Bayi-bayi Mungil

Tadi pagi tema saat teduh yaitu perihal bayi Musa yang disimpan dalam keranjang lalu hanyut di sungai Nil.

Hanya ibunda Musa yang menghanyutkan bayi itu agar selamat. Bayi-bayi lain telah terbunuh karena perintah Raja Mesir.

Setelah besar, bayi Musa menjadi seorang Nabi yang mengeluarkan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Nabi Musa menjadi seorang pemimpin yang membebaskan ribuan budak walau kesukaran menghadang di tengah perjalanan.

Kelak anakmu akan menyadari betapa orang tua bergitu bersabar menanti kehadirannya (foto celestineP)

Akhir-akhir ini berita pembuangan bayi marak dan selalu ada saja di media. Siapa tak sedih melihat bayi mungil tak berdosa diterlantarkan?

Mengapa manusia tega membuang buah hatinya sendiri? Anjing saya saja selalu melindungi anaknya kemana ia pergi. Apalagi jika anak ayam diganggu, saya bisa disosor induknya.

Beberapa alasan mereka melakukannya, saya rangkum dalam kelompok besar, walau sederet alasan dalam dot poin, diantaranya :

(*) Akibat hubungan terlarang

Di Jateng, 2 anak SMP berpacaran dimasa akil balik. Putri SMP itu akhirnya hamil dan mereka membuang bayi ke gudang.

Malu terhadap keluarga, tetangga serta masyarakat akhirnya hasrat melenyapkan aibpun dilakukan.

(*) Tiada biaya cukup membesarkan

Seorang ibu dengan 6 anak-anak yang masih kecil-kecil. Kalau di Jawa Barat disebut hamil tunji, artinya setahun hiji (satu). Kali ini melahirkan anak ke-7.

Kelahiran bayi yang tidak diharapkan sebab tiadanya biaya untuk membesarkan.

Penemuan bayi dalam plastik hitam di tempat sampah di area Cilandak terjadi mungkin juga diantara hubungan gelap atau tiada biaya. Kasus ini sedang diselidiki apparat.

(*) Tiada kasih sayang

Cinta kasih yang murni dari Tuhan agar kita saling mengasihi sesama, tanpa syarat. Apalagi mengasihi darah daging kita.

Mereka yang membiarkan bayi terlantar, pasti miskin kasih sayang. Bisa juga saat kecil tidak diajarkan nilai-nilai kemanusiaan, baik dan buruk.

Lihat pula hubungan orang tua dan anak apakah harmonis. Perceraian orang tua  dapat pula akibat  lunturnya curahan kasih sayang. Jika sudah terkikis, tanda-tanda nelangsa (Jawa: nelongso) sudah didepan mata.

Inilah awal dari kisah kecilmu yang indah (foto celestineP)

Peran orang tua mencurahkan kasih sayang sejak bayi lahir sangatlah penting. Fase usia 0 hingga 3 adalan fase the full attention. Perhatian penuh dan total.

Menurut versi saya lagi, fase kritis kedua adalah pada masa remaja atau masa akil balik.

Saya teringat sejarah semasa ibu masih hidup. Ia pernah mendapat bayi untuk dirawat dan diasuh. Kelahiran bayi mungil ini akibat cinta terlarang seorang wanita muda dengan seorang pria mapan.

Kedua pasangan muda ini belum menikah namun orang tua dari si wanita berniat  menyerahkan untuk sementara waktu dengan imbalan seluruh keperluan sang bayi ditanggung mereka.

Saat itu saya dan adik sudah lama meninggalkan rumah. Karena kasih sayang ibu, maka ibuku membesarkannya hingga bayi cantik itu berusia 1,5 tahun.

Kabarnya beberapa bulan kemudian, pasangan muda ini menikah dan tinggal bersama bayi tercinta. Ibuku selalu teringat bayi cantik ini yang entah dimana keberadaannya setelah jauh dari pelukannya.

Kisah lain tentang seorang kerabat perempuan yang telah menikah 10 tahun namun belum dikaruniai buah hati. Sejak dokter menemukan myoma (sejenis tumor jinak) dalam kandungannya, ia mengambil bayi cantik dari rumah sakit.

Bayi ini tidak diinginkan sang ibu yang baru 2 hari melahirkan karena tidak mampu membiayai. Ia menyerahkan kepada rumah sakit agar dicarikan orang tua asuh.

Kebetulan kerabat ini mendengar dari ibu bayi tersebut yang adalah tetangganya sendiri. Langsung saja diadakan perjanjian tertulis dengan pihak rumah sakit. Setelah seluruh persyaratan dipenuhi, jadilah bayi tembem yang lucu itu menjadi keluarga mereka.

Kini bayi mungil telah menjadi putri nan ayu, bahkan kabarnya telah berkeluarga dan memiliki satu putri.

Bos saya dulu, menikah dengan wanita Korea yang berwajah cantik, wajah bening nan alami. Bertahun-tahun menikah belum diberi buah hati. Kini anak mereka sudah kuliah. Proses yang sulit dan memerlukan biaya tak sedikit agar dapat menimang bayi.

Begitupun yang terjadi terhadap keponakan perempuan yang sudah lama berobat. Berbagai pengobatan telah ditempuh. Biaya ratusan juta telah dikeluarkan demi mendambakan sang buah hati. Hingga sekarang belum tergenapi keinginannya.

Banyak orang menghendaki kehadiran bayi namun tak sedikit pula yang membuangnya. Mereka yang memiliki, belum tentu mengasihi.

Demikian mengasihi setiap bayi lahir adalah mutlak, tanpat syarat. Menyayanginya seperti putri Firaun mengambil bayi Musa, menjadikannya seorang pemimpin kelak.

Comments