Terjangan Virus Mutasi

3M:Memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak 

(ilustrasi CelestineP)
 

Kita semua sudah paham mengapa pemerintah tidak mengunci gerbang kota ketika pandemi mulai. Masyarakat masih hilir mudik meski PSBB diberlakukan di Jakarta. Pekerja kantoran masih bekerja 3 hari seminggu.

Sementara Singapore, Malaysia, Australia saat itu sudah lock down. Pemerintah menerapkan aturan dengan cara sebijak mungkin. Alasannya masuk akal, kebutuhan pokok rakyat mesti diutamakan.

Kondisi belum mereda akibat virus covid 19 (Corona Virus Disease), menghadang virus mutasi SARS-Cov-2  yang lebih dasyat. Tentang virus mutasi, anda dapat lihat di sini.

Ketakutan sikap yang manusiawi

Pak Endi, penjaga sekolah dasar di area Bintaro tetiba mesti istirahat dari pekerjaannya. Padahal sehari-hari ia mendapat bayaran parkir mobil di halaman sekolah. Lumayan, setiap hari mengantongi sekitar Rp 100.000 hingga Rp 125.000.

Istrinya membuat penganan gorengan bakwan, tempe goreng, lemper sebagai jajanan anak-anak sekolah. Karena anak sekolah belajar di rumah,  jualanpun terhenti.

Beberapa hari setelah itu, istri Pak Endi memindahkan area dagang ke tempat agak ramai dari pengunjung yaitu pasar  tradisional. Bangun lebih pagi agar mendapat tempat di pasar, walau sempit. Pukul 05:00 ia sudah siap berjualan.

Ketika ditanya apakah ia takut kena virus, jawabnya “sebenarnya takut bu tapi kami harus makan”

Jika anda tanya, apakah saya takut terhadap virus mutasi? Sejujurnya kuatir. Dua rekan kerja telah berpulang, rekan kerja dari WAG telah wafat termasuk klien yang saya kenali terinfeksi.

Besan lelaki di Sao Paulo, Juni lalu merasakan batuk-batuk, demam serta flu. Ia menelpon putraku untuk menemani ke rumah sakit. Karena mobil ambulan penuh, mereka mengantarnya ke rumah sakit beserta besan perempuan.

Setelah 2 hari menginap di rumah sakit ia berpulang. Istri dan kedua anaknya sangat sedih sebab pemakaman dilakukan berdampingan dengan jenasah lain dalam satu area besar. Ia takdapat mengenali dimana kubur suaminya. Saya menguatkan hatinya, agar bertawakal.

Ia tidak terdeteksi terkena virus, namun alasan wabah yang membuat jenasah dimakamkan bersama-sama. Sedih. Itu terjadi bulan Juni 2019, saat korban covid bertumbangan di Brazil. Minhas mais profundas condolencias.

Peluang yang hilang

Bulan November lalu saya bersiap menandatangani satu kontrak kerja di Kalimantan. Kontrak terpaksa tertunda dengan alasan perusahaan tidak ingin menanggung resiko kepindahan pekerja dari luar kota. Terlebih saya menetap di Jakarta sejak masa pagebluk.

Tampaknya terlalu hiperbola, tetapi itulah yang terjadi. Ketibaan penumpang pesawat dari luar negri pada tanggal 31 Desember membuat hotel-hotel di Jakarta sibuk. Kedatangan 1500 hingga 2000 penumpang mengharuskan karantina 5 hari di hotel.

Seorang warga Singapore tiba di bandara. Ia tidak paham jika ketibaannya mengharuskan karantina 5 hari sedangkan ia hanya berencana 4 hari tinggal di Indonesia. Begitulah resiko bepergian dimasa pandemi. Penambahan biaya  mesti diperhitungkan dua kali lipat.

Mencegah lebih baik daripada tumbang

Di hotel, seluruh karyawan menyikapinya lebih ekstra hati-hati menjaga kebersihan. Desinfektan, sanitizer, masker, face shield tersedia di seluruh area hotel.

Hotelier sedang beradaptasi dengan kondisi baru.  Bagian housekeeping benar-benar berfungsi sebagai  main core position, teliti membersihkan setiap kamar, area lobi, guest lift, eskalator.

Agar hotel percaya diri, pemerintah mengeluarkan sertifikasi Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability, CHSE sebagai jaminan telah melaksanakan protokol kesehatan.

Virus mutasi mengharuskan setiap individu:

(*) Memperhatikan kebersihan diri sendiri terlebih dahulu

(*) Peduli, saling mengingatkan 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak

(*) Waspada namun hindari membuat orang lain tersinggung

 

Secara pribadi, berikut yang harus diperhatikan

(*) Menjaga kesehatan: makan teratur, berolahraga teratur

(*) Siap sedia akan kebutuhan masker, sanitizer

(*) Tidak usah keluar rumah jika tidak mendesak: ke mall, restoran,

(*) Tundalah urusan melancong dan kesenangan bepergian

(*) Rajin beribadah

 

Secara ilmiah, virus mutasi telah banyak ditulis oleh media. Tulisan sederhana ini anggap saja sebagai pengingat agar selalu menerapkan kebersihan dengan sikap 3M.

 

Ayo, jagalah kesehatan.

Comments