Kami baik-baik saja selama ini,
kuharap kau menunggu sabar kedatanganku. Tiada yang perlu dicemaskan, sekejap
saja kedatangan vaksin ke-2 sudah tiba. Ku harap dunia akan berubah meski
perlahan.
Ketika kutulis surat ini, suami
dan putriku duduk di sudut sofa. Katanya, lekaslah bersiap menyambutmu. Aku
santuy saja karena telah kutulis resolusiku, diantaranya menulis surat kepada
Kompasiana setidaknya satu kali seminggu.
Yah, ku memang terlanjur jatuh,
maksudku jatuh hati. Kadang sang bojo ngambek, agar aku mandi dulu, tapi tetap
saja ku menulis. Akhirnya terpaksa kusela mandi, kembali ke meja eh…tetiba
lenyap kata-kata dan ide cemerlang.
Aku gak mau muluk-muluk menyambut
kedatanganmu, terpenting aku kerjakan yang terbaik untuk orang-orang disekelilingku
dan masyarakat. Apalagi mentri pariwisata baru diganti, yah aku berharap banyak
agar gedung-gedung hotel kembali sibuk seperti tahun lalu.
Hi 2021, kita belum berkenalan
lebih dekat. Katamu jangan canggung, nanti kita terbiasa seiring berjalannya
waktu. Kamu telah diambang pintu. Esok kita bersua di rumahmu ya.
Dua hari lalu kutengok berita,
katanya kasus baru tambah 7903 tanggal 29 Desember kemarin. Duh sedih. Belum
menurun juga, malah rumah sakit penuh, kuburan penuh.
Area wisata tutup malam ini,
padahal dulu hmm…ramai, semarak menyambutmu!. Petasan dar der dor! Tapi ada
juga Petasan di Kompasiana. Hadiahnya juga dar der dor!
Namun hotel-hotel di Jakarta
tampak sumringah, mungkin tamu banyak mengisolasi diri. WNI/WNA banyak
berdatangan di bandara kedatangan luar negri. Barangkali akibat larangan WNA
masuk selama 14 hari mendatang.
Bagi WNI hitung-hitung staycation, walau rindu meradang, belum
boleh jumpa keluarga tercinta. Sebuah perjalanan yang membosankan. Dahulu hilir
mudik senang nian. Aku bahkan minimum satu kali sebulan terbang ke pulau dan
negri sebrang.
Aku memang cerewet masalah hotel,
hotel melulu, jangan bosan ya. Kumasih berharap sesibuk tahun-tahun lalu. Jika
saja kondisi tidak membaik, kita tiarap. Oh no!
Masa-masa itulah, masa terindah,
takkan terulang. Hatiku merindukan masa indah kembali bersamamu. Berdamailah
denganku.
Katamu, pariwisata, hotel, akan
perlahan bergerak maju di pintumu. Lambat laun ekonomi terbukti tidak terlalu jatuh namun
jangan semu ya, jangan terpaku angka.
Kasus baru bertambah terus, tenaga
medis kena virus, pejabat pemerintah, mentri, gubernur ramai-ramai mengisolasi
diri. Dua kawanku telah berpulang. Sedih.
Pagi tadi anak tetanggaku
merengek minta pergi ke sekolah. Kusedih melihatnya menangis, mungkin ia bosan,
maklum anak tunggal.
Mudah-mudahan kamu berdamai
denganku. Kegelisahan berangsur sirna karena vaksin tiba. Tapi pelaksanaannya belum
dimulai, katanya secepat mungkin. Semoga tidak meleset lagi. Amin
Lalu yang kena PHK bagaimana?
Katamu, masih ada harapan, tunggu virus turun sedikit demi sedikit. Berdoa
setiap waktu, sabar, berikhtiar.
Tak lupa doa kupanjatkan sebelum
memasuki gerbangmu:
Tuhan yang Maha
baik.
Terima kasih untuk Kompasiana
yang telah membantu kami membaca dan menulis selama tahun 2020 ini
Berikanlah
kepintaran dan kecerdasan dalam membina para Kompasianers supaya rajin, cerdas,
cermat, menyenangkan sesamanya
Beri kemudahan bagi
Kompasianers dalam menggapai impian masing-masing. Lindungi mereka dan
keluarganya dimanapun berada.
Lindungi Presiden
RI, para mentrinya, ASN, guru, ilmuwan dan seluruh rakyat Indonesia agar dapat
bekerja dengan tekun
Terima kasih Tuhan
Amin
Sore tadi kutengok TV, ada lagi
kutu menyerang, yaitu kutu koruptor. Ku harap dia kelojotan di halaman rumahmu.
Yang serakah hukumlah lebih berat. Serakah kok masih ada di negara Pancasila? Wew,
tak tahu malu. Kebliger juga koruptor. Kutu-kutu itu telah berdosa menghianati
rakyat miskin. Memilih intelektual yang tidak pernah cerdas. Tidak bernurani!
Ya sudahlah, masih ada asa
padamu. Walau bisnis merangkak, tapi kan kita masih bisa menitinya. Siapapun
mentrinya tidak mendongkrak banyak kemajuan. Jangan patah semangat! Katamu
lagi, semua bertumpu pada kedisiplinan seluruh warganegara Indonesia dalam
menerapkan protokol kesehatan.
Comments