang, rambut pendek model Lady
Di. rok mini, jaket kulit, legging, atasan longgar. Koleksi: peranko, kartu
pos, kaset, sepatu Puma, Nike
Tahun 90-an: gaya klasik keren, celana jeans robek (ripped jins).
Tabrakan warna baju, contohnya jas biru navy dipadukan celana panjang hijau. Overall
dan jaket denim. Jeans pinggang tinggi, ikat pinggang lebar.
Model rambut panjang keriting
spiral. Sepatu wedges, sepatu boots kantor, handphone nokia, erricson.
Tahun 2000 : celana sontok, legging, baggy jeans dibawah pinggul, sepatu
high heel. Handphone blackberry.
Tahun 2010, seingatku kesukaan akan gawai, gonta-ganti setiap
keluar series baru.
Tahun 2021
Gaya tren itu mengalir begitu
saja kok, kalau kedapatan seseorang kreatif, asal viral bisa menjadi trendsetter.
(*) Di tahun wabah ini, masker
masih menjadi benda populer, mulai model moncong robot, masker tengkorak hingga
masker model (maaf) bra. Semakin kreatif pembuat masker, semakin banyak variasi pilihan.
Tak pandang harga, seperti masker
artis Syahrini yang dilengkapi asesoris cantik. Sayangnya kurang
ngetren, mungkin ribet perawatannya.
(*) Lip gloss, pelembab bibir. Menjaga
bibir lebih sehat.
(*) Outer rajutan warna pastel, menghangatkan
di musim hujan.
(*) Baju terusan lengan panjang
lebih di bawah lutut. Baju rumah sekaligus baju tidur
(*) Turtleneck pria
Tahun ini mendorong setiap orang agar mengindahkan ruang belajar dan
dekorasi rumah:
(*) Ruang belajar yang indah
dihiasi tanaman hijau, pot bunga, cat tembok lukisan pohon (wallpaper)
(*) Dekorasi rumah bercat tembok
lukisan pohon (wallpaper), tanaman hidup
Di bidang Media sosial sudah dapat ditebak yaitu:
(*) Menjadi anggota Kompasiana
(*) Main Tik-Tok
Banyak pula kaum sederhana, jarang mengikuti perkembangan jaman, tampil lebih eksklusif. Itu semua kembali kepada pribadi seseorang.
Mengikuti tren tidak selalu
menjadi impian seorang kaya. Seorang kawan yang super kaya bahkan tidak ikut-ikutan
tren. Bukan pula sekelompok orang ini kuno atau ketinggalan jaman, hanya lebih kepada
ciri kepribadian masing-masing.
Sebaliknya ada pula kawan lain yang
kepo, gaul di media sosial, takpernah ketinggalan arus jaman. Baginya lebih memilih kepo asal ikut tren.
Tidak ada benar atau salah,
mengikuti tren kaitannya dengan kesukaan seseorang saja. Toh masa itu akan
terlewati jua. Namun demikian dunia lebih semarak apabila sesuatu menjadi tren.
Ada sebuah pepatah,” jangan ikuti
tren, ikutilah kata hati”. Bagaimana menurut anda?
* Artikel ini menjadi artikel pilihan di Kompasiana.com
Comments