Tiupan Tipuan Oknum Bank

 

The person who doesn't know where his next dollar is coming from usually doesn't know where his last dollar went
(picture source freevector.com)

Tahun 90-an, pelayanan perbankan menjadi sorotan para nasabah. Disebabkan alasan pelayanan buruk, tak ramah, kurang senyum, juga layanan yang memakan waktu lama.

Keluhan terhadap jasa perbankan terjadi hampir di seluruh bank di era itu.  Bagian Customer service, teller kerapkali mendapat kecaman. Hal tersebut menimpa hampir seluruh jasa perbankan. Koran-koran metropolitan sarat berita mengenai keluhan nasabah

Betapa nasabah kurang dipuaskan oleh pelayanan jasa perbankan. Bank swasta terbesar ketika itupun kerapkali kena dampratan nasabah.

Lambat laun mereka mulai berbenah diri. Walau dalam taraf perubahan, teller mulai tersenyum, Security menyapa ramah. Baru saja kita tiba di mulut gedung, ia menyapa, “selamat siang, bisa dibantu Bu?”  Termasuk layanan buka pintu mobil.

Menurut pengamatan, Bank Central Asia mulai gencar menerapkan cerminan hospitality business. Pembenahan di bidang Human Resources perlahan melalui pelatihan terus menerus. Secara iimplisit, menerapkan "The 7 habit highly effective people". 

Hasilnya, terasa sekali perbedaan menyolok, nasabah bak raja, disambut serta mendapat pelayanan istimewa. 

Hingga kini BCA tampak konsisten menerapkan metoda, pola terbaik ini. Cara ini berdampak pada bank lain oleh contoh suguhan yang baik. diantaranya Bank Mandiri, BNI, BTPN, hampir kebanyakan bank meniru pola demikian. 

Introspeksi Bank

Namun perlu dipahami, jasa perbankan tidak hanya sebatas pelayanan yang ramah, cepat, cerdas. Baru-baru ini peristiwa Winda Lunardi – seorang nasabah Maybank, terkena semacam tiupan “ tipuan “ sang Kepala Cabang di Cipulir – Jakarta karena menggelapkan uang nasabahnya.

Ketika tulisan ini dibuat, media menyebutkan Kepala Cabang Bank itu menjadi tersangka penggelapan IDR 22 milyar, uang Winda Lunardi. Kini ia dalam proses penyidikan, menjadi tahanan Kejaksaan.

Bagaimana Management Bank dalam mengawasi jajaran manajerial? Bukankah kelulusan seorang Manager melalui seluruh proses recruitment termasuk kejujuran, takwa, berkepribadian cerdas, matang, sopan? Bagaimana Management Bank dapat meloloskan pribadi yang tidak jujur bekerja?

Bagaimana tingkat Management level efektif mengawasi seluruh Kepala Cabang bekerja? Mengapa seorang Kacab lalai terhadap peraturan perusahaan?

Seandainya saya seorang Winda Lunardi, tentu saja hanya pasrah, berdoa agar uang dapat kembali. Secara manusiawi, saya sedih, menyesal, frustrasi, menyimpan amarah dan terakhir depresi. Oh no!

Introspeksi diri

Sekarang, mari kita tengok, hikmah dari peristiwa ini. Terlepas dari apa yang Winda yakini, namun seandainya saya mengalami sendiri kehilangan uang yang tak sedikit itu, saya akan merenung “Tuhan, ada apa dibalik kisah pedih ini?”

Pernahkah kita berpikir bahwa uang hanya titipan saja dari Tuhan agar dipergunakan guna kemuliaan namaNya.  Mengapa Tuhan mengijinkan peristiwa ini terjadi pada kita? Apa yang harus kita lakukan agar jiwaku tenang, tidak frustrasi karena kehilangan uang? Sudahkah kita menolong yatim piatu, panti jompo, orang miskin dengan uang itu?

Kehidupan ini telah diatur oleh Sang Pencipta untuk saling menolong. Si kaya menolong orang miskin, membantu mereka yang kekurangan secara lahiriah.

Manusia diberikan kekayaan agar mempergunakannya sesuai takaran, tidak berlebih. Tolak sifat serakah meraup kekayaan di dunia ini. Jangan memimpikan kekayaan berlimpah, itu hanya sia-sia saja.

He who loses money, loses much; He who loses a friend, loses much more; He who loses a friend, loses all (Eleanor Roosevelt)

 What to do, next?

Kasihan, seorang nasabah Winda Lunardi menjadi korban “tipuan” oknum pegawai bank. Terlepas dari proses administrasi yang terjadi, sungguh menyedihkan bila Winda tidak mendapatkan kembali uangnya. Miris.

Barangkali harapan Winda dengan menabung agar masa depannya terjamin, menikah, berumah tangga, membahagiakan keluarga. Apa daya.

Peristiwa ini sekaligus merusak reputasi jasa perbankan di Indonesia. Mengapa? Sebab mungkin saja ini akan terjadi lagi pada bank lain. Merusak citra bank.

Perbankan tidak hanya fokus pada pelayanan prima namun kejujuran seluruh karyawan bank adalah prioritas.

Will IDR 22 billion be back? Hasta la vista

Comments