Trend Usia Produktif Hotelier



"We don't stop playing because we grow old. We grow old because we stop playing" 

(Ilustrasi freevector.com)

Aging is not lost youth but a new stage of opportunity and strength.

Mengarungi dunia karir kerap diselimuti pernak pernik gemerlap upah dan jabatan. Tidak saja keceriaan, namun juga duka. Sukanya, saat lolos filter rekrutmen.  Diikuti tanda tangan lembaran kontrak.

Mencari pekerjaan diperlukan kesabaran.  Apalagi dimasa pagebluk. Berperangailah bak  gadis berharap  kekasih hati. Harapan selalu ada tapi entah kapan datang.

Memutuskan tergesa-gesa bisa berakibat salah. Sama halnya bila perekrutan dilakukan terburu-buru oleh manajemen hotel  akan menemukan kandidat yang tidak tepat.

Serbuan pencari kerja terhadap suatu jabatan, bak masuk lubang jarum. Baik dinegri ini maupun negri sebrang.

Bagi usia produktif, tidaklah terlalu menjadi kendala bagi pencari kerja di hotel, sepanjang memenuhi kriteria.  Usia produktif yaitu usia diantara 15 tahun hingga 64 tahun.

Ada suatu fenomena, seakan-akan pembatasan usia membuat suram masa depan golongan usia tertentu.  Semaraknya  lowongan kerja  dunia hotel dengan kriteria usia tidak lebih 45 tahun membuatnya kehilangan kesempatan untuk lebih berkarya. Padahal pengalaman orang-orang tersebut dapat dipertaruhkan.

Mengapa 45?

Trendnya hotel lebih mengharapkan pelamar usia dibawah 45 tahun. Seakan kartu mati bagi pelamar di atas usia tersebut. Jika tersedia, hanya pada posisi tertentu. Misalnya bagi hotelier jaman kiwari, kebanyakan prasyarat kerja sebagai Hotel Manager atau Departemen head.

Ada pula yang terselubung, tidak mencantumkan usia, namun menjadi informasi internal hotel saja. Pada prakteknya tetap tidak meloloskan usia di atas itu.

Jika umur 45 menjadi patokan usia maksimum pelamar, artinya seseorang berusia lebih dari 45 tahun tidak masuk dalam kriteria. Boleh saja melamar, tapi tetap diluar ketentuan.

Alasannya entah karena takelok, terlihat tua atau tidak produktif lagi. Nyatanya hotel-hotel pre-opening mencantumkan syarat untuk GM/Hotel Manager sebagai posisi tertinggi, berumur 35 hingga 45 tahun.

Tiada yang salah. Lalu pertanyaannya, bagaimana bagi karyawan usia lebih dari 45?

Meskipun kita dapati, beberapa manager saja  yang mampu bercokol di hotel tertentu dalam jangka waktu sangat panjang., bahkan sejak pre-opening. Pada umumnya alasan kedekatan pemilik hotel dengan manager itu. Positifnya pemilik tiada dipusingkan sebab telah merasa nyaman.

Bisnis hotel itu dinamis, inilah kemungkinan salah satu alasan, pemilik hotel kurang berpaling kepada manager usia di atas 45 tahun. Yaitu usia yang menggemaskan, tergolong usia stabil, tidak muda, tidak pula tua. Masih memiliki semburat kuat di wajah.


Aging is a new stage of opportunity and strength 

(ilustrasi sumber freevector.com)

What about 60?

Perkembangan jaman kiwari dari tahun ke tahun membuat pergeseran nilai-nilai terhadap kualitas. Dahulu GM yang berusia 60 misalnya, lebih dihargai mahal oleh hotel-hotel. Ia menjadi incaran setiap hotel berkelas International chains.

Pengalaman dan kematangan pribadi bertahun-tahun bukanlah sebagai modal utama lagi. Perubahan jalur karir akhirnya sebagai konsultan hotel,  guru di SMK – bagian perhotelan, di Universitas swasta juga Sekolah Diploma jurusan perhotelan, dapat menjadi pilihan.

Apa yang salah pada umur 60 tahun sehingga banyak managemen hotel kurang memihak kepadanya, padahal di usia itu tergolong produktif? Pertama, pengalaman bertahun-tahun menjadikan mereka eksklusif serta berharga mahal. Pengetahuan berstrategi telah di luar kepala. Sekali klik, ia paham.

Strategi bisnis yang ketinggalan

Namun karena perkembangan bisnis yang massive, strategi 10 tahun lalu tak dapat diterapkan kembali di era digital. Bahkan strategi 5 tahun saja telah usang. Yang tepat dan pas, olahan 2 tahun kebelakang masih dapat terpakai. Lebih dari itu, harus melalui survey dan uji pasar.

Tidak hanya strategi hotel, akan tetapi juga gaya hidup publik, gaya sehari-hari seluruh employee termasuk suatu peraturan haruslah mengandung kebaruan.

Kedua, secara fisik mungkin saja mereka tidak bergitu menunjang berkelintaran di lobby, ke lantai-lantai kamar, hingga area parkir, yang menjadi area pengawasan. Sekali lagi, tidak menjadi patokan, diusia 60 fisik melemah. Tetapi hanya kemungkinan karena alasan itu.

Banyak sekali Manager Hotel yang masih memiliki kekuatan super bahkan di usia 80 tahun. Selain sebagai Owner, ia dapat merangkap sebagai pimpinan. Bila passionnya di dunia hospitality, pasti ia akan bertahan.

Man is a slave to his belief, apa yang diyakini seseorang mengenai dirinya ditunjukan dalam perilaku. Itu sebabnya beberapa orang sukses, ada yang berprestasi rata-rata namun ada pula yang selalu jentaka atau tidak beruntung.

Sekelompok orang yang kuat secara fisik ini, sungguh sesal bila hotel-hotel acuh tak acuh terhadap kompatibel mereka. Belum saatnya pensiun namun terpaksa  switch job.

Sebaliknya, Hotel-hotel pre-opening lebih melirik calon manager usia  45 tahun kebawah. Seandainya anda dalam keadaan demikian, bersiaplah :

  • 1.       Mengasah pengetahuan melalui pengalaman sejak muda semasa menjadi pemimpin
  • 2.       Bersaing dengan pemain baru dunia perhotelan
  • 3.       Menabung
  • 4.       Menjaga fisik agar sehat dan kuat
  • 5.     Jalin hubungan baik dengan pemilik hotel (owner). Suatu saat bila pemilik membutuhkan anda kembali, anda dapat meniti karir lebih lama.

Apa yang akan anda lakukan bila kini anda berada diatas 45?

  • 1.       Bersiap untuk beralih dari dunia hospitality,dimulai dari sekarang.
  • 2.       Menabung secara serius dan berinvestasi. Bila telah jengah, bersiaplah terhadap perubahan karir
  • 3.       Menjadi pemilik hotel, pemilik restoran, pemilik usaha kos-kosan, bengkel mobil.
  • 4.  Beralih karir menjadi seorang Sales Otomotif, Finansial Advisor, Agen Asuransi, MLM, Konsultan Hotel, Trainer  hotel, dsb
  • 5.       Membeli tanah untuk berternak, bercocok tanam, sawah dsb.

Kawan akrab saya, Didu memulai karir sebagai waiter di restoran hotel di Surabaya. Sepanjang perjalanan karirnya,  Didu tak berpikir menabung. Upah hanya cukup menutupi kebutuhan sehari-hari bersama istri serta dua anak tercinta.

Semakin besar upah didapat, semakin besar pengeluaran. Begitu bertahun-tahun. Takdisadari, ia kini sebagai Hotel Manager dengan upah menakjubkan.

Empat puluh lima bagi pria, usia tergolong sangat produktif. Usia dimana gairah bekerja  sedang meroket. Pengalaman yang mantap dan kepribadian matang. Didu tampak tampil lebih segar, charming. Saya takpercaya kalau dirinya memasuki usia 50. Better to late than ugly, pikirnya.

Berarti Badu memiliki sisa 10 tahun agar tampak awet segar. Selama menjalani tahun-tahun itu, sejatinya ia lakukan persiapan. Ya, better to late than never.

Usia bukanlah kendala untuk bekerja.

Bahkan seorang pemilik hotel tetap aktif mengatur hotelnya sendiri dikala ia memasuki 80 tahun. Selama hotel memerlukan profesional yang berkualitas, berpengalaman, mereka karyawan yang masih dibutuhkan tenaga dan pikirannya guna kemajuan hotel. Tempalah besi ditempat yang sangat panas.

Dimasa pagebluk, Jabatan Hotel Manager hampir tidak terusik. Selain berfungsi menenangkan pemilik hotel juga tempat seluruh karyawan bergantung kepadanya.

Keberadaan Hotel Manager memberikan ketenangan kepada pemilik, agar bersama, suka dan duka menanggung beban yang sama. Berpikir untuk pindah hotel dimasa sukar, tidaklah tepat. Sesal kemudian, tak guna.

Tulisan ini ditujukan kepada setiap hotelier, sebagai opini belaka berdasar pengamatan dan pengalaman.

Salam hospitality!

 

**Artikel Pilihan ini pertama tayang di kompasiana.com 

Comments