Wajah ceria Ibu mertua tampak
selalu berseri sejak dora – anak kucing pemberian tetangga, selalu bersamanya 2
hari lampau.
Namanya dora sebab bulu hitam
putih yang panjang sangat lucu menutupi mata. Bulu lebatnya menambah cantik kucing
itu. Sorot mata lembut, mempesona, minta dikasihani.
Dora, anak kucing itu sedang
dalam keadaan trauma. Induknya dipisahkan sejak ia lahir. Ia masih malu-malu mendekati
siapapun. Seketika ia langsung bersembunyi di bawah bedcover bila kedapatan
kita menatapnya.
Dora, kucing yang manja
Dora selalu menemani Ibu
kemanapun, berbelanja, berkebun, memasak. Saking sayangnya, ruang tidur
diletakkan di kamar, ya sejak ayah mertua meninggalkan ibu untuk selamanya,
setahun lalu
Sejak dora menjadi kawan
setianya, membuat suasana ceria hari demi hari.
Tak ada yang dapat kami perbuat
selain ingin menyenangkan hati ibu di sisa harinya. Ibu mertuaku satu-satunya
leluhur yang masih berada ditengah kami.
Kini dora genap satu bulan berada
dekat ibu. Ia jarang keluar rumah. Berlari kesana kemari dalam kamar. Pernah suatu
kali, ia mencakari karpet hingga sompong.
Ibu akan mengangkatnya perlahan
didudukan dalam pangkuan. Perlahan ia senyap, hmm…tertidur manja.
Mentua hanya memiliki seorang anak.
Ayah mertua meninggal diusia 78 tahun. Usia Ibu menjelang 75 tahun ini. Betapa ia kehilangan pasangan
hidup yang telah menemaninya selama 55 tahun.
Ayah mertua seorang engineer semasa
hidup, sedangkan keseharian ibu menanam buah-buahan dan sayuran di pekarangan
rumah. Di beranda ditanami bunga-bunga nan indah, kesukaanya. Mereka menempati
rumah yang tidak terlalu besar dengan 4 ruang tidur.
Masalah timbul setelah ayah
wafat, kamipun harus sering menampilkan diri pada ibu. Taksampai hati meninggalkan
ibu sendirian disana, sang suamipun menemani ibu sejak kepergian ayah.
Kepergian Ana
Setelah genap 2 minggu, ia mengajak
saudara perempuan, Ana, tinggal di rumah itu, untuk menemani ibu. Rasanya tidak
pantas, kami meninggalkan ibu sendirian.
Begitulah hari demi berlalu, Ana
harus meninggalkan Plymouth untuk melanjutkan studi di University of
Westminster Little Titchfield St, London
Kebiasaan baru kami adalah
melakukan video call pada jam-jam tertentu, setiap hari. Pertanyaan yang
dilontarkan selalu sama. “How things going?” How’s kid? Everything ok?”.
Selama video call, ibu selalu
membawa berkeliling di kebun, mencorong si dora, juga makanan sehari-hari.
Paling sering terlihat dimeja yaitu sandwich. Mungkin gampang dan cepat dibuat.
Lama kelamaan kebiasaan video
call menjadi kewajiban. Bila suami sibuk, sayalah yang menelpon via skype. Suatu
hari, kami berdua pernah tak dapat tersambung, ibu tampak cemas, ia mengirimkan
text via skype menceritakan kecemasannya.
Seminggu kemudian, Ibu menelpon
diluar jam biasanya. Ceritanya, ia aktif dalam komuniti yoga yang berada 2 block dari rumah. Kami
menyambut senang. Berarti urusan video call akan berkurang, pikirku.
Kehadiran Jean Darchi
Suatu hari Ibu bercerita, ia menjalin
kasih dengan seorang pria tua di komuniti. Ya, seusia Ibu. Ia memohon kepada
anaknya, agar diijinkan menikah dengan pria itu.
Wah, ternyata urusan menjadi
sedikit runyam. Cinta mencintai tak pernah pudar tampaknya
Suamiku risau. Bagaimana cara
mengatakannya dengan bijak. Artinya ia harus menemui pria tua itu secepatnya,
jangan-jangan….
Pertanyaan demi pertanyaan berkecamuk
di kepala. Sambil kuberdoa agar ibu
lepas dari pria tua itu.
Mungkin ibu kesepian, tiada kawan
berbincang. Walau si dora menemaninya sepanjang hari, bukan berarti ia dapat
melepas rasa sepi.
Akhirnya terbanglah kami ke
Plymouth, hanya ingin melihat keadaan pria tua itu apakah seorang pria yang
pantas untuk Ibu. Kami tak mau membuat Ibu kesepian di sisa harinya. Apapun
akan kami lakukan asal ibu bahagia.
Setiba di rumah, kami mendapati
Ibu dan pria itu berada di ruang tengah, bercakap-cakap. Ibu sibuk dengan
kedatangan kami. Seperti biasa ia telah menyiapkan makanan kesukaan anaknya,
lasagna fetuccini.
Akhirnya kami tahu, Jean
Darchi pria tua asal Perancis itu berkawan sejak ibu remaja. Istrinya
telah wafat 5 tahun lalu dan ia hidup seorang diri di rumah, percis seperti
yang ibu alami.
Sudah kuduga, Ia tampak gagah
ketika belia. Terlihat dari sisa garis ketampanannya. Ia seorang pensiunan dari
Cruiship. Kedua anaknya berada di Australia beserta 3 orang cucu.
Setelah kami berbincang sampai
larut, akhirnya tiada alasan untuk menghalangi ibu tinggal bersama pria itu.
Mereka hanya ingin berbincang, bersenda gurau.
The blessing of wedding ceremony
Sebelum kembali ke Malaysia, kami
mengundang seorang pastor untuk memberkati pernikahan mereka. Kami semua
bahagia. Dua orang yang kesepian menjalani hidup bersama di usia senja, kini senyum
ceria dan kebahagiaan terpancar dari wajah-wajah tua itu.
Miauw….miauw…kucing kesayangan selalu berada di tengah hangat
suasana.
Kehidupan yang penuh misteri, We
never know what will happen next. Lakukan saja apa yang dapat kita
lakukan untuk orang tua diusia senja. Tiada lagi kebahagiaan tersisa di bumi
ini selain selimut kasih untuk mereka berdua.
“When you love someone, you love the whole person,
just as he or she is”
Comments