Surat Untuk Heitor Tertanggal 29 Januari 2030

 

(foto celestineP)

Heitor tersayang,

Hari Minggu kemarin, tak diduga nenek dan kakek bertemu kawan lama. Ia penulis usil saat di SMP dulu, tapi selalu juara kelas.

Nenek dimintanya ikut lomba menulis blog di Kompasiana, dari KJOG katanya. Pemenangnya akan mendapat hadiah staycation di Hotel D’Senopati Maliboro Yogyakarta.

Mbah buyut dari nenek kan orang Yogyakarta, ya kalau menang nenek dan kakek bisa jalan-jalan sekalian bernostalgia ke kota gudeg.

Sepuluh tahun lalu orang-orang ribut staycation, nah  nenek dan kakek bersiap staycation Minggu esok. Heitor mau ikut? hehe

Cucuku,

Nenek teringat peristiwa dulu, heboh staycation  saat wabah covid-19. Hotel-hotel penuh saat libur gegara larangan kerumunan. Orang-orang menikmati suasana berbeda sekalian menghirup udara segar sekejap.

Ya, kala itu nenek dan kakek selalu pakai masker. Tak boleh ketinggalan, nanti didenda.

Baru kemarin sore rasanya tahun 2020 lewat, padahal 9 tahun telah berlalu. Kini orang-orang hilir mudik, bernafas lega tanpa masker.

Ini nenek simpan 5 masker kreasi tantemu sebagai kenangan. Antik dan unik jika dipandang sekarang.

O ya bagaimana sekolahmu? Kata ayah Heitor pandai berenang sekarang?

Nenek ingin Heitor masuk sekolah pariwisata, seperti ayahmu dulu.

Sekarang hotel ramai. Hari ini nenek diminta reservasi daring di D’Senopati Yogyakarta.

Heitor cucuku tersayang,

Sepuluh tahun lalu hanyalah kenangan dan masa-masa sukar terbayang di ingatan nenek. Tahun baru tanpa hingar bingar petasan, kembang api.

Hanya 3 petasan di lingkungan rumah. Dar der dor, langsung sepi, semua langsung turu. Turu itu artinya tidur Cu, Bahasa Jawa. Heitor mau belajar Bahasa Jawa?

Maklum wabah covid-19 belum reda. Bahkan kasus baru terus melaju menembus 1 juta. Duh, nenek di rumah saja saat itu sambil menulis blog di Kompasiana. Tapi kakekmu, tetap saja sibuk kesana kemari. Tante lagi kerja.

My lovely grandson,

Nenek sangka situasi kembali berangsur normal di bulan Januari 2021 itu, ternyata akhir belum tiba.  

Siang hari ketika duduk di beranda, tetiba kabar di TV diributkan jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 di Kepulauan Seribu.

Jantung nenek berdegup kala itu sebab pesawat tujuan Pontianak, banyak kawan nenek di sana. Hati berduka.

Para penolong mencari para penumpang di laut berhari-hari membantu keluarga penumpang.

Beberapa anak kecil gagal memeluk sang ayah di Bandara Supadio. Menangis, berduka, tiada kesedihan teramat dalam selain kehilangan keluarga tercinta.

Ayah sang pramugari Gita, menangis tersedu, menahan tangis kesedihan, hatinya pilu saat menerima anak perempuan tercinta dalam peti kayu. Nenekpun turut berlinang air mata menyaksikannya di Kompas TV.

Belum usai masa berkabung tetiba masyarakat perumahan di Sumedang dirundung duka. Sabtu tanggal 9 Januari 2021 tanah longsor menimbun puluhan saudara dan beberapa orang hilang.

Rumah-rumah tertimbun, menyisakan duka bagi keluarga, tetangga dan seluruh rakyat di tanah air.

Delapan hari kemudian, gempa melanda Majene, Mamuju di Sulawesi Barat. Puluhan saudara kita meninggal dunia.

Kerumunan menjadikan kasus baru covid-19 tembus 1 juta. Pemerintah sibuk mengatur vaksin bagi seluruh rakyat.

Kalimantan Selatan dilanda banjir juga. Seingat nenek, Kalimantan indah panorama hutannya, diliputi hutan nan hijau, udara bersih, tempat orang utan menetap.

Mungkin juga karena rajinnya penebang pohon di hutan. Entahlah.

Menurut berita di TV, kantor pemimpin kota roboh, kabupaten lumpuh. Jalanan tertutup air coklat hampir menutupi atap rumah hingga 2 meter.

Ratusan ribu orang ke pengungsian. Sekelompok anak-anak bermain air. Mereka belum mengerti arti kesukaran.

Bantuanpun tiba, baju, makanan. Stadion menjadi  tempat pengungsian sementara menunggu air surut.

Januari 2021 langit masih kelabu. Tahun berganti namun belum muncul tanda perubahan. Hotel-hotel sepi.  Bagaimana hendak bepergian, ketika itu PSBB dilanjut PPKM. Kepanjangannya Heitor  lihat di internet saja ya.

Gunung Semeru mulai menumpahkan lahar dingin, hujan abu mengotori tanaman dan genting rumah.

Merapi batuk, meluncurkan lava pijar, Gunung Raung meraung. Masyarakat bersiap menghadapi kondisi itu.

Syukurlah seluruh rakyat di tanah air dapat melewatinya. Berkat kegigihan pemerintah waktu itu, gencar menerapkan 3M.

Heitor, it’s not dream, bukan! Ini nyata terjadi di bulan Januari 2021. Tengoklah beritanya di internet.

Sekian dulu surat dari nenek. Mau bersihkan koper dulu, bersiap ke Yogyakarta. Nanti nenek sambung lagi setiba di Hotel D’Senopati.

Be good! O ya, selamat ulang tahun ke 10.

Jangan lupa rajin berdoa.

Salam sayang dari nenek dan kakek.

Comments