Prospek Bisnis Hotel Tahun 2021

 

Pelancong (foto CelestineP)

Berbicara tentang hotel, bergantung terhadap klasifikasi hotel masing-masing. Pemasaran hotel bintang 4 dan 5 tentu berbeda dengan kelas dibawahnya.

Seorang pemerhati bisnis hotel sejatinya cermat menganalisa dari sudut pandang mana ia melihat. Menganalisa hotel bintang 4 tentu berbeda dengan kelas budget.

Seorang hotelier menjelaskan, hotel okupansi YTD mencapai 60% di tahun 2020. Benarkah? Saya sempat terkecoh. Hotel sekelas Marriott kah?. Dalam keadaan normal bisa saja sebesar itu bahkan lebih dari itu. Ternyata hotel budget.

Pergerakan industri hotel memang ditunjang airlines. Okupansi hotel di seluruh Indonesia dipengaruhi perjalanan orang melalui jasa penerbangan. Ketika publik menyerbu bandara, disanalah kesibukan yang mendatangkan keuntungan.

Kini bepergian memerlukan administrasi tambahan, contohnya saja pelancong harus mengeluarkan biaya ekstra untuk rapid test dan PCR test. Belum pula bila kedapatan hasil reaktif, membuat rencana bubar.

Meskipun industri hotel terpuruk saat pandemi, jumlah hotel di Jakarta bertambah 6.47%. Penambahan 20 hotel dari jumlah 309 hotel. Diprediksi 329 hotel tahun ini siap berkompetisi. Beberapa hotel menunda pembukaannya tahun lalu.

Begitu pula penambahan kamar sebesar 8.19% menjadi 58.635 kamar. Hal ini membuat persaingan hotel semakin ketat, karena itu hotel yang kreatif, yang menerapkan gaya hidup higienis lebih menyerap para tamu.

Australia, Singapore, Malaysia

Di Australia, sektor perhotelan tumbuh 40% pada kuarta IV 2020. Kenaikan ini mulai terjadi di kota Hobart, ibukota negara bagian Tasmania, disusul Melbourne, Sydney dan Brisbane karena dibukanya kembali sejumlah perbatasan di kota tersebut. Diperkirakan kenaikan 70% pada pertengahan tahun 2021

Negara tetangga Singapore membuka jalur khusus untuk turis bisnis. Selama berada di Singapore para turis harus melakukan test rapid berbasis antigen di hari ke 3, 5, 7 dan ke 11 setelah kedatangan mereka.

Jalur baru ini memang akan menghambat pergerakan turis bisnis di Singapore. Memuluskannya dengan cara mengijinkan semua turis bisnis dari seluruh negara untuk datang selama tidak lebih dari 14 hari.

Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan kesibukan di Bandara Cangi, dimana sekitar 15% turis masuk ke Singapore sebelum covid 19 adalah turis bisnis.

Penurunan turis yang masuk ke negara ini sebesar 99.8%. Singapore sebagai ke-5 destinasi wisata global hanya berharap pada turis domestik saat ini menyusul larangan masuknya turis dari negara tetangga.

Halnya dengan Malaysia, kebijakan menurunkan pajak turis sebesar RM 1 per kamar per malam dari RM 10 bertujuan untuk memberi keringanan para turis. Kemudian disusul permintaan keringanan pajak bagi pebisnis hotel.

Dampak dari lock down beberapa bulan di Malaysia sangat memukul industri perhotelan. Hingga saat ini masih melakukan pengetatan terhadap keluar masuk warga Indonesia.

Sebelum pandemi Malaysia, negara tetangga sebagai penyumbang besar pendapatan pariwisata kepada Indonesia. Begitu pula kedatangan grup turis Indonesia membanjiri Malaysia. Tengok saja kota Medan, Pontianak, Aceh, Pekanbaru, kota yang disinggahi kebanyakan turis dari negara itu.

Hibah pariwisata

Sedangkan rata-rata okupansi di luar Jakarta, MTD (month to date) 2020, sekitar 23% di area Puncak dan Anyer-Carita meski pada akhir pekan mencapai 60%.

Okupansi Pontianak YTD sebesar 40.80%. Sedangkan hotel-hotel budget di bilangan Jakarta barat sekitar 26 - 30%. Data hotel di Pontianak dan Jakarta berdasarkan data YTD dari hotel yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Peningkatan okupansi hotel tidak lepas dari perhatian pemerintah terhadap industri pariwisata. Diantaranya dana hibah pariwisata sebesar Rp 3,3 triliun sebagai penambah modal kerja dan investasi tetap kepada pelaku bisnis hotel, restoran dan pemerintah daerah. Dana ini guna  meningkatkan kesiapan destinasi dalam penerapan Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE).

Keadaan ini mulai menunjukan tumbuhnya bisnis perhotelan walau dibayangi kekuatiran. Beberapa operator hotel menerapkan diskon sebesar 10 hingga 20% sebagai stimulus.

Hotel lokal berwawasan global

Dampaknya hotel-hotel lebih memilih chains branded hotel yang dipercaya menerapkan jaminan protokol kesehatan dibanding hotel lokal. Menyontek istilah dari Hermawan Kartajaya yaitu hotel lokal yang global, diantaranya fokus pada digital marketing. Dengan kata lain, hotel lokal yang berwawasan global.

Hotel-hotel membiasakan adaptasi dengan keadaan baru, kebiasaan baru dan menjadikan higienis menjadi gaya hidup terbarukan. Demikian pula hotel yang menjaga kebersihan super akan meyakinkan para tamu. Menjadikan kebersihan sebagai gaya hidup, bukan slogan semata.

Ketika okupansi menunjukan kenaikan hingga Desember 2020, maka tahun 2021 masa melangkah menuju perbaikan. Tidak perlu menggapai rembulan, namun jika okupansi hotel merangkak naik perlahan, itulah tanda-tanda perubahan. Terlebih pemerintah telah menaikkan Rp. 4,1 triliun alokasi dana APBN bagi sektor pariwisata.

Sejak kemarin, 31 Desember 2020, WNI yang tiba dari luar negri melakukan karantina selama 5 hari di berbagai hotel di Jakarta. Kedatangan penumpang itu membutuhkan 1500 hingga 2000 kamar per hari. Hal ini menyebabkan naiknya okupansi hotel-hotel selama 5 hari ke depan.

Industri travel dan leisure sebagai the first loser semasa pandemi mengharuskan hotelier bekerja lebih giat. Market yang  bergairah menunjukan pertumbuhan walau kecil. Tahun ini adalah tahun perbaikan industri pariwisata.

Meningkatkan pendapatan tidak selalu diikuti penurunan harga kamar. Menurunkan harga kamar biasa dilakukan sebagai daya tarik pembeli namun harga yang terlalu rendah berakibat munculnya prasangka buruk dari pasar. Hal ini diperlukan strategi khusus dalam E-commerce atau pemesanan kamar online.

Dampak menurunkan harga kamar dapat memancing tanda tanya terhadap pasar. Apalagi harga yang dapat dijangkau daya beli remaja, selain membuka peluang terbukanya kenakalan remaja, juga  rentannya muncul penyakit masyarakat seperti prostitusi.

Contohnya dapat ditengok pada unggahan Instagram Pemkot Pontianak @tkp_pontianak dua hari lalu. Video razia hotel-hotel penyebab maraknya prostitusi belakangan ini.

Selain menggencarkan e-commerce, strategi lain yaitu membuat harga paket kamar di luar susunan harga (rate structure, set rate) sebagai variasi pilihan  pembeli. Untuk itu media sosial menjadi media pilihan utama tempat berpromosi yang sangat terjangkau.

Saatnya bekerja lebih giat bagi hotelier. Tahun baru, harapan baru.

Salam hospitality.

 

Referensi 1,2

 

 

 

Comments