Ibu Tari seorang kontak dari
perusahaan korporat langganan hotel kami. Ia mengeluh karena tamunya, manager
dari kantor cabang, harus membayar tunai kamar pada waktu check-in. Sang tamu
terpaksa membayarnya, setelah ia menelpon Bu Tari berulang kali.
Dua bulan berikutnya, Bu Tari hendak
mengadakan acara distributor gathering.
Kembali kami meminta pembayaran lunas ketimbang 14 hari setelah acara
berlangsung.
Setelah kami memeriksa system
computer, tertera penjelasan ‘cash basis only.
Takmudah bagi hotel untuk merubah
status pembayaran kepada langganannya. Selain melalui diskusi kredit meeting,
juga hasil rembukan DOSM, Finance Manager serta General Manager sangat
menentukan.
Kejadian serupa kerap terjadi
hampir di setiap hotel. Alasan sederhana dari pelanggan; uang berlum cair dari
bos, belum disetujui owner, revisi invoice, lupa menaruh invoice atau memang lalai
menepati janji.
Bertumpuknya kredit yang tunda bayar
menjadi penyebab perubahan status pada sistem Komputer. Dampak terburuk, hotel
dapat menghentikan sementara aliran pemesanan kamar maupun banquet event dari Bu
Tari.
Peran Sales Marketing
Kami yang berhubungan langsung dengan
pelanggan, sungkan juga mengingatkan tagihan. Bahkan sebenarnya tidak dalam porsi
seorang sales, menagih pembayaran kamar atau banquet.
Pada proses pemakaian fasilitas
kredit pelanggan, sales person wajib mengawasi jumlah kredit yang terpakai.
Itulah sebabnya pembagian pola segmentasi berdasarkan target market di sales
marketing department akan lebih terperinci, mudah diawasi. Contoh Banking, pharmaceutical dipegang
seorang sales. Bukan berdasarkan pembagian segmentation (Corporate, Government,
Travel Agency dsb)
Urusan piutang bukan tanggung
jawab accounting semata. Setiap sales wajib mengawasi satu persatu perusahaan
berdasarkan account masing-masing. Sales leader dan credit manager dalam hal
ini berperan penting bagi lancarnya arus
pembayaran.
Tiadanya transferring dari
seorang sales ke sales berikutnya di internal sales marketing, juga tiada follow
up estafet dari pihak pelanggan akan menjadi benang kusut.
Agar sengkarut piutang terurai
rapih, ada beberapa tip untuk sales marketing:
1>
Mengenal
lebih dari 2 kontak di accounting perusahaan, penerima fasilitas kredit
Seorang staff
marketing pindah hotel ke luar kota. Menyisakan kredit hotel dari pelanggan A
sebesar Rp. 80 juta. Dalam aging list tercantum pada termin 120 hari. Ini berarti sejak
4 bulan lalu takada tindak lanjut. Saya yang baru bergabung di hotel ini, menemui
kontak di perusahaan A. Ternyata Bapak B yang kami cari, taklagi bekerja
disana.
Berbulan-bulan
masalah ini tiada terpecahkan. Kontak dari semua staff di accounting itu kami
telusuri. Akhir kisah ini, Bapak B telah mengeluarkan sejumlah uang
sebesar Rp 80 juta namun entah bagaimana
pihak hotel tidak pernah menerima pembayaran. Pelik.
2>
Selalu
menggunakan tulisan sebagai bukti
Dimanapun,
kapanpun diperlukan pegangan sebagai bukti tertulis. Jangan anggap enteng
masalah uang. Sekali kita melangkah salah, akan menanggung resiko berat.
Kisah satu pelatihan IK secara berkesinambungan di hotel Abc diadakan 2 kali dalam seminggu. Hotel Abc telah menjadi langganannya. Tetiba tagihan melambung di angka lebih dari Rp 140 juta. Lagi-lagi sayapun baru 2 hari bergabung di hotel ini. Dasarnya saling percaya, percaya hanya melalui ucapan. Bukan untung malah buntung.
Selain menyita waktu, menguras pikiran, energi juga menyulut emosi. Pemicunya yaitu atas dasar percaya. Seluruh proses transaksi yang menyangkut finansial, harus berdasarkan hitam diatas putih alias tertulis. Apapun bentuknya.
Seorang organizer kehabisan uang untuk membayar sebuah acara di hotel. Setelah manajemen menerima KTP sebagai janji, pulanglah ia kembali ke kota asalnya.
Usaha apapun agar organizer ini membayar, tidak mendatangkan hasil. Lokasi kantor yang berada di luar kota, lebih mudah mengelak untuk ditemui. Segala cara ditempuh. Masa penantianpun berakhir. Organizer menghilang, tak dapat dikontak. Sirna sudah harapan, Rp 35 juta tak terbayarkan.
Dalam berhadapan
dengan masalah pelik, diskusikan dengan sales leader untuk memutuskan. Two
heads is better than one.
Andaikan terjadi suatu masalah, dapat ditanggung bersama, tidak hanya menjadi tanggung jawab seorang.
Dilihat dari kacamata luar, tegaknya suatu perusahaan, kadang tak dapat dikenali sehat atau tidaknya. Kecuali kita terlibat didalamnya. Tahun ini perusahaan A berkantor di gedung area Mega Kuningan, tahun depan pindah alamat di kompleks perkantoran sederhana. Tahun berikutnya rumah dijadikan kantor. Never know.
Poin ini menjadi masalah penting bagi hotel. Hampir kebanyakan kita tidak menyadari bahaya lalainya sebagai penjamin hutang.
Setiap sales
wajib mengikuti kredit meeting secara teratur. Mengerti satu persatu proses langkah
pembayaran setiap pelanggan. Beri tanda pada tabel aging (jatuh tempo),
pelanggan yang menjadi pusat perhatian agar tidak melompat pada kolom 60, 90,
120 hari dst.
Periksa pembayaran
group/event/meeting pelanggan hingga lunas. Mengawasi bukan menagih hutang.
Penagihan tetap dilakukan Accounting. Bila jumlah piutang berbulan-bulan tak
beranjak, sales harus membantu secara ‘friendly reminder.
Dalam tahap ini, bila telah mendapat tekanan manajemen, sila temui pelanggan dan tanyakan penyebab tiada pembayaran.
Khusus kepada sales leader yang baru saja bergabung dengan satu hotel. Mintakan print out list aging, untuk memeriksa daftar pelanggan wanprestasi.
Apabila terdapat tunda bayar dari perusahaan selama lebih dari 2 bulan atau jika tak terbayar, berikan keterangan seperlunya. Simpan dokumen tersebut. Kita akan membukanya kembali di hari-hari terakhir saat mengundurkan diri, jika muncul masalah.
Bagi marketing team, saat seorang sales mengundurkan diri, semestinya turut terlibat membantu penyelesaian kredit pelanggannya, khusus untuk jatuh tempo lebih dari 60 hari.
Dimanapun ia
berada kelak, masih dalam tanggung jawabnya hingga tuntas terbayar.
Caranya? Dengan membuat
pernyataan tertulis. What to do.
Hotel yang sehat, meminimize piutang
pada aging lebih dari 60 days. Seluruh transaksi jelas alurnya. Pelanggan
membayar tepat waktu. Sales marketing mengawasi alur pembayaran dengan cermat.
Accounting bekerja dengan rapih, akurat, tidak lemot.
Pelanggan pasti mematuhi aturan
hotel apabila kitapun tunduk patuh terhadap peraturan manajemen hotel. Bagi
sales team pakai cara terbaik, anggun dan elegan. Tidak memohon, takpula
bersikap arogan.
Kaitannya dengan urusan kredit di
perhotelan, Credit Manager memiliki wadah dalam HCMAI (Hotel Credit Manager Association
Indonesia). Asosiasi ini tempat bertukar pikiran dan informasi terbaru untuk
para Credit Manager termasuk info pelanggan yang wanprestasi, slow payer, juga pelanggan berstatus black
list.
Mulai sekarang, mari kita bekerja lebih rapih dan teratur. Ingat
Garbage
in, garbage out.
Salam hospitality.
*Artikel ini menjadi Artikel Pilihan di Kompasiana.com
Comments