Hari Jumat ini Jack pergi ke kantor
lebih awal. TGIF. Thanks God It’s Friday!. Rencananya ia akan kencan dengan
karyawati baru di kantornya bernama Nancy.
Nancy baru 2 minggu bekerja di
perusahaan milik Jack. Hari pertama Nancy bekerja, Jack tertarik pada pandangan
pertama.
Nancy berbadan mungil, selalu berpakaian
serasi, kulit kuning bersih, cerdik dan cerdas pula. Jack memiliki hobi koleksi
parfum impor. Kali ini ia membeli parfum termahal yang hanya dapat dipesan
melalui online website luar negri.
Kegemarannya hang out dengan kawan-kawan, membuat lupa diri, usianya hampir
mendekati 40. Sebenarnya mudah bagi Jack, tinggal memilih siapa yang ia sukai.
Tak heran mama Jack selalu cerewet.
Setiap malam akhir pekan selalu wakuncar, waktu berkunjung pancar, namun belum
ada seorangpun yang memikat hatinya. Alasannya PDKT atau kurang sreg.
Kali ini Jack janjian dengan Nancy di Sky
Lounge Sudirman, agar tak jauh dari apartemennya.
Pukul 20:00 Jack meluncur ke Sudirman,
dari jauh tampak Nancy ditemani 6 teman wanitanya. Wajah Jack sumringah, tampak
segar. Tanpa menyalami satu persatu, ia langsung duduk.
“Hello,
ayo pesan minum” tawar Jack ramah.
Jack tak menduga dikelilingi tujuh
wanita cantik. Padahal Nancy tidak memberi tahu akan datang bersama 6 bidadari
lainnya. Sesekali ia melirik satu persatu bidadari itu selain wajah Nancy yang
berlipstick merah cabe.
Jack duduk diapit Nancy dan Cyntia. Semakin
kikuk saat ia kompak berdiri dengan Cyntia. Oh, ternyata mereka hendak ke rest
room!
Kembali dari toilet, Jack kembali
bercakap dengan Cynthia. Pandangan Jack terus saja menatap baju Cynthia
berleher rendah itu. Cynthia adalah
pemilik production house terkenal, warisan dari ayahnya.
Sesaat mereka hendak bubar. Vero,
Angel, Cathlen, Andressa, dan Monalisa meminta nomor handphone Jack. Karena
urusan bisnis, Jack tidak keberatan memberinya.
Setiba di rumah, mama lagi-lagi
cerewet soal kencan tadi. Pasalnya belum ada satupun wanita yang dikenalkan
padanya.
Mama resah, sebab anak semata wayang
harus ada yang mengurus. Lagipula ia ingin menimang cucu. Umurnya menjelang 65
tahun.
“Son,
please bring your girlfriend, I wanna see her!” pinta
mama
“Sabarlah
Mam, Jack masih fokus kerjaan dulu” jawabnya
“Well,
you can forward to Erick, Son”
“Tak
usah Mam, Jack masih bisa kerjakan sendiri”. Erick adalah Director of Corporate
Office baru di perusahaannya.
Tak terasa 8 bulan sudah, Nancy
menanti ajakan Jack berhubungan lebih serius. Ia bersabar, statusnya antara
putih dan abu-abu.
Sore itu, tetiba Jack mendapat telpon
dari dokter keluarga. Mama terbaring ditemani Tante Sisca. Ia sangat sedih,
saat wajah dokter menyimpan raut kesedihan pula. Mama tak tertolong lagi.
Beberapa bulan setelah kepergian
mamanya, kesepianpun melanda, hidup seorang diri. “Jangan ku sampai merana” pikirnya. “Aku harus memutuskan!” katanya berulang-ulang.
Tekadnya sudah bulat, ia harus menikah
tahun ini. Tapi dengan siapa? Vero beradik 7, Cathlen pintar tapi mata duitan,
Angel gampang ngambekan, Andressa posesif, Mona? Mona tak kalah cantik tapi ia
pemalas.
“Wah, kenapa ku gr (gede rasa),
tinggal Nancy dan Cyhntia” pikirnya lagi. Tinggal dua wanita ini sebagai
nominee. Nancy perempuan cantik bagai bidadari tetapi Jack merasa kurang sreg.
Aha! Kupilih Cyntia, tidak begitu
cantik, lembut, penuh perhatian, anak konglomerat pula.
Kini hati Jack sudah mantap, ia harus
meminang Cyntia secepatnya. Malam ini Jack tidur pulas ingin segera bertemu
Cyntia.
Gayung bersambut setelah Jack ingin
meminangnya walau Cynthia bingung bukan main. Orang tuanya sudah menentukan
tanggal pernikahannya dengan Romeo tanggal 02022022, 2 Februari 2022.
Tanpa pikir panjang Jack dan Cynthia
menikah. Kenapa tidak? Jack kaya raya, ia pewaris tunggal ayahnya. Perusahaannya
berserakan di manca negara.
Beberapa bulan kemudian bersandinglah
mereka ke pelaminan. Hari demi hari meniti kebahagiaan. Mereka berbulan madu
singkat di Perancis karena kesibukan bisnis.
Waktu berlalu cepat, lahirlah baby pink di tengah kebahagiaan. Bayi
itu diberi nama Jenny.
Suatu hari, Cynthia iseng-iseng
membuka handphone Jack yang tidak berpassword itu. Tetiba wajahnya memerah, hatinya
penuh amarah, rasanya ingin meledak, seketika perutnya mual.
Jack menyimpan foto-foto anak usia 2
tahun. Beberapa foto anak itu bersama wanita berambut sebahu. Ada pula foto
berlatar Menara Eifel. “Siapakah dia?” Gumamnya
Sepulang jam kantor, Jack langsung
bercengkrama dengan Jenny. Dilihatnya sang istri duduk di sofa ruang tengah.
“Kenapa
kamu bohong, Jack?” tanya Cyntia.
“Itu
kan masa lalu babe, anak itu sudah punya ayah baru” jawabnya
Cyntia terdiam. Tiada yang tahu, ia
menyesal atau putus asa.
Esoknya, setiba Jack di rumah, Cyntia
pergi membawa Jenny, meninggalkan rumah Jack, kembali ke rumah orang tuanya.
“Kembali
lah babe” pintanya
“Nasi
sudah menjadi bubur, Jack”
Berpisahlah mereka. Entahlah perpisahan
sementara atau selamanya. Hanya mereka yang tahu.
Jaman berganti, itulah sekilas cerita
rakyat Jaka Tarub versi jaman now. Kisah ini hanyalah fiksi belaka.
Comments