Pohon Natal di Rumah

 

Evergreen tree (foto CelestineP)

Natal tahun ini Nera berencana tetap tinggal di Plymouth bersama James dan Ruth, Paul, Susan serta Darchi.

Paul telah bekerja dari rumah sejak  8 bulan lalu. Virus corona belumlah berlalu, sementara ini masa penantian untuk mendapatkan vaksin secepatnya.

Tampak Susan dan Darchi mengelilingi belakang pekarangan walau mereka berjalan saling bertuntunan. Dora mengikutinya.

Meow,,meow,,. Kali ini Susan tidak menggendongnya, dibiarkan saja kucing itu mengikuti langkahnya.

“James, Ruth, ayo kita menghias pohon natal!” Paul mengajak kedua anaknya menghias satu pohon cemara di beranda.

Dahulu mereka selalu menghias pohon cemara itu. Pernah Nera memasang pohon natal plastic yang dibelinya dari toko supaya bisa dipasang dalam rumah, tapi Susan masih saja minta dipotongkan pohon cemara dari hutan pinus sekitar 1 km dari rumah.

Aroma khas cemara yang amat Susan sukai. Wewangian cemara mengenang suaminya dulu disaat natal tiba.

Pohon natal dipasang di rumah-rumah, hanya sebagai simbol agar kehidupan rohani selalu bertumbuh serta menjadi saksi indah bagi sesame.

Pohon natal dinamai juga pohon terang melambangkan hidup kekal, sebab di musim salju semua pepohonan rontok daunnya, kecuali pohon cemara yang selalu hijau daunnya.

Evergreen tree ini hanya melambangkan simbol. Warna pohon natal dapat pula berwarna emas, putih salju atau warna campuran.

Kelap kelip lampu di pohon cemara sangat indah, warna emas, merah, hijau, biru. Buah-buahan artifisial di pohon semakin menambah semarak bila dipasang pada pohon natal buatan.

Lampu-lampu kecil cukup dipasang pada cemara asli di beranda rumah.

Selain harus mengeluarkan sekitar Rp 2,5 juta untuk pohon cemara kecil, lebih mudah menanamnya sendiri di pekarangan. Hanya memberi tambahan  untaian lampu kecil, jadilah pohon terang nan indah.

Berbeda dengan pohon natal asli, pohon cemara artifisial yang dijual di toko-toko, biasanya dipasang di gereja, mall, mulai ukuran kecil hingga raksasa.

Ada pula tetangga sebelah rumah, keluarga Marty, tidak memasang pohon natal. Katanya cukup memandang pohon natal Susan dari kediamannya.

“I hope Santa Clause is coming to town, mom” ujar Ruth

“Yes, he will”

Dibungkusnya kado-kado natal dengan kertas kado warna-warni. Tetangganya Mrs. Francis beserta cucu-cucu dibelakangnya selalu datang memberikan kado. Disaat itulah mereka saling menukar kado.

“Ding, dong, ding, dong…”

Santa Claus membagikan kado, permen dan mainan kecil untuk James dan Ruth. Dialah Mr. Brown dibalik baju Santa Claus itu. Ia tinggal beberapa blok dari rumah Susan. Bertahun-tahun ia selalu mendatangi semua anak-anak di Colesdown Hill.

“Hello mam”

“Merry Christmas mam, pap”

“Mam, papa, apa kabar?”

“Baik sayang, tuh ada Inah, Oden, anak-anaknya sehat juga”

Selanjutnya Tia, Wito bergantian menyapa Paul, Susan, Darchi dan cucu-cucu.

Natal tahun ini memang Nera jauh dari mama, papa dan Inah. Pasalnya tahun lalu mereka natalan di Jakarta, Segala resep masakan dicoba, maklumlah ia rindu masakan mama.

Kini, masakan mama digantikan kehangatan Susan yang amat menyayangi Nera.

Di postingnya ucapan selamat natal untuk Tia dan Wito di Jakarta.

“Dear mama, papa, selamat hari natal 2020. Semoga kasih selalu melimpah diantara kita.”

Kepada Kompasianers, tulisnya “ This the season to wish one another joy, love and peace. These are my wishes for you. Merry Christmas our dear friends, may you feel the love this special day”

Comments