30 Tahun lalu
Tetiba, motor ini oleng, rem
blong, melaju cepat sekali. Jalan yang
terjal menambah laju motor. Motor tak dapat dikendalikan lagi, menabrak pohon
disebrang jalan. Seketika saya tersadar,
beberapa detik sebelum itu truk besar dan mobil-mobil berseliweran.
Baru saja pagi tadi ibu melarang
saya untuk menemui pria asing berumur 33 tahun. Saya yang baru saja merayakan
ulang tahun ke-16, selalu mengejarnya untuk menarik perhatiannya. Kebetulan
Kevin, pria itu mengajakku keliling kota yang baru kusinggahi, kota Bandung.
Entah mengapa, saya ingat
kata-kata ibu tadi pagi.
“you no need to see him”
“I love him, mami” saya menimpali ucapan Ibu.
“He is not the right man for you”
Tapi saya memaksa pergi bersama
Kevin.
Saya menemui ibu dikamar, setiba
di rumah. Ibuku memang selalu tenang. Saya masuk kamar, melipat tangan, berdoa.
10 Tahun lalu
Karena sisa cuti tahunan, saya
mendapat jatah 4 hari cuti dari bos. Rencana berlibur ini saya konfirmasikan
kepada suami. Dan ia setuju, ini artinya sama dengan, harus menemani di rumah.
Namun apa daya, mendadak sang
suami harus pergi ke China oleh sebab proyek bisnis yang mesti diselesaikan.
Sementara saya tak bisa mengganggu putri kecilku karena kesibukan studinya.
Pergilah saya ke Kuala Lumpur,
untuk menemui beberapa kawan disana. Setiba di Airpot KL, sambil menunggu mobil
jemputan, saya duduk disebelah makcik. Kami saling diam, memandang lurus ke
depan.
Aha, mobil jemputan tiba.
Masuklahku kedalam mobil
“Makcik, makcik…..”. Ibu disebelahku mengejarku sambil mengacungkan
dompet, minta kuberhenti.
“Makcik,
berhati-hatilah dengan bagasi, take care” katanya
Dompet itu jatuh saat kuberdiri
menuju mobil. Makcik berbudi itu memilih memberikannya pada saya. Kala itu,
seluruh kartu bank dan tentu saja uang kertas Rupiah, RM, Singapore dollar dan
5 lembar USD 100 ada didalamnya.
Seketika itu pula saya mengucap
syukur sebab terhindar dari segala kejadian yang merugikan. Selembar kertas 50
RM ditolaknya. Her value more than that.
6 Tahun lalu
Ditengah kesibukan hari demi
dari, seringkali kita luput memperhatikan hal-hal kecil bahkan raga yang
melekat ini.
Sebagai sales leader sejak 5
tahun terakhir memang memerlukan tenaga, waktu dan konsentrasi hanya untuk
bekerja. sudah selayaknya memang kita dituntut melambungkan revenue hotel guna
pencapaian target.
Sibuk itu bagi kami adalah
keadaan normal, seperti pulang kerja kantor yang tak menentu. Kadang pukul
19:00, pernah pula pukul 01:00 karena pembuatan business plan.
Bukan keharusan, namun enggan
meninggalkan kantor jika kerap menunda pekerjaan.
Suatu hari, dalam pertemuan
dengan sales team Hotel AD di Palembang, Terasa ada yang aneh di perut. Tidak
biasanya seperti itu.
Tiga hari kemudian, saya kembali
ke Jakarta. Saya utarakan tentang gangguan ini kepada suami.
“No, I’m not pregnant” jawabku
“Ok, you go to doctor tomorrow”.
Saya mengangguk
Keesokan pagi, pukul 07:00 saya
bersiap ke dokter obgyn (Obstetri dan
ginekologi) untuk memeriksa perut ini yang melilit, keras, terasa kram,
teraduk-aduk.
Setelah tiba giliranku, dokter
memeriksa melalui USG. Karena terdiagnosis myoma, dokter memaksaku agar
langsung opname.
Tiga malam, 4 hari saya berada di
rumah sakit dengan ditemani suami dan putriku. Ketika itu putra pertama sedang
berada di negri sebrang.
Sebelum keluar dari rumah sakit,
dokter menunjukan foto-foto myoma sebesar kelapa muda. Mengerikan. Ia ada dalam
perutku berbulan-bulan tanpa disadari. Menurut dokter bahwa hanya tinggal 1 cm
saja ruang dari perut. Bila tidak,….
5 Tahun lalu
Pernah pula mengalami bagaimana
tiga orang karyawan marketing berkonspirasi berusaha menendangku dari pekerjaan.
Sang GM mempertahankanku agar bertahan.
Akibatnya saya mengerjakan 4 jabatan dalam 1 kepala.
Tiga bulan saya kerjakan seorang diri. Siapa yang membantu pekerjaan itu, jika
bukan Dia ? Kembali bersyukur, saya
dapat melaluinya dengan tuntunanNya.
Peristiwa di atas adalah cuplikan
video masa lalu ketika saya diluputkan dari segala bencana, dijauhkan dari
orang-orang yang akan berbuat jahat dan kejadian tragis lain.
Dia bisa saja membuat cacat tubuh
dalam kecelakaan hingga saya meninggal seketika. YME bisa saja membuat saya
dalam kesukaran di KL karena dompet hilang.
Tiada sesal, memang begitulah
kehidupan. Pada waktunya, Suatu saat kita berada dari ketinggian, dalam helikopter
kehidupan, hanya dapat memandang tapak-tapak itu. Terlalu kecil.
Hal itu telah berlalu dan saya
dapat melampauinya.
Untuk apa sanjungan, pangkat,
jabatan, harta bila tiada memberi arti
dalam hidup yang singkat ini.
Mengingatnya satu persatu kejadian
itu, betapa tangan kasih Tuhan menopang di setiap langkah.
Atas kasihNya, saya masih
bernafas dan menuliskan kisah ini
Spes mea in Deo.
* Artikel ini menjadi Artikel Pilihan pada Kompasiana.com
Comments