Kita semua mengetahui rumput kan? Begitu pula ilalang?
Dua bulan terakhir ini, saya lebih memperhatikan ke-dua tumbuhan itu di pagi hari. Mengapa? sebab waktu-waktu sebelumnya tak pernah saya focus pada dua tanaman ini. Entahlah apakah mereka disebut tanaman atau tidak, yang jelas nama itu rumput dan ilalang.
Bila rumput tumbuh baik dan sehat, ia akan menghijau dan menyegarkan udara. Ada yang membuat pertumbuhan rumput menjadi kotor dan mengganggu pemandangan yaitu ilalang. Iapun sejenis rumput-rumputan, bila tumbuh, menjadi liar, mengganggu dan membuat penampilan rumput menjadi tiada elok. Secara teratur kita harus mencabut ilalang itu dari rumput agar tampak bersih bak carpet hijau dari jauh.
Nah, mencabut ilalang sangatlah mudah karena ia tak tertanam dalam. Tanpa tenaga mereka dapat tercabut semua. Bedanya dengan rumput adalah memerlukan tenaga untuk mencabutnya.
Begitu pula yang terjadi dengan hidup kita, bila tak berakar dengan kuat akan mudah tercabut. Bila iman kita tumbuh dan berakar kuat, ia akan menopang seluruh pertumbuhan hidup kita.
Ilalang adalah tak berguna, ia hanya membuat kotor rumput dan tanaman lain.
Ditengah pandemic virus corona yang membuat seluruh kegiatan ekonomi terhenti selama lebih dari 3 bulan, semua orang merasa jenuh, tak berdaya. lemah. Bayang-bayang resesi ekonomi telah diambang pintu, larangan berkumpul, unpaid leave, pemutusan hubungan kerja, extended furlough, no extended contract telah cukup membuat sulit keadaan. Cobalah kita renungkan, kepada siapa kita harus menumpahkan keluhan-keluhan kita setiap hari? Satu hal yaitu jangan bergantung kepada manusia, karena ia tak lebih dari hembusan nafas. Bergantunglah kepada Allah di Sorga, yang berkuasa mengatur kehidupan ini.
Jadilah rumput yang berakar dan menyebar lebat, jangan menjadi ilalang yang rentan tercabut dan dibakar orang. Bertahanlah dalam segala keadaan sebab pengharapan hanyalah kepada Dia.
Satu-satunya cara mengatasi keadaan ini adalah dengan cara bersyukur kepada Tuhan yang masih memberikan nafas kehidupan hingga detik ini. Bersyukur pada hal-hal kecil yang tiada pernah kita pikirkan sebelumnya. Nafas, tubuh yang sehat, organ tubuh yang berjalan normal, katakan padaNya bahwa tanpa itu semua, kita tak dapat berdiri tegak.
Bersyukurlah dalam segala hal, berterimakasih dari lubuk hati kita atas cinta kasihNya. Kasih karunia yang tak dapat dibalas dengan barang duniawi,
Rohku memuji Engkau ya Allah, Selamanya ku ingin memuliakan Engkau, hingga akhir hayat di dunia ini. Amen
Comments