Apakah kedutan tahyul belaka?
Ketika duduk di kelas sekolah
dasar (SD), saya pernah menemukan satu buku di rak buku ayah. Judul buku itu Primbon
Jawa.
Buku Primbon Jawa yang saya baca berbahasa
Indonesia, berisi tentang untung atau apesnya hari lahir, jenis penolak bala, apa sesajen penolaknya dan
sebagainya.
Kami sama sekali tidak mempercayai buku itu Namun sesekali membacanya hanya sebagai pengetahuan saja. Buku
itu entah dimana sekarang. Sudah kelaut kayaknya hehe
Dalam buku itu dijelaskan pula
perihal kedutan. Dengan menyampingkan pengetahuan kesehatan, saya
sajikan ulasan ini berdasar pengalaman semata ya.
Kedutan itu gerakan denyutan berulang-ulang pada bagian tubuh tertentu, pada alis mata kiri/kanan, kelopak mata atas kiri/kanan dan bibir.
Mari kita tengok bagian wajah
yang sering mendapat denyutan tak terduga tersebut.
Kedutan alis kiri atas
Kedutan jangan dipandang remeh.
Bila terjadi di alis kiri atas, terus menerus berdenyut, berhari-hari, berminggu-minggu
bahkan berbulan-bulan.
Suatu hari di bulan Mei 2015,
terketuk suara hati agar memeriksa bagian perut ke dokter. Perut terasa buncit
tampak seperti hamil muda. Setelah dokter memeriksa dengan teliti, ditemukanlah myoma pada bagian kandungan.
Kedutan ini selalu berguncang keras,
sangat tidak nyaman. Kadang terhenti beberapa lama dan timbul kembali.
Ditengarai setelah operasi besar berlalu,
kedutan di atas alis kiri tidak pernah muncul kembali. Sim salabim!
Kedutan kelopak mata kiri
Kejadian lain di Januari tahun
2020, kedutan di atas kelopak mata kiri berdenyut terus-menerus. Di kantor saya menerima perlakuan seseorang
yang kasar, caci maki, menyakitkan. Kedutan selama 3 hari adalah pertanda
buruk.
Kejadian itu terjadi begitu saja
kendati selalu berupaya selalu dalam lindungan Tuhan.
Kedutan di bibir
Kedutan di bibir yang singkat dan
sering, akan menimbulkan keributan, pertengkaran beberapa menit setelah itu.
Apakah fungsi pertanda kedutan
itu? Sebagai tanda agar bersiap menghadapi suatu peristiwa tak menyenangkan.
Mungkin saja kejadian buruk.
Peristiwa tak diharapkan akan terjadi
begitu cepat, secara tiba-tiba, seolah mendadak. Setelah itu kita tersadar, kedutan
berdenyut hebat dan singkat. Ritmenya sekitar 3-5 kali denyutan antara hidung
dan mulut.
Bagaimanapun upaya kita tetap
dalam kendali emosi sekalipun hati terpaut kepada Sang Pencipta, seakan
dibiarkan terjadi. Apakah itu terjadi karena perkenan Tuhan atau sebagai
pertanda?
Nada-nadanya bagai misteri tak
terpecahkan. Saya selalu merenungkannya dari awal kejadian hingga akhir.
Bersiap untuk hal terburuk
Serahkan waktu kita dari menit ke
menit kepadaNya. Apabila peristiwa terjadi, hadapi, apologize to yourselve.
Sangat sulit menjaga raga tidak
berdosa. Tak perlu disesali, cepatlah kembali bertobat jika khilaf.
Selama manusia hidup, tiada
kesucian abadi dalam dunia fana. Insan hidup penuh kecemaran. Hanya penyerahan
diri kepadaNya yang dapat meluputkan semua pencobaan.
Siapapun pernah berbuat dosa.
Namun bangkit dari penyesalan, itulah yang Dia harapkan. Jangan biarkan diri
terpuruk, frustasi.
Kedutan semacam pertanda pada anggota tubuh bahwa sesuatu akan terjadi. Kedutan yang disertai mood positif, kebaikan dan keberuntungan akan menghampiri.
Kedua peristiwa besar itu
hanyalah contoh dari ribuan kejadian yang telah saya alami.
Apakah ini tahyul? Tidak! Peristiwa
demi peristiwa benar terjadi. Kedutan yang sering terjadi hanya di sekitar wajah. Urat
pada wajah amat sensitif sehingga mudah dicermati.
Semua berdasar pengalaman yang terangkai
peristiwa demi peristiwa hingga tergenapi.
Jadi, apakah Anda sangsi bahwa kedutan hanya tahyul belaka? Jika tak pernah mengalami memang sulit dimengerti. Namun percaya saja, itu pertanda. Terima saja, entah itu baik atau buruk.
Percaya atau tidak? Itu terserah Anda, karena tulisan ini bukan ramalan nasib hehe.
Salam hangat.
Comments